Jersey Ludes dalam 2 Menit! Ini Kisah di Balik Kolaborasi CRSL dengan PSS Sleman
Sepak bola dan fashion mungkin tampak seperti dua dunia yang berbeda, tetapi bagi CRSL dan PSS Sleman, keduanya bisa berjalan beriringan

Sepak bola dan fashion mungkin tampak seperti dua dunia yang berbeda, tetapi bagi CRSL dan PSS Sleman, keduanya bisa berjalan beriringan. Sebagai brand yang dikenal dengan desain cute dan colorful, CRSL tak pernah menyangka akan berkolaborasi dengan klub kebanggaan Sleman ini.
Muhammad Hidayat Rifai (32), selaku sosok pendiri CRSL menceritakan kolaborasi ciamik CRSL x PSS Sleman. Kolaborasi ini bermula dari sebuah percakapan sederhana. CRSL dan PSS dipertemukan oleh rekanan yang biasa menangani sponsorship. Dari obrolan awal, muncul ide untuk menghidupkan kembali PSS Store dengan pendekatan berbeda.
"Awalnya, lebih ke kebetulan ada network dari pihak PSS sendiri. Rekanan atau partner yang biasa ngurus sponsorship. Kebetulan orang yang sama juga bantu-bantu di CRSL Concert. Dari situ, obrolan awalnya lebih ke gimana caranya bisa hidupin PSS Store lagi," ungkap Dayat saat ditemui merdeka.com pada Selasa (11/3/2025).
Melihat rekam jejak CRSL, pihak PSS tertarik untuk menggandeng brand ini. "Mereka lihat secara sales merchandise kita cukup oke, akhirnya kontak saya, terus kita ketemu dan berkolaborasi," tambahnya.
Kolaborasi ini akhirnya melahirkan sesuatu yang lebih dari sekadar merchandise. CRSL dan PSS menciptakan identitas baru bagi suporter PSS, baik di dalam stadion maupun di luar lapangan dan hasilnya, langsung disambut antusias oleh para Sleman Fans.
Perpaduan Sepak Bola dan Fashion Lifestyle

CRSL memiliki karakter unik yang membedakannya dari brand lain. Dengan identitas yang fun dan colorful, Dayat melihat peluang untuk memperkenalkan CRSL ke pasar yang lebih luas, termasuk di dunia sepak bola yang selama ini identik dengan maskulinitas.
“Sepak bola itu kan identik dengan cowok yang keras dan sebagainya, nah CRSL secara brand punya karakter yang cute, colorful, fun. Jadi kita coba close market di situ,” jelasnya.
Salah satu produk unggulan dalam kolaborasi ini adalah jersey edisi spesial yang menggabungkan elemen-elemen ikonik PSS dengan sentuhan desain khas CRSL. Namun, lebih dari sekadar merchandise, kolaborasi ini juga menjadi ajang untuk memperluas jangkauan brand.
“Target marketnya CRSL itu usia 18-30 tahun ke atas, dan 70 persen konsumennya adalah perempuan. Mungkin kalau dari PSS Sleman kebalikannya. Nah, di sini kita coba crossing,” ujar Dayat.
Sejak awal, CRSL memang dirancang sebagai brand unisex. Namun, stigma bahwa desainnya lebih cocok untuk perempuan perlahan mulai berubah. Melalui kolaborasi dengan PSS, CRSL ingin menunjukkan bahwa karakter fun dan colorful juga bisa diterima oleh pasar yang lebih luas, termasuk mereka yang berjiwa keras dan lebih dewasa.
“Awalnya memang CRSL dikenal dengan karakter lucu dan cute, tapi pelan-pelan kita ingin membuktikan kalau brand ini juga bisa diterima oleh orang-orang yang lebih dewasa. Ini momentum buat mengubah persepsi itu, bahwa CRSL bukan cuma untuk perempuan atau anak muda di bawah 20 tahun, tapi juga cocok buat semua kalangan,” pungkasnya.
Jersey Habis dalam 2 Menit

Salah satu pencapaian terbesar dari kolaborasi ini adalah keberhasilan produk mereka di pasaran. Jersey kolaborasi CRSL x PSS yang dijual dengan harga Rp 349.000 ini langsung habis dalam waktu hanya dua menit setelah diluncurkan.
"Jerseynya stok sekitar 500 dan habis dalam waktu 2 menit," kata Dayat.
Tak hanya jersey, produk lain seperti jaket juga mengalami sold out. Penjualan dilakukan secara online melalui web CRSL dan Shopee PSS Store sebagai bagian dari strategi untuk menghidupkan kembali official store klub.
Jersey yang rilis pada 30 November 2024 ini hadir dengan dua pilihan warna, Yellow dan Forest Green. Sentuhan unik terlihat pada kerah dan lengan jersey yang dihiasi pola dari kelima karakter CRSL yang bernama Choco (beruang), Popo (panda), Pigko (babi), Odin (dinosaurus), dan Chilo (kucing) serta Falco (elang) karakter khas PSS.
