Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Alzheimer adalah Gangguan Penurunan Fungsi Otak, Ketahui Penyebab dan Risikonya

Alzheimer adalah Gangguan Penurunan Fungsi Otak, Ketahui Penyebab dan Risikonya Ilustrasi lansia. ©Shutterstock/Lisa F. Young

Merdeka.com - Penyakit Alzheimer adalah gangguan otak progresif yang tidak dapat disembuhkan, yang perlahan-lahan menghancurkan ingatan dan keterampilan berpikir. Alzheimer pada akhirnya akan menghambat kemampuan penderitanya untuk melakukan tugas-tugas yang paling sederhana. Pada kebanyakan penderita Alzheimer, gejala pertama kali muncul pada usia pertengahan 60-an.

Alzheimer adalah penyebab demensia paling umum di antara orang dewasa yang lebih tua. Demensia adalah hilangnya fungsi kognitif seperti berpikir, mengingat, dan bernalar—dan kemampuan perilaku sedemikian rupa sehingga mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari seseorang, mengutip dari National Institute on Aging.

Tingkat keparahan demensia berkisar dari tahap yang paling ringan, mulai dari yang baru mulai memengaruhi fungsi seseorang, hingga tahap yang paling parah, ketika orang tersebut harus bergantung sepenuhnya pada orang lain untuk melakukan aktivitas dasar pada kehidupan sehari-hari.

Penyebab demensia bisa bermacam-macam, bergantung pada jenis perubahan otak yang mungkin terjadi. Demensia lain termasuk demensia tubuh Lewy, gangguan frontotemporal, dan demensia vaskular. Orang biasa menderita demensia campuran — kombinasi dari dua atau lebih jenis demensia. Misalnya, beberapa orang menderita penyakit Alzheimer dan demensia vaskular.

Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai penyakit Alzheimer.

Mengenal Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer dinamai menurut nama Dr. Alois Alzheimer. Pada tahun 1906, Dr. Alzheimer melihat perubahan pada jaringan otak seorang wanita yang meninggal karena penyakit mental yang tidak biasa.

Gejalanya termasuk kehilangan ingatan, masalah bahasa, dan perilaku tak terduga. Setelah pasien tersebut meninggal, dia memeriksa otaknya dan menemukan banyak gumpalan abnormal (sekarang disebut plak amiloid) dan bundel serat kusut (sekarang disebut neurofibrillary atau tau kusut).

Plak dan kekusutan di otak ini masih dianggap sebagai beberapa ciri utama penyakit Alzheimer. Ciri lainnya adalah hilangnya koneksi antar sel saraf (neuron) di otak. Neuron mengirimkan pesan antara berbagai bagian otak, dan dari otak ke otot dan organ di dalam tubuh, mengutip publikasi dalam www.nia.nih.gov.

Para ilmuwan terus mengungkap perubahan otak kompleks yang terlibat dalam permulaan dan perkembangan penyakit Alzheimer. Tampaknya, perubahan di otak dapat dimulai satu dekade atau lebih sebelum memori dan masalah kognitif lainnya muncul. Selama tahap praklinis penyakit Alzheimer ini, orang tampaknya bebas dari gejala, tetapi perubahan toksik sedang terjadi di otak.

Endapan protein yang abnormal membentuk plak amiloid dan tau kusut di seluruh otak. Neuron yang pernah sehat berhenti berfungsi, kehilangan koneksi dengan neuron lain, dan mati. Banyak perubahan otak kompleks lainnya yang diduga berperan dalam Alzheimer juga.

Kerusakan awalnya tampak terjadi di hipokampus dan korteks entorhinal, bagian otak yang penting dalam membentuk ingatan. Ketika lebih banyak neuron yang mati, bagian-bagian otak lainnya terpengaruh dan mulai menyusut. Pada tahap akhir Alzheimer, kerusakan meluas, dan jaringan otak menyusut secara signifikan.

Gejala Penyakit Alzheimer

Masalah memori biasanya merupakan salah satu tanda pertama dari gangguan kognitif yang terkait dengan penyakit Alzheimer. Beberapa orang dengan masalah memori memiliki kondisi yang disebut gangguan kognitif ringan (MCI).

Di MCI, orang memiliki lebih banyak masalah memori daripada biasanya untuk usia mereka, tetapi gejala mereka tidak mengganggu kehidupan sehari-hari. Kesulitan pergerakan dan masalah dengan indra penciuman juga dikaitkan dengan MCI. Orang tua dengan MCI memiliki risiko lebih besar untuk mengembangkan Alzheimer, tetapi tidak semuanya. Beberapa bahkan mungkin kembali ke kognisi normal.

