6 Penyebab Lupa di Kehidupan Sehari-hari yang Tak Boleh Dianggap Sepele
Beberapa kondisi lupa bisa terjadi secara alami, namun beberapa juga bisa jadi disebabkan karena masalah kesehatan lainnya.

Menjadi pelupa merupakan masalah yang dialami banyak orang pada kehidupan sehari-hari.

6 Penyebab Lupa di Kehidupan Sehari-hari yang Tak Boleh Dianggap Sepele
Semakin bertambahnya usia, seseorang bisa semakin rentan menjadi pelupa. Sebagai ilustrasi, mungkin Anda pernah mengalami kondisi ketika mencari kacamata ke seluruh rumah namun ternyata kacamata ini berada di bagian atas kepala.Namun, di balik lelucon ini, terdapat kekhawatiran, apakah ini adalah tanda penuaan normal, ataukah ini adalah tanda awal demensia?
Kondisi pelupa ini bisa menjadi tanda awal dari masalah kesehatan otak yang perlu diwaspadai. Walau begitu, sejumlah kasus lupa ini sebagian adalah hal yang biasa terjadi.

Terdapat banyak alasan lain selain demensia ang bisa menyebabkan masalah ingatan. Dilansir dari Prevention, berikut beberapa kondisi yang mungkin menjadi penyebab masalah lupa yang Anda alami.

Mengecilnya Otak Akibat Usia
Seiring dengan bertambahnya usia, otak kita akan mengalami proses pengecilan yang alami. Setelah berkembang pesat pada dua dekade pertama kehidupan kita, otak kita mulai menyusut ketika mencapai usia 30 hingga 40-an.
Bagian otak yang pertama mengalami pengecilan adalah lobus frontal yang berperan dalam memori jangka pendek atau kerja otak. Hal ini masih merupakan bagian dari proses penuaan yang normal dan tidak harus menjadi sumber kekhawatiran.
Kondisi Kesehatan
Kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan masalah ingatan. Kesehatan jantung yang buruk dapat menghambat aliran darah ke otak dan menyebabkan masalah ingatan.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh dengan mengikuti pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan bekerja sama dengan tim medis untuk mengelola kondisi kesehatan seperti diabetes.
Efek Obat-obatan
Beberapa obat-obatan umum dapat mempengaruhi kognisi dan memori, terutama jika Anda mengonsumsi beberapa obat sekaligus yang mungkin berinteraksi satu sama lain.
Beberapa obat seperti benzodiazepin untuk kecemasan dan gangguan kejang, statin untuk mengontrol kolesterol, dan obat anti-kejang dapat mempengaruhi transfer memori dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Sebagai langkah pencegahan, penting untuk selalu menyampaikan daftar obat-obatan yang Anda konsumsi kepada dokter, bahkan jika itu adalah obat-obatan bebas atau suplemen.

Gangguan Mental
Kondisi kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan dapat menyebabkan masalah ingatan pada orang yang berusia 40 hingga 60 tahun.
Depresi dapat menyebabkan pikiran menjadi kurang fokus dan memori menjadi tidak efisien dalam menyimpan informasi. Stress kronis juga dapat menyebabkan peradangan dalam otak dan mempengaruhi fungsi kognitif.

Gaya Hidup
Gaya hidup juga berperan dalam kesehatan otak. Jika Anda merokok, mengonsumsi alkohol berlebihan, atau tidur kurang, hal ini dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan memori.
Jadi, pastikan Anda mengadopsi gaya hidup sehat dengan berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup untuk menjaga kesehatan otak Anda.

Akibat Gangguan Pendengaran
Kondisi kesehatan seperti gangguan pendengaran juga dapat mempengaruhi fungsi otak dan memori.
Penyakit meniere dan gangguan pendengaran lainnya dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami ucapan, sehingga otak harus bekerja lebih keras untuk memahami informasi tersebut. Jika Anda mengalami masalah pendengaran, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter THT.
