Masih Minim Dukungan Pemerintah, Ini Kisah Desa di Klaten Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Matahari bagi Warganya
Selama ini, pengembangan PLTS di Desa Nanggulan dilakukan menggunakan dana desa.
Selama ini, pengembangan PLTS di Desa Nanggulan dilakukan menggunakan dana desa.
Masih Minim Dukungan Pemerintah, Ini Kisah Desa di Klaten Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Matahari bagi Warganya
Desa Nanggulan yang berada di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten memiliki mimpi untuk menjadi desa mandiri energi. Demi mewujudkan mimpi itu kini sudah ada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tersebar di sembilan titik.
-
Mengapa program Listrik Desa diluncurkan? Keinginan itu dimulai dari Bantul pada Mei 2015, Pemerintah mencanangkan program pembangkit listrik 35.000 MW melengkapi 7.000 MW yang sudah dibuat pemerintah sebelumnya.
-
Bagaimana program Listrik Desa mencapai daerah terpencil? Program ini mendesak dilakukan karena pasokan listrik di Indonesia belum merata. Per September 2016, Indonesia baru punya pembangkit listrik dengan total daya 4.133 MW. Sementara 12.317 MW masuk masa konstruksi, dan 8.641 MW dalam penyelesaian kontrak.
-
Kenapa Desa Muara Enggelam menggunakan PLTS? Namun, mereka berhasil mengatasinya dengan memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
-
Kenapa warga Kampung proklim Sukasari menggunakan tenaga surya? 'Proklim ini juga bukan hanya sekadar pemanfaatan sampah. Tetapi, bagaimana menciptakan lingkungan yang sehat dan masyarakat yang guyub,' katanya lagi.
-
Apa saja manfaat program Listrik Desa? 'Masak masakan tidak pakai kayu lagi, tinggal colok saja,' ujar Mama Lodia. 'Anak-anak juga gampang belajar karena tidak tidur lagi jadi belajarnya bagus.'
-
Bagaimana panel surya bisa menghasilkan listrik? Proses ini menggunakan prinsip fotovoltaik, di mana cahaya matahari diubah menjadi aliran listrik yang dapat digunakan untuk menyalakan peralatan elektronik.
Kepala Desa Nanggulan, Surata, mengatakan bahwa dari sembilan titik itu, satu di antaranya berada di rumah warga tidak mampu bernama Sukarti. Sebelumnya, Sukarti yang hidup sendiri memang belum memiliki aliran listrik di rumahnya. Sementara titik PLTS yang lain berada di area persawahan.
Surata mengatakan bahwa nilai manfaat PLTS untuk penerangan rumah hanya baru dirasakan pada satu rumah saja.
Ia sebenarnya sudah mengajukan dukungan proyek PLTS ini ke Pemprov Jateng, namun hingga kini belum ada realisasi dari pihak terkait.
“Betul, dari pemprov sebenarnya sudah ada programnya. Kami juga sudah mengajukan tahun ini, tapi belum disetujui,” ujar Surata.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa selama ini pengadaan PLTS di Desa Nanggulan dilakukan melalui dana desa. Namun baginya harapan untuk menjadi desa mandiri energi akan sulit diwujudkan kalau terus menggunakan dana desa.
“Kalau kita mau maksimalkan dana desa tidak memungkinkan karena sudah diplot-plotkan,” kata Surata.
Surata menuturkan, wilayah Klaten khususnya Desa Nanggulan memiliki potensi pengembangan
PLTS.
"Kita sudah diberi matahari, energi matahari luar biasa, tinggal kita yang mengelola
sebenarnya," ungkapnya.
Ia memiliki cita-cita bisa membuat Desa Nanggulan bisa memiliki energi alternatif dari sinar
matahari yang berlimpah.
Harapannya, dengan keberlimpahan energi alternatif nanti pemanfaatannya tak haya untuk rumah-rumah warga, juga bisa untuk kegiatan usaha.
"Harapannya pemerintah lebih berkomitmen terkait energi alternatif ini, PLTS lebih masif, agar
manfaatnya lebih terasa," tuturnya.
Pemasangan PLTS di Rumah Sukarti
Pada akhir Juni 2023 lalu, pemerintah Desa Nanggulan melakukan pemasangan panel surya di rumah Sukarti, seorang lansia yang tinggal seorang diri.
Sukarti mengatakan energi dari PLTS itu bisa untuk penerangan sekitar enam lampu di
rumahnya.
"Kalau malam mau tidur ya yang nyala cuma satu lampu," ujarnya
Ketua RW 02, Hartoyo, menyebut hanya rumah Sukarti yang baru merasakan manfaat aliran
listrik dari energi panas matahari di desanya.
Ia berharap nilai kebermanfaatan energi alternatif bisa dirasakan lebih banyak warga
dengan dukungan pemerintah.
"Saya dalam hati juga berpikiran ingin pasang, tapi setelah dihitung-hitung biayanya masih
mahal," ujarnya.