Gejala pertama Alzheimer berbeda dari orang ke orang. Bagi banyak orang, penurunan aspek kognisi non-memori, seperti pencarian kata, masalah penglihatan/spasial, dan gangguan penalaran atau penilaian, mungkin menandakan tahap paling awal penyakit Alzheimer.

Para peneliti sedang mempelajari biomarker (tanda-tanda biologis penyakit yang ditemukan pada gambar otak, cairan serebrospinal, dan darah) untuk mendeteksi perubahan awal pada otak orang dengan MCI dan pada orang normal secara kognitif yang mungkin berisiko lebih besar untuk Alzheimer.

Studi menunjukkan bahwa deteksi dini seperti itu dimungkinkan, tetapi diperlukan lebih banyak penelitian sebelum teknik ini dapat digunakan secara rutin untuk mendiagnosis penyakit Alzheimer dalam praktik medis sehari-hari.

Tahapan Penyakit Alzheimer

Terdapat 3 tahapan dalam penyakit Alzheimer, yaitu:

1. Penyakit Alzheimer Ringan

Seiring perkembangan penyakit Alzheimer, penderita mengalami kehilangan memori yang lebih besar dan kesulitan kognitif lainnya. Masalah dapat mencakup mengembara dan tersesat, kesulitan menangani uang dan membayar tagihan, mengulangi pertanyaan, membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas sehari-hari yang normal, dan perubahan kepribadian serta perilaku. Penderita Alzheimer sering didiagnosis pada tahap ini.

2. Penyakit Alzheimer Sedang

Pada tahap ini, kerusakan terjadi di area otak yang mengontrol bahasa, penalaran, pemrosesan sensorik, dan pikiran sadar. Kehilangan ingatan dan kebingungan bertambah parah, dan penderita mulai kesulitan mengenali keluarga dan teman.

Mereka mungkin tidak dapat mempelajari hal-hal baru, melakukan tugas-tugas multi langkah seperti berpakaian, atau mengatasi situasi baru. Selain itu, penderita pada tahap ini mungkin mengalami halusinasi, delusi, dan paranoia dan mungkin berperilaku impulsif.

3. Penyakit Alzheimer Parah

Akhirnya, plak dan tau kusut menyebar ke seluruh otak, dan jaringan otak menyusut secara signifikan. Orang dengan Alzheimer parah tidak dapat berkomunikasi dan sepenuhnya bergantung pada orang lain untuk perawatan mereka. Menjelang akhir, penderita tersebut mungkin berada di tempat tidur dalam sebagian besar atau sepanjang waktunya.

Penyebab Penyakit Alzheimer

Mengutip dari Mayo Clinic, para ilmuwan percaya bahwa bagi kebanyakan orang, penyakit Alzheimer disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, gaya hidup dan lingkungan yang mempengaruhi otak dari waktu ke waktu. Kurang dari 1%, Alzheimer disebabkan oleh perubahan genetik spesifik yang secara virtual menjamin seseorang akan terserang penyakit tersebut. Kejadian langka ini biasanya menyebabkan timbulnya penyakit di usia paruh baya.

Penyebab pasti penyakit Alzheimer belum sepenuhnya dipahami, namun pada intinya adalah masalah dengan protein otak yang gagal berfungsi secara normal, mengganggu kerja sel-sel otak (neuron) dan melepaskan serangkaian peristiwa beracun. Neuron rusak, kehilangan koneksi satu sama lain dan akhirnya mati.

Kerusakan paling sering dimulai di wilayah otak yang mengontrol memori, tetapi prosesnya dimulai bertahun-tahun sebelum gejala pertama. Hilangnya neuron menyebar dalam pola yang bisa diprediksi ke daerah lain di otak. Pada tahap akhir penyakit, otak menyusut secara signifikan.

Peneliti fokus pada peran dua protein:

  • Plak. Beta-amiloid adalah fragmen sisa dari protein yang lebih besar. Ketika fragmen-fragmen ini berkumpul bersama, mereka tampaknya memiliki efek toksik pada neuron dan mengganggu komunikasi sel-ke-sel. Cluster ini membentuk endapan yang lebih besar yang disebut plak amiloid, yang juga termasuk puing seluler lainnya.
  • Tau Kusut. Protein Tau berperan dalam dukungan internal neuron dan sistem transportasi untuk membawa nutrisi dan bahan penting lainnya. Pada penyakit Alzheimer, protein tau berubah bentuk dan mengatur dirinya menjadi struktur yang disebut neurofibrillary kusut. Kusutnya mengganggu sistem transportasi dan beracun bagi sel.
  • Faktor Risiko Penyakit Alzheimer

  • Usia
  • Bertambahnya usia adalah faktor risiko terbesar yang diketahui untuk penyakit Alzheimer. Alzheimer bukanlah bagian dari penuaan normal, tetapi seiring bertambahnya usia, kemungkinan mengembangkan penyakit Alzheimer meningkat.