Selain itu, warna hijau-kuning dan patch label pada jersey ini menjadi simbol kolaborasi antara CRSL dan PSS Sleman. Di bagian depan jersey tertera tulisan “Sempre Sleman, Per Noi”, yang menambah kesan eksklusif.
Dayat menjelaskan bahwa frasa ini berasal dari pihak PSS. "Sebenarnya itu lebih dari pihak PSS. Kalau nggak salah, artinya PSS selamanya, identik dengan bahasa Italia," ujarnya.
Penggunaan bahasa Italia sendiri sudah menjadi ciri khas suporter PSS, terutama Brigata Curva Sud (BCS), yang banyak mengadopsi budaya ultras Eropa dalam yel-yel dan atribut mereka.
Salah satu pembeli yang ikut berburu jersey ini adalah Husain (37), seorang kolektor jersey PSS Sleman. Ia selalu tertarik dengan desain dan konsep yang ditawarkan, terutama ketika PSS berkolaborasi dengan berbagai merek.
"Saya tertarik karena pengen koleksi jersey PSS Sleman maupun kolaborasi. Dari desain menarik dan disiapkan dengan proper," ujarnya.
Saat ini, Husain sudah memiliki sekitar 10-15 jersey dalam koleksinya.Baginya, setiap jersey bukan sekadar atribut, tetapi juga bagian dari perjalanan mendukung tim kebanggaannya. Keunikan desain dan eksklusivitasnya menjadikan setiap jersey koleksi yang patut diburu oleh para penggemar.
Proses Kreatif Kolaborasi
Dalam proses kreatifnya, CRSL dan PSS saling bertukar konsep untuk menghasilkan desain terbaik.
"Jersey misal, kita bikin artwork lucu-lucu, lalu secara mentah kita kirim ke pihak jerseynya. Mereka yang kemudian memplotting ke desain akhir, begitu juga sebaliknya, dari PSS menentukan color palette, celana, dan elemen lainnya. Kita saling lempar aja sih," jelas Dayat.
Salah satu ciri khas yang ditonjolkan dalam desain adalah maskot PSS, Falco (elang jawa) yang diberi sentuhan khas CRSL. "PSS sendiri kan identik dengan Falco (elang jawa). Kita bikin Falco dengan artwork kita, style CRSL," tambahnya.
Lebih dari sekadar apparel suporter, CRSL membawa pendekatan fashion lifestyle ke dalam kolaborasi ini. Dengan menggabungkan unsur sepak bola dan tren streetwear yang sedang berkembang, mereka ingin menciptakan produk yang bisa digunakan dalam berbagai kesempatan.
"Filosofinya lebih karena lagi ngetren fashion block core. Jadi, kita coba mengkombinasikan kalau sepak bola itu bisa dibuat lifestyle. Enggak cuma buat berpakaian di stadion, tapi buat nongkrong, buat daily juga masuk," tutupnya.
Menyatukan Loyalitas, Passion dan Fashion

Dengan mengusung nilai Loyalty, Passion & Fashion, kolaborasi ini membuktikan bahwa sepak bola bukan hanya sekadar permainan di lapangan, tetapi juga bagian dari gaya hidup. CRSL dan PSS Sleman menghadirkan lebih dari sekadar merchandise, mereka menciptakan identitas baru bagi suporter dalam berpakaian dan mengekspresikan kecintaan mereka terhadap klub.
"Key messages yang kita pengen angkat sebenernya loyalty, fashion, passion. Karena loyalitas orang sepak bola itu terus mendarah daging, kayak PSS. Nah, kita juga angkat ke fashion-nya. Itu bisa kita gambarkan dari cara mereka berpakaian ke stadion, dan sebagainya," jelas Dayat.
Bagi banyak orang, PSS bukan sekadar klub, melainkan bagian dari perjalanan hidup mereka Dari masa kecil hingga dewasa, kecintaan terhadap klub tetap melekat.
"Dari ceritanya, anak-anak sampai tua masih PSS. Terus yang dari tua pun, secara pakaiannya, fashion-nya juga mengikuti perkembangan zaman," tambahnya.
Kolaborasi ini pun membuktikan bahwa sepak bola dan fashion bisa berjalan beriringan, menciptakan tren baru, serta memperluas makna dukungan terhadap klub kebanggaan kota. Dengan penjualan yang luar biasa dan antusiasme tinggi dari para suporter, kolaborasi CRSL x PSS Sleman ini bisa jadi baru permulaan dari banyak proyek besar di masa depan.
Siap-siap Launching Batch 2
Kolaborasi antara CRSL dan PSS Sleman belum berhenti di sini. Setelah sukses dengan batch pertama, mereka berencana merilis batch kedua pada April mendatang dengan tambahan dua desain baru.
