Bisnisnya Gagal dan Kesulitan Uang, Pria Ini Justru Rawat Lansia hingga ODGJ secara Gratis
Tak pernah punya cita-cita jadi aktivis sosial, Arief justru dikenal banyak pihak.

Tak pernah punya cita-cita jadi aktivis sosial, Arief justru dikenal banyak pihak.

Bisnisnya Gagal dan Kesulitan Uang, Pria Ini Justru Rawat Lansia hingga ODGJ secara Gratis

Arief Camra, warga Malang, Jawa Timur, tak pernah bercita-cita menjadi aktivis sosial. Kini, sosoknya dikenal banyak pihak karena aktivitas sosialnya merawat ratusan lansia, anak yatim, hingga ODGJ.
Kontemplasi
Sebelum menjadi aktivis sosial, Arief adalah seorang pengusaha. Ia pernah rugi sekitar Rp500 juta.
"Saya kontemplasi, apa yang salah dengan bisnis saya. Kemudian saya sadar selama itu bermain dengan uang riba yang luar biasa," ujarnya, dikutip dari YouTube PecahTelur.
Di tengah kesulitannya, Arief ingin bangkit dengan cara bersedekah, namun saat itu ia tidak punya uang. Akhirnya, ia bersedekah dengan cara lain.
"Saya punya tenaga, punya kemampuan menulis dan mendesain. Itulah yang saya gunakan untuk sedekah," terang Arief.
Seorang teman di pondok pesantren tempat Arief menimba ilmu berseloroh agar dirinya bangkit bersama anak yatim dan dhuafa. Arief kemudian keliling untuk mencari dhuafa yang perlu ditolong. Kisah dhuafa yang ia temui itu diunggah ke akun Facebook dan menuai respons positif.

Perbesar Gerakan
Arief kemudian mengajak dua sahabatnya untuk menginisiasi komunitas Sahabat Yatim Dhuafa. Selanjutnya, ia mengajak para sukarelawan untuk berkegiatan bersama komunitas tersebut. Kini sudah ada sekitar 1.000 relawan.
Komunitas itu pernah mengevakuasi jenazah lansia sebatang kara di rumahnya hingga enam anak yatim yang ayahnya meninggal dunia. Kisah ini didokumentasikan melalui foto dan video yang kemudian diunggah ke media sosial. Dari sini, banyak orang peduli dengan keberadaan komunitas Sabahat Yatim Dhuafa."Terbesit ide mendirikan panti kecil-kecilan, karena ada temuan (dhuafa), kita tidak bisa menolong karena tidak punya tempat," ungkap Arief.

Griya Lansia dan Yatim
Panti jompo itu diberi nama Griya Lansia Khusnul Khotimah. Saat ini, ada 105 lansia yang dirawat di sana.
Para lansia ini seluruhnya berusia di atas 61 tahun dengan latar belakang berbeda-beda. Griya Lansia Khusnul Khotimah menerima lansia yang masih sehat, difabel, hingga yang sepenuhnya bergantung orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari.Sementara Griya Yatim menerima anak-anak yatim dan/atau piatu, anak telantar, hingga anak dari keluarga bermasalah. Arief dan rekan-rekannya ingin memberikan masa depan yang baik bagi anak-anak kurang beruntung ini.