Salah Satu Cendekiawan NU yang Bertemu Presiden Israel Ternyata Staf Bupati Kudus, Begini Sosoknya
Sekretaris Jenderal PBNU, Gus Saifullah Yusuf menyayangkan kunjungan lima cendekiawan mereka bertemu Presiden Israel Isaac Herzog.
Sekretaris Jenderal PBNU, Gus Saifullah Yusuf menyayangkan kunjungan lima cendekiawan mereka bertemu Presiden Israel Isaac Herzog.
Salah Satu Cendekiawan NU yang Bertemu Presiden Israel Ternyata Staf Bupati Kudus, Begini Sosoknya
Baru-baru ini, publik dikejutkan oleh foto para cendekiawan Nadlatul Ulama (NU) bersama Presiden Israel Isaac Herzog. Foto itu bikin heboh berbagai pihak di tengah invasi Israel ke Palestina.
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Israel? Masyarakat Indonesia melontarkan kecaman keras terhadap lima kader Nahdhatul Ulama (NU) yang bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
-
Siapa Presiden Mesir yang berkunjung ke Israel? Presiden Mesir Anwar Sadat tiba di Israel pada 19 November 1977, menjadikannya sebagai pemimpin negara Arab pertama yang mengunjungi negara Yahudi tersebut.
-
Siapa pendiri NU? KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh penting dibalik organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ia memprakarsai berdirinya NU pada 1926, mendapat julukan Hadratus Syekh (maha guru), sekaligus menjadi Rais Akbar NU pertama.
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Dalam lawatannya ke Jakarta, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
-
Siapa Ketua Umum PBNU pertama? Hasan Basri Sagipodin atau yang akrab disapa Hasan Gipo merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pertama.
-
Siapa yang menunjuk Utusan Khusus Presiden? Pengangkatan dan tugas pokok Utusan Khusus Presiden ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Sekretaris Jenderal PBNU, Gus Saifullah Yusuf menyayangkan kunjungan lima cendekiawan mereka bertemu Presiden Israel Isaac Herzog. Apalagi kelima orang itu mengatasnamakan pemuda Nadlatul Ulama.
“Kelima orang itu tidak mendapat mandat PBNU. Bahkan tidak pernah meminta izin pada PBNU,” kata Gus Saifullah dikutip dari Rri.co.id.
Salah satu cendekiawan NU yang bertemu Presiden Israel itu ternyata merupakan seorang Staf Bupati Kudus Munawir Aziz. Seperti apa sosoknya?
Dalam foto yang beredar di media sosial, tampak Munawir Aziz menjadi salah satu dari lima orang rombongan warga Nahdliyin yang bertemu dengan Isaac Herzog.
Kelima cendekiawan yang mendapat sorotan tajam itu adalah Zainul Maarif, Syukron Makmun, Nurul Bahrul Ulum, Izza Annafisah Dania, dan Munawir Aziz.
Munawir Aziz sendiri merupakan staf khusus Pj Bupati Kudus Hasan Chabibie. Ia juga merupakan Sekretaris Pengurus Cabang Istimewa Nadlatul Ulama United Kingdom. Selain aktif di organisasi tersebut, Munawir juga aktif di dunia penulisan.
Ia telah menulis dua karya buku berjudul: “Bapak Tionghoa Nusantara: Gus Dur, Politik Minoritas dan Strategi Kebudayaan” pada tahun 2020 dan “Melawan Antisemitisme” pada tahun yang sama.
Ia juga dipercaya sebagai staf khusus Pj Bupati Kudus di bidang Strategi dan Komunikasi. Selama ini, Munawir kerap berbagi informasi tentang agenda kerja Pj Bupati Kudus Hasan Chabibie kepada awak media yang ada di Kudus.
Berkat ilmunya dan juga aktif dalam organisasi NU, ia ditunjuk Hasan sebagai staf-nya. Bahkan sebelumnya ia sempat direkrut sebagai staf di Kantor Staf Kepresidenan (KSP). Munculnya nama Munawir yang diam-diam menemui Presiden Israel mengejutkan banyak pihak, tak terkecuali bagi kalangan wartawan yang bertugas di Kabupaten Kudus.
Saat bertemu Presiden Israel, Munawir tampak mengenakan jas hijau dan berpeci. Ia berdiri nomor tiga dari sisi kanan. Berdekatan dengan posisi duduk Isaac Herzog.
Cendekiawan NU lain yang bertemu Presiden Israel adalah Syukron Makmum. Namun informasi terkait Syukron belum bisa ditemukan.
Juga dengan sosok Nurul Bahrul Ulum yang informasinya hampir tidak ditemukan. Ada juga profil cendekiawan wanita Izza Annafisah Dania yang juga tidak ditemukan.
Berdasarkan penelusuran Merdeka.com di kanal scholar.google.com, Munawir Aziz selama ini dikenal dengan sosok cendekiawan yang banyak menerbitkan karya-karya terkait Islam dan budaya lokal.
Salah satu karyanya berjudul “Lasem Kota Tiongkok Kecil: interaksi Tionghoa, Arab, dan Jawa dalam Silang Budaya Pesisiran” berisi tentang akulturasi budaya yang terjadi di Lasem, sebuah kota kecamatan kecil yang berada di Kabupaten Rembang.