"Ini terakhir April ada batch 2, ada penambahan dua desain lagi. Batch terakhir. Setelah itu, belum tahu ada lagi atau enggak. Mungkin ke depan bisa ada, dengan desain dan konsep yang berbeda," ujar Dayat.
Meskipun belum ada kepastian mengenai kelanjutan proyek ini, antusiasme suporter yang begitu tinggi membuka peluang untuk kolaborasi lainnya di masa depan.
Pengaruh Loyalitas Supporter pada Klub terhadap Pembelian Merchandise Orisinal
Merchandise telah menjadi salah satu sumber pendapatan utama dalam industri olahraga global. Menurut Coombs & Harker (2022) dalam buku Strategic Sport Communication, Traditional and Transmedia Strategies for a Global Sports Market, perilaku konsumen dalam olahraga berbeda dari industri lainnya.
Pembelian merchandise tidak sekadar transaksi ekonomi, tetapi juga bentuk ekspresi loyalitas, identitas sosial, dan kebanggaan suporter terhadap tim yang mereka dukung. Banyak penggemar mengenakan pakaian berlogo klub favoritnya sebagai bentuk solidaritas dan dukungan, bahkan sering kali membeli merchandise sebagai hadiah bagi sesama penggemar.
Loyalitas suporter pun berperan besar dalam keputusan mereka membeli merchandise resmi. Penelitian Asma’ul Khomsiyah (2021) menunjukkan bahwa semakin tinggi fanatisme terhadap klub, semakin besar kemungkinan mereka membeli produk orisinal sebagai bentuk dukungan nyata.
Wymer & Rundle-Thiele (2016) bahkan menegaskan bahwa suporter yang setia cenderung secara sukarela membeli merchandise klub, menjadikannya salah satu sumber pendapatan utama dalam industri sepak bola.
Hal ini menunjukkan bahwa loyalitas bukan hanya sebatas dukungan di tribun, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap keberlanjutan finansial klub melalui penjualan merchandise.
BRI dan Perputaran Ekonomi di Liga 1
Sebagai sponsor utama BRI Liga 1 selama empat musim berturut-turut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tidak hanya berperan dalam mendukung keberlangsungan kompetisi, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi ekosistem sepak bola nasional.
Dilansir dari bri.co.id, menurut riset terbaru BRI Research Institute (Juli 2024), penyelenggaraan BRI Liga 1 diproyeksikan menciptakan perputaran uang sebesar Rp10,42 triliun, dengan kontribusi terhadap PDB mencapai Rp5,93 triliun serta penciptaan kesempatan kerja bagi sekitar 45 ribu orang.
Dampak ekonomi ini tidak hanya dirasakan oleh klub-klub peserta dan industri olahraga, tetapi juga sektor bisnis yang berkembang di sekitar sepak bola, termasuk industri merchandise. Salah satu contohnya adalah kolaborasi antara CRSL dan PSS Sleman, yang berhasil menghadirkan jersey edisi spesial yang langsung habis dalam waktu dua menit setelah peluncuran. Kolaborasi ini bukan sekadar menghadirkan produk apik, tetapi juga menjadi bagian dari perputaran ekonomi yang semakin dinamis di industri sepak bola Indonesia.
“Kompetisi BRI Liga 1 musim 2024-2025 kami proyeksikan juga akan memberikan dampak positif secara ekonomi bagi stakeholder, terutama untuk menghidupkan mata rantai ekonomi kerakyatan dan meningkatkan pendapatan pelaku UMKM,” ujar Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto dikutip dari bri.co.id.
Hal ini selaras dengan strategi pemasaran klub dan brand yang memanfaatkan momentum Liga 1 untuk memperkuat engagement dengan suporter melalui merchandise resmi.Dengan dukungan finansial dari BRI, klub memiliki lebih banyak ruang untuk mengembangkan strategi bisnis, termasuk menggandeng brand yang menarik untuk menciptakan merchandise eksklusif, yang bukan hanya meningkatkan pendapatan klub, tetapi juga memperkuat identitas suporter.
Kolaborasi PSS Sleman dan CRSL menjadi salah satu bukti bagaimana sepak bola dan industri kreatif bisa berjalan beriringan, sejalan dengan visi BRI dalam menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas melalui sepak bola.
BRI tidak hanya menjadi sponsor kompetisi, tetapi juga aktor utama dalam membangun ekosistem sepak bola yang lebih profesional dan berkelanjutan. Dengan terus berkembangnya industri sepak bola Indonesia, kolaborasi antara klub dan brand fashion seperti yang dilakukan PSS Sleman dan CRSL diprediksi akan semakin banyak bermunculan, menciptakan peluang ekonomi baru yang berkontribusi pada kemajuan industri olahraga di tanah air.