    Satu studi, misalnya, menemukan bahwa setiap tahun ada dua diagnosis baru per 1.000 orang berusia 65 hingga 74 tahun, 11 diagnosis baru per 1.000 orang berusia 75 hingga 84 tahun, dan 37 diagnosis baru per 1.000 orang berusia 85 hingga lebih tua.

  • Sejarah keluarga dan genetika
  • Risiko Anda terkena Alzheimer agak lebih tinggi jika kerabat tingkat pertama - orang tua atau saudara Anda - mengidap penyakit tersebut. Sebagian besar mekanisme genetik Alzheimer di antara keluarga tetap tidak dapat dijelaskan, dan faktor genetik kemungkinan besar kompleks.

    Salah satu faktor genetik yang lebih dipahami adalah bentuk gen apolipoprotein E (APOE). Variasi gen, APOE e4, meningkatkan risiko penyakit Alzheimer, tetapi tidak semua orang dengan variasi gen ini mengembangkan penyakit tersebut.

    Para ilmuwan telah mengidentifikasi perubahan langka (mutasi) pada tiga gen yang secara virtual menjamin seseorang yang mewarisi salah satunya akan mengembangkan Alzheimer. Tapi mutasi ini terjadi kurang dari 1 persen orang dengan penyakit Alzheimer.

  • Down Sindrom
  • Banyak orang dengan Down sindrom mengembangkan penyakit Alzheimer. Ini kemungkinan terkait dengan memiliki tiga salinan kromosom 21 - dan kemudian tiga salinan gen untuk protein yang mengarah pada pembuatan beta-amiloid. Tanda dan gejala Alzheimer cenderung muncul 10 hingga 20 tahun lebih awal pada orang dengan sindrom Down daripada pada populasi umum.

  • Jenis Kelamin
  • Tampaknya ada sedikit perbedaan risiko antara pria dan wanita, tetapi secara keseluruhan, ada lebih banyak wanita mengidap penyakit ini karena mereka umumnya hidup lebih lama daripada pria.

  • Gangguan kognitif ringan
  • Gangguan kognitif ringan (MCI) adalah penurunan memori atau keterampilan berpikir lain yang lebih besar dari yang diharapkan untuk usia seseorang, tetapi penurunan tersebut tidak menghalangi seseorang untuk berfungsi dalam lingkungan sosial atau kerja.

    Orang yang mengidap MCI memiliki risiko signifikan terkena demensia. Ketika defisit MCI utama adalah ingatan, kondisinya lebih mungkin berkembang menjadi demensia karena penyakit Alzheimer. Diagnosis MCI memungkinkan orang tersebut untuk fokus pada perubahan gaya hidup sehat, mengembangkan strategi untuk mengkompensasi kehilangan ingatan dan menjadwalkan janji temu dokter secara teratur untuk memantau gejala.

  • Trauma kepala di masa lalu
  • Orang yang pernah mengalami trauma kepala parah memiliki risiko lebih besar terkena penyakit Alzheimer.

  • Pola tidur yang buruk
  • Penelitian telah menunjukkan bahwa pola tidur yang buruk, seperti sulit tidur atau tertidur, dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer.

  • Gaya hidup dan kesehatan jantung
  • Penelitian telah menunjukkan bahwa faktor risiko yang sama yang terkait dengan penyakit jantung juga dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Ini termasuk:

  • Kurang olah raga
  • Kegemukan
  • Merokok atau terpapar asap rokok orang lain
  • Tekanan darah tinggi
  • Kolesterol Tinggi
  • Diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol
  • Faktor-faktor ini semuanya dapat dimodifikasi. Oleh karena itu, mengubah kebiasaan gaya hidup dapat sedikit banyak mengubah risiko Anda. Misalnya, olahraga teratur dan diet rendah lemak sehat yang kaya buah dan sayuran dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit Alzheimer.

