Dieng Culture Festival Diharap Bisa Jadi Agenda Internasional, Begini Strateginya
Merdeka.com - Dieng Culture Festival merupakan salah satu festival terkenal di Jateng yang ditunggu-tunggu masyarakat setiap tahunnya. Biasanya festival itu diadakan pada Bulan Agustus atau September. Festival itu mampu menyedot wisatawan untuk datang ke Dieng.
Tak hanya wisatawan lokal, potensi wisata dari festival itu ternyata juga bagus untuk ditawarkan pada dunia internasional. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjanergara Agung Yusianto. Dia mengatakan, ke depan Dieng Culture Festival dapat menjadi agenda wisata bertaraf internasional.
“Setelah situasinya normal, kami berupaya untuk saatnya nanti bisa naik kelas menjadi event internasional,” kata Agung dikutip dari ANTARA pada Sabtu (27/8).
-
Kapan Dieng Culture Festival akan diselenggarakan? Dieng Culture Festival rencananya akan digelar akhir Agustus tahun ini.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama wisata Dieng? Dieng merupakan daerah yang sering dijuluki sebagai Negeri Atas Awan. Hal ini dikarenakan banyaknya pemandangan indah yang bisa dinikmati oleh wisatawan di wilayah tersebut.
-
Apa yang membuat Dieng terkenal? Dieng terkenal karena keindahan alamnya yang memukau.
-
Mengapa Desa Wisata Danau Diateh menarik untuk dikunjungi? Indonesia memiliki poteni wisata yang begitu besar, tak terkecuali desa-desa di sekitar objek wisata juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
-
Mengapa Festival Kedawung Ngesti Luhung diadakan? “Festival ini merupakan salah satu bentuk dan upaya kami melestarikan budaya Cirebon, agar anak-anak mengetahui budaya apa saja yang ada di daerahnya,“ terang Imron yang hadir di lokasi, Rabu (28/6).
-
Dimana Dieng berada? Pada 22 April lalu, dataran tinggi Dieng dipilih menjadi tempat peringatan Hari Bumi tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Lalu strategi apa saja yang dilakukan Pemkab Banjarnegara untuk mengangkat potensi wisata Dieng di mata dunia? Berikut selengkapnya:
Upaya Menggali Tradisi
©YouTube/Dieng Pandawa
Tahun ini, Dieng Culture Festival (DFC) akan digelar pada tanggal 2-4 September 2022 di Kompleks Candi Arjuna, Banjarnegara. Pagelaran ini akan menjadi kali ke-13 sejak diadakan pertama kali.
Menurut Agung, pagelaran DFC XIII ini merupakan upaya dari menggali tradisi terkait dengan prosesi pencukuran anak-anak berambut gimbal di Desa Dieng Kulon, Banjarnegara.
Ia mengaku bersyukur karena tradisi itu mampu dikemas sebagai agenda wisata tahunan berkat kolaborasi dan sinergi antara Desa Dieng Kulon dan Dinparbud Kabupaten Banjarnegara. Bahkan saat pandemi COVID-19, pagelaran DFC XI dan DFC XII tetap digelar meski secara virtual sehingga tidak vakum.
Masih Banyak yang Harus Disiapkan
©2013 Merdeka.com/Chandra Uwin
Agung mengakui masih banyak hal-hal yang harus dipersiapkan jika DFC menjadi agenda wisata bertaraf internasional. Hal ini dikarenakan standar kebutuhan wisatawan mancanegara berbeda dengan wisatawan lokal.
Salah satu yang harus dipersiapkan dengan matang adalah aksesibilitas khususnya akses jalan menuju Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng.
“Kami berharap semoga ini bisa terwujud. Kementerian PUPR sangat memberikan perhatian. Dalam hal ini, Pak Menteri PUPR, Pak Basuki sudah hadir melihat langsung Dieng beberapa waktu lalu,” kata Agung.
Susunan Acara Diubah
©2013 Merdeka.com/Chandra Uwin
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon, Alif Faozi mengatakan, dalam perhelatan DFC XIII kali ini, pihaknya melakukan sejumlah perubahan rangkaian acara. Salah satunya proses ruwatan atau pencukuran anak berambut gimbal yang biasanya diadakan di hari ketiga, diubah menjadi hari kedua.
Selain itu, banyak rangkaian acara lain yang pelaksanaannya digeser dengan harapan wisatawan bisa benar-benar maksimal saat berada di Dieng.
“Karena kami berpikir pada dampak ganda yang diharapkan dari kunjungan wisatawan seandainya mereka bisa menginap full dua malam. Maka perputaran ekonomi masyarakat bisa bangkut,” kata Alif.
Kerja Sama dengan Bank Indonesia
©YouTube/Dieng Pandawa
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Rony Hartawan mengaku pihaknya memberi dukungan terhadap pelaksanaan DFC XIII karena kegiatan itu merupakan bagian dari konteks gotong royong yang konkret di lapangan.
“BI bisa saja buat acara. Tapi buat apa kalau menghabiskan banyak energi namun hasilnya tidak optimal,” kata Rony.
Menurutnya, BI lebih baik kerja sama dan gotong royong dengan Pokdarwis Dieng Pandawa yang sudah punya acara rutin seperti Dieng Culture Festival yang telah masuk Kharisma Event Nasional (KEN). Bahkan pihaknya menargetkan pergelaran DFC XIII yang akan digelar tahun depan bisa menjadi kegiatan internasional. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Acara dibalut dengan pentas budaya khas Bumi Blambangan itu melahirkan spirit memajukan daerah kelahiran..
Baca SelengkapnyaJangan lewatkan keseruan acara-acara di Jawa Timur pada September mendatang.
Baca SelengkapnyaParade fesyen kontemporer Banyuwangi Etno Carnival (BEC) 2024 kembali digelar dengan spektakuler.
Baca SelengkapnyaBanyuwangi menjadi tuan rumah pelaksanaan pre-event Geotourism Festival.
Baca SelengkapnyaSandiaga menyebut BEC sebagai contoh event bagi daerah-daerah penyelenggara kalender pariwisata Kharisma Event Nusantara.
Baca SelengkapnyaB-TIFF 2024 digelar mulai Sabtu-Rabu, 20-24 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaMemasuki Bulan Juli ini, Banyuwangi Festival menghadirkan 12 event menarik.
Baca SelengkapnyaBEC 2023 mengusung tema The Magic of Ijen Geopark.
Baca SelengkapnyaITdBI menjadi salah satu dari 79 event kalender event Banyuwangi Festival (B-Fest) 2024.
Baca SelengkapnyaMelalui Festival Indonesia diharapkan masyarakat Korea akan semakin mengenal Indonesia.
Baca SelengkapnyaFestival Gunung Watu Pecah ialah cara untuk merawat kesenian dan budaya lokal masyarakat di sekitar Kaki Gunung Watu Pecah.
Baca SelengkapnyaBCC menjadi momen penting mengenalkan kota berjuluk Kota Taman itu ke publik secara lebih luas.
Baca Selengkapnya