Kisah Lucu Nu'aiman, Sahabat Nabi yang Lucu Nan Jenaka
Nuaiman adalah sahabat Rasulullah SAW yang selalu membuat beliau tersenyum dan tertawa tiada habisnya.
Nuaiman adalah sahabat Rasulullah SAW yang selalu membuat beliau tersenyum dan tertawa tiada habisnya.
Kisah Lucu Nu'aiman, Sahabat Nabi yang Lucu Nan Jenaka
Nabi Muhammad SAW memiliki ribuan sahabat. Di antara mereka, ada yang populer karena kecerdasannya, kehebatannya, keberaniannya, ketakwaannya, dan lain-lain. Sebut saja Umar bin Khattab yang dikenal karena keberanian dan ketegasannya. Abu Bakar karena sifat shidiq-nya. Ali bin Abi Thalib yang cerdas, Khalid bin Walid si pedang Allah, dan masih banyak lagi.Nah, kali ini adalah sahabat Nabi yang dikenal karena dia jenaka. Diriwayatkan, Nabi Muhammad SAW selalu tersenyum dan tertawa tiada habis saat bertemu sahabat kocak satu ini. Namanya Nuaiman bin Ibnu Amr bin Raf'ah alias Nu'aiman.
Orangnya jenaka, kocak, usil, namun sayangnya dia suka mabuk. Konon, Nu'aiman selalu minum khamr sebelum bertemu Nabi SAW. Alasannya agar dia ditegur. Teguran tersebut akan membuat Nu'aiman merasa bangga. Baginya, teguran itu menunjukkan perhatian Rasulullah kepadanya, meskipun keesokan harinya ia kembali minum khamr. Meski selalu mabuk, Nabi Muhammad SAW tetap menyayangi Nu'aiman.
Berikut ini adalah kisah lucu Nu'aiman sahabat Rasulullah SAW yang menarik untuk Anda simak.
Kisah Lucu Nu'aiman
1. Nu'aiman Kerjai Rasulullah SAW yang Sedang BersedihDikisahkan, suatu saat Rasulullah sedang sedih karena ditinggalkan oleh dua orang yang sangat dicintainya. Nu'aiman yang melihat keadaan Rasulullah yang sedih, dengan inisiatif mencoba membuatnya tersenyum. Ia kemudian pergi menemui Zaed bin Tsabit, seorang penjual kambing.
Nu'aiman memesan dua ekor kambing untuk diberikan kepada Rasulullah dan meminta Zaed mengantarkannya. Ketika Zaed bertanya tentang pembayarannya, Nu'aiman menjawab bahwa Rasulullah yang akan membayar.
Tanpa ragu, Zaed berangkat mengantarkan kambing-kambing tersebut kepada Rasulullah dan mengatakan bahwa itu adalah hadiah dari Nu'aiman. Rasulullah pun tersenyum mendengar kabar tersebut dan mengucapkan terima kasih. Namun, Zaed masih berdiri di hadapan Rasulullah.
Kemudian Rasulullah bertanya mengapa Zaed masih berdiri di situ, lalu dengan malu-malu Zaed menjawab bahwa Nu'aiman meminta Rasulullah untuk membayar. Dalam keadaan sedih, Rasulullah tersenyum untuk kedua kalinya, terutama setelah melihat Nu'aiman yang mengintip dari balik tembok. 2. Jawaban Usil Nu'aiman saat Ditanya Munkar dan Nakir
Pada suatu waktu, saat Nu'aiman meninggal dunia, Rasulullah sendiri yang mengkafani dan menurunkannya ke dalam liang lahat. Setelah pemakaman selesai dan semua orang yang memberikan takziah bubar, Rasulullah memerintahkan sahabat-sahabat yang lain untuk pulang.
Namun, Rasulullah tetap tinggal di atas kubur Nu'aiman karena ingin menyaksikan saat malaikat Munkar dan Nakir menanyakan Nu'aiman. Ketika malaikat Munkar dan Nakir bertanya, "Siapa Tuhanmu?", Nu'aiman menjawab, "Allah adalah Tuhan ku".
Kemudian, Nu'aiman ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir, "Siapa Nabimu?" Namun, Nu'aiman meminta pertanyaan itu diulang, karena malaikat tersebut mengucapkannya dengan suara yang cukup keras. Mendapat pertanyaan yang keras dari malaikat, Nu'aiman menjawab, "Jangan terlalu keras bertanya siapa Nabi saya, karena beliau sedang mengintip dari atas," ujar Nu'aiman.
Melalui jawabannya yang lucu itu, Rasulullah tetap bisa tersenyum saat Nu'aiman menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Inilah kisah jenaka Nu'aiman yang sering membuat Rasulullah tersenyum. 3. Nu'aiman ‘Menjual’ Temannya
Kisah mengenai kejahilan Nu'aiman satu ini diceritakan dari Ibnu Majah. Suatu ketika, Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah mengajak Nu'aiman dengan bersama sahabat yang lain lagi untuk berdagang. Adapun sahabat yang diajak bernama Suwaibith bin Harmalah.
Mereka bertiga pergi ke Syam yang mana merupakan daerah maju pada masa itu. Pada suatu hari yang mulai menjelang siang, Suwaibith ditugaskan untuk menjaga makanan. Karena saat itu Nu'aiman merasa lapar, dia menghampiri Suwaibith dan meminta satu potong roti saja untuknya.
Tetapi karena mendapatkan amanah untuk menjaga makanan tersebut, Suwaibith pun menolak permintaan Nu'aiman. Hingga kemudian Nu'aiman berkata, “Jika begitu, berarti kamu juga setuju semisal saya berbuat ulah.”
Setelah mendapat penolakan dari Suwaibith, Nu;aiman berjalan menuju pasar dan mencari wilayah yang khusus banyak menjual hamba sahaya. Di sana, kemudian dia mengatakan pada orang-orang bahwa dia memiliki hamba sahaya yang begitu murah dan ingin menjualnya.
Nu'aiman juga menambahkan bahwa satu-satunya kekurangan yang dimiliki oleh hamba sahaya itu adalah terus mengatakan bahwa dirinya merupakan orang merdeka dan bukanlah hamba sahaya. Mendengar tawaran itu, orang-orang pun tertarik dan Nu'aiman pun mengajaknya menuju Suwaibith.
“Orang yang sedang menjaga makanan itulah hamba sahaya saya,” ujar Nu'aiman pada mereka. Orang itu pun memberi uang pada Nu'aiman dan menghampiri Suwaibith untuk dibawa. Tentu, Suwaibith yang terkejut mengatakan bahwa dia bukan hamba sahaya dan orang yang merdeka. Namun, karena sebelumnya Nu'aiman sudah mengatakan hal tersebut, orang yang membeli tadi menganggap perkataan Suwaibith sebagai bualan saja dan mulai membawanya.
Setelah beberapa saat dari kejadian tadi, Abu Bakar Ash Shiddiq kembali dan mencari keberadaan Suwaibith karena tidak mendapati kehadirannya. Nu'aiman pun berkata, “Dia sudah saya jual, Yaa Abu Bakar.”
Setelahnya, Nu'aiman menceritakan semua yang terjadi dengan jujur pada Abu Bakar. Abu Bakar pun menebus kembali Suwaibith dari orang-orang Syam tadi.
Lucunya, kisah ini sampai pada telinga Rasulullah dan membuat Beliau