    Studi telah menemukan hubungan antara keterlibatan seumur hidup dalam aktivitas yang merangsang mental dan sosial dan penurunan risiko penyakit Alzheimer. Tingkat pendidikan yang rendah - kurang dari pendidikan sekolah menengah - tampaknya menjadi faktor risiko penyakit Alzheimer. (mdk/edl)

    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    6 Mitos Penyakit Alzheimer, Ternyata Tak Hanya Menyerang Lansia
    6 Mitos Penyakit Alzheimer, Ternyata Tak Hanya Menyerang Lansia

    Terdapat berbagai mitos penyakit Alzheimer yang sering menyesatkan karena tak memiliki dasar penjelasan ilmiah.

    Baca Selengkapnya
    Apa Itu Demensia? Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya
    Apa Itu Demensia? Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya

    Demensia adalah istilah untuk sekelompok gejala yang memengaruhi memori, kemampuan berpikir, dan kemampuan sosial.

    Baca Selengkapnya
    Sejarah 15 Juli 1910: Penyakit Alzheimer Dicatat Pertama Kali oleh Emil Kraepelin
    Sejarah 15 Juli 1910: Penyakit Alzheimer Dicatat Pertama Kali oleh Emil Kraepelin

    Nama Alzheimer diberikan untuk menghormati Alois Alzheimer, yang telah mengidentifikasi salah satu kasus demensia.

    Baca Selengkapnya
    Bisa Menyerang Siapa Saja, Kenali Gejala Demensia dan Cara Mencegahnya
    Bisa Menyerang Siapa Saja, Kenali Gejala Demensia dan Cara Mencegahnya

    Pada sejumlah kasus penurunan kemampuan otak itu dimulai pada usia 30 tahun

    Baca Selengkapnya
    6 Penyebab Lupa di Kehidupan Sehari-hari yang Tak Boleh Dianggap Sepele
    6 Penyebab Lupa di Kehidupan Sehari-hari yang Tak Boleh Dianggap Sepele

    Beberapa kondisi lupa bisa terjadi secara alami, namun beberapa juga bisa jadi disebabkan karena masalah kesehatan lainnya.

    Baca Selengkapnya
    Penyebab Amnesia yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengobatinya
    Penyebab Amnesia yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengobatinya

    Amnesia adalah gangguan memori yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengingat informasi atau pengalaman masa lalu.

    Baca Selengkapnya
    Hati-hati dan Waspada! 6 Jenis Penyakit Ini Mudah Menyerang Orang Tua
    Hati-hati dan Waspada! 6 Jenis Penyakit Ini Mudah Menyerang Orang Tua

    Kenali penyakit yang dapat menyerang orang tua Anda saat lanjut usia. Mulai dari penyakit kardiovakular hingga kehilangan fungsi otak seperti hilang ingat.

    Baca Selengkapnya
    8 Hal yang Bisa Menyebabkan Seseorang Kehilangan Memori Jangka Pendek
    8 Hal yang Bisa Menyebabkan Seseorang Kehilangan Memori Jangka Pendek

    Kehilangan memori jangka pendek pada seseorang bisa terjadi akibat berbagai macam hal.

    Baca Selengkapnya
    Fakta Kapasitas Otak Manusia yang Menarik Diketahui, Ini Selengkapnya
    Fakta Kapasitas Otak Manusia yang Menarik Diketahui, Ini Selengkapnya

    Sebagai pusat kendali tubuh, otak mengatur segala sesuatu mulai dari detak jantung hingga pemikiran abstrak.

    Baca Selengkapnya
    Doa agar Tidak Pelupa atau Pikun, Ketahui Berbagai Amalan Lainnya
    Doa agar Tidak Pelupa atau Pikun, Ketahui Berbagai Amalan Lainnya

    Terdapat doa agar tidak lupa atau pikun dan amalan lainnya yang bisa dipraktikkan sehari-hari.

    Baca Selengkapnya
    Jangan Diabaikan, Kenali Tanda dan Gejala Stroke Sejak Dini
    Jangan Diabaikan, Kenali Tanda dan Gejala Stroke Sejak Dini

    dr. Astrid Ayodya Pattinama, Sp.N, Spesialis Saraf dari RS EMC Pekayon membeberkan tanda hingga gejala stroke.

    Baca Selengkapnya
    Gejala Aneurisma Otak yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sakit Kepala Parah
    Gejala Aneurisma Otak yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sakit Kepala Parah

    Aneurisma otak adalah kondisi medis yang serius di mana terjadi pelebaran abnormal pada pembuluh darah di otak.

    Baca Selengkapnya