Mengenal Sego Ndoreng, Kuliner Kuno ala Rakyat Jelata Khas Demak

Merdeka.com - Tiap daerah di Indonesia mempunyai kuliner khas masing-masing. Terkadang, kuliner khas itu sudah dikenal di berbagai tempat, namun tak sedikit pula yang namanya masih asing terdengar di telinga.
Di Demak, Jawa Tengah, ada sebuah kuliner yang terdengar asing bernama “Sego Ndoreng”. Walau tak banyak orang tahu, kuliner ini pernah populer pada masa lampau. Kini, kuliner itu bahkan mulai sulit ditemui di tempat asalnya.
Mbah Tianah (67), salah satu penjual Sego Ndoreng, mengaku bahwa dia sudah mengenal pembuatan kuliner itu sejak muda. Dulu, orang tua dan para pendahulunya bermata pencaharian sebagai penjual Sego Ndoreng.
Kini, di usianya yang beranjak senja, Mbah Tianah masih kuat menjual kuliner itu dengan berkeliling dari tempat satu ke tempat lain. Jerih payah itu tak sia-sia, banyak warga berdatangan untuk menikmati Sego Ndoreng buatannya.
Lalu seperti apa sejarah pembuatan kuliner tersebut? Berikut selengkapnya:
Makanan Rakyat Jelata
©2021 Liputan6.com
Di masa kejayaannya, Sego Ndoreng dikenal sebagai makanan ala rakyat jelata. Saat itu, banyak masyarakat Demak menggemari makanan ini. Kini, keberadaan makanan ini makin sulit ditemukan karena tergerus zaman. Bahkan kini para penjualnya hanyalah para ibu-ibu lansia yang memang bertekad untuk melestarikan makanan itu.
Menyikapi hal itu, anggota DPRD Demak, Tatik Soelistijani tak segan turun ke lapangan untuk mengembalikan memori rakyat Demak terhadap makanan tradisional ini. Tiap menjamu warganya, dia selalu menyuguhkan menu Sego Ndoreng.
“Sego Ndoreng itu makanannya rakyat jelata. Bahkan bahan membuatnya bisa diperoleh dengan mudah di kebun-kebun,” kata Tatik dikutip dari Liputan6.com.
Cara Membuat Sego Ndoreng
©2021 Liputan6.com
Dilansir dari Liputan6.com, Sego Ndoreng dibuat dengan bahan-bahan sayuran yang terkesan kuno. Untuk membuatnya, diperlukan sayuran seperti jantung pisang, daun ubi jalar, biji lamtoro, bunga turi, buah mlandingan muda, pucuk daun peta cina, dan daun singkong.
Bahan-bahan tersebut kemudian dicampurkan ke dalam nasi kukus. Setelah jadi, hidangan itu disiram dengan sambal kacang yang telah ditumis sebelumnya. Cara menghidangkannya pun dilakukan di atas daun pisang yang telah dibentuk kerucut yang disebut “pincuk”.
Perjuangan Mbah Lastri
©2021 Liputan6.com
Seiring waktu, eksistensi Sego Ndoreng makin terlupakan di tengah munculnya industri kuliner yang makin menggila. Walau begitu, salah satu penjaja Sego Ndoreng, Mbah Lastri terus menjajakan makanan itu dari rumah ke rumah di Desa Karangsari, Kecamatan Karangtengah, Demak. Ia pun bertekad tidak akan berhenti berjualan Sego Ndoreng karena selain sebagai mata pencaharian, ia juga ingin melestarikan budaya masa lalu.
“Saya takut kalau anak-anak muda tidak kenal Sego Ndoreng. Ngertinya malah makanan orang bule macam burger atau chicken,” kata Mbah Lasti dikutip Merdeka.com dari Liputan6.com pada Minggu (6/6). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya