5 Perbedaan Telat Haid Biasa dan Hamil, Perhatikan Gejala Khasnya
Telat haid bisa dipengaruhi oleh hormon dan kehamilan.
Telat haid bisa dipengaruhi oleh hormon dan kehamilan.
5 Perbedaan Telat Haid Biasa dan Hamil, Perhatikan Gejala Khasnya
Telat haid merupakan kondisi umum yang sering dialami oleh banyak perempuan. Secara umum, terlambatnya siklus haid bisa dipengaruhi oleh kondisi kehamilan. Di mana seorang wanita yang positif hamil maka secara alami siklus menstruasinya berhenti sementara.
Meski begitu, tidak semua kondisi telat haid karena hamil. Dalam hal ini, terdapat beberapa perbedaan telat haid biasa dan hamil yang perlu diperhatikan, yaitu melalui beberapa gejala khas. Berikut, kami merangkum perbedaan telat haid biasa dan hamil, penyebab, dan cara mengatasinya, bisa disimak.
-
Darah haid dan hamil, apa bedanya? Perbedaan antara darah haid dan darah hamil dapat dilihat dari beberapa aspek, termasuk warna, jumlah, durasi, dan gejala yang menyertainya.
-
Bagaimana darah haid dan hamil berbeda? Darah Haid: Bergumpal karena bercampur dengan lapisan dinding rahim yang terlepas. Darah Hamil: Tidak bergumpal, tetesan darah yang keluar tidak konsisten.
-
Apa tanda kehamilan selain telat haid? Meskipun keterlambatan menstruasi dapat menjadi indikasi kehamilan, terdapat beberapa perbedaan yang dapat Anda amati untuk membedakan antara keterlambatan menstruasi biasa dan kehamilan awal.
-
Kapan haid dianggap telat? Jika haid telah melebihi rentang waktu tersebut, kondisi ini biasanya akan disebut dengan telat haid.
-
Apa tanda lainnya selain ciri haid? Selain ciri haid menjelang menopause, terdapat beberapa tanda menopause lainnya yang tak kalah penting untuk diperhatikan, sebagai berikut: Masalah pada Saluran Kemih: Menopause dapat menyebabkan melemahnya jaringan di sekitar kandung kemih, yang berakibat pada masalah seperti sering buang air kecil, sulit menahan kencing, atau bahkan infeksi saluran kemih yang lebih sering.
-
Mengapa telat haid bisa mengkhawatirkan? Telat haid bisa menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan sebab berhubungan dengan beberapa gangguan kesehatan.
Perbedaan Telat Haid Biasa dan Hamil
Pertama, akan dijelaskan perbedaan telat haid biasa dan hami, yaitu sebagai berikut:
1. Kekentalan Lendir Serviks:
Ketika mengalami telat haid biasa, kekentalan lendir serviks akan berubah. Pada awal menstruasi yang normal, lendir serviks biasanya cukup kental dan berwarna putih atau keruh.
Namun, ketika mengalami telat haid, lendir serviks akan berubah menjadi lebih tipis dan berair.
Sementara itu, saat hamil, lendir serviks akan mengalami perubahan lebih lengkap. Lendir serviks menjadi lebih tebal dan lengket seperti tekstur putih telur mentah. Ini bertujuan untuk membantu sperma mencapai sel telur yang telah dilepaskan.
2. Terjadinya Nyeri pada Perut:
Ketika mengalami telat haid biasa, terkadang dapat muncul nyeri ringan di perut bagian bawah. Nyeri ini juga bisa dirasakan sebagai kram perut sebelum menstruasi dimulai.
Sementara itu, saat hamil, nyeri di perut dapat terjadi karena perubahan yang terjadi pada tubuh. Peningkatan aliran darah ke rahim dan pertumbuhan janin dapat menyebabkan nyeri tarikan di perut.
3. Nyeri dan Perubahan Puting Payudara:
Pada telat haid biasa, beberapa wanita mengalami nyeri dan perubahan pada puting payudara menjelang menstruasi. Puting payudara bisa menjadi lebih sensitif dan bengkak.
Saat hamil, perubahan pada puting payudara juga terjadi. Biasanya, puting payudara akan menjadi lebih sensitif, menggeliat, dan ukurannya dapat bertambah besar. Selain itu, puting payudara juga dapat mengeluarkan zat kolostrum, yang merupakan cairan awal untuk menyusui bayi.
4. Intensitas Buang Air Kecil:
Pada telat haid biasa, intensitas buang air kecil mungkin tetap sama seperti biasanya, tanpa ada perubahan yang signifikan.
Namun, saat hamil, intensitas buang air kecil dapat meningkat. Hal ini disebabkan oleh peningkatan volume darah dan tekanan pada kandung kemih yang disebabkan oleh perkembangan janin.
5. Suhu Basal Tubuh yang Meningkat:
Telat haid biasa tidak memengaruhi suhu basal tubuh. Secara umum, suhu basal tubuh cenderung stabil sebelum menstruasi.
Sedangkan saat hamil, suhu basal tubuh akan tetap tinggi setelah ovulasi. Ini dapat menjadi tanda bahwa tubuh sedang mempertahankan kehamilan, karena suhu basal tubuh yang tinggi mengindikasikan tingkat hormon progesteron yang tinggi.
Berapa Lama Telat Haid Hamil?
Setelah mengetahui perbedaan telat haid biasa dan hamil, berikutnya dijelaskan lama waktunya.
Telat haid dapat menjadi indikator awal kehamilan bagi sebagian besar wanita. Durasi normal siklus haid adalah sekitar 28 hari, namun dapat berbeda-beda untuk setiap individu. Apabila seorang wanita mengalami keterlambatan haid lebih dari 7 hari dari siklus menstruasi, sebagai tanda awal kehamilan.
Namun, banyak faktor lain yang dapat memengaruhi lamanya keterlambatan haid. Jika seseorang mengalami keterlambatan haid yang mencurigakan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.
Penyebab Telat Haid
Setelah mengetahui perbedaan telat haid biasa dan hamil, selanjutnya dijelaskan faktor penyebabnya.
Penyebab telat haid bisa dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Berikut adalah beberapa penyebab umum telat haid yang perlu diperhatikan:
1. Stres:
Stres merupakan penyebab umum terlambat haid pada wanita. Tingkat stres yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang mengatur siklus menstruasi. Akibatnya, siklus menstruasi bisa menjadi tidak teratur atau bahkan terhenti sementara.
Ketidakseimbangan berat badan juga dapat memengaruhi siklus haid. Baik kelebihan maupun kekurangan berat badan dapat menyebabkan gangguan hormonal, yang berpotensi mengakibatkan haid terlambat.
3. Faktor gaya hidup:
Gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang tidak seimbang, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan kurangnya olahraga, dapat memengaruhi menstruasi. Faktor-faktor ini bisa mengakibatkan ketidakseimbangan hormon dalam tubuh dan menyebabkan terlambat datangnya haid.
Beberapa kondisi medis seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan tiroid, diabetes, dan penyakit reproduksi lainnya dapat menyebabkan haid terlambat. Kondisi ini memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, yang berdampak pada siklus menstruasi.
5. Ibu menyusui:
Wanita yang sedang menyusui atau baru melahirkan juga dapat mengalami keterlambatan menstruasi. Pada periode ini, produksi hormon prolaktin yang berperan dalam produksi ASI (Air Susu Ibu) meningkat, yang dapat menghambat timbulnya siklus menstruasi.
Cara Mengatasi Telat Haid
Setelah mengetahui perbedaan telat haid biasa dan hamil, terakhir dijelaskan cara mengatasinya.
Terlambat haid karena faktor hormonal dan bukan karena hamil, bisa diatasi dengan penerapan pola hidup sehat. Berikut cara mengatasi telat haid yang bisa dilakukan:
1. Tidur yang cukup:
Kekurangan tidur dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. Pastikan Anda tidur cukup setiap malamnya, yaitu sekitar 7-8 jam untuk menjaga fungsi normal hormon tubuh.
2. Hindari stres berlebihan:
Stres dapat mengganggu siklus menstruasi. Carilah cara untuk mengelola stres, seperti dengan bermeditasi, melakukan olahraga, atau menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga.
3. Ganti alat kontrasepsi:
Beberapa alat kontrasepsi, seperti pil KB atau IUD, dapat memengaruhi siklus menstruasi. Jika Anda baru saja mengganti atau menggunakan alat kontrasepsi, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah ada hubungannya dengan telat haid.
4. Pola hidup sehat:
Mengadopsi pola hidup sehat dapat membantu menjaga keseimbangan hormon tubuh. Pastikan Anda mengonsumsi makanan bergizi, cukup minum air, dan rutin berolahraga.
5. Jaga berat badan:
Penurunan atau peningkatan berat badan yang drastis dapat memengaruhi hormon yang bertanggung jawab atas menstruasi. Jaga berat badan Anda dalam rentang yang sehat dengan menjaga pola makan seimbang dan aktif secara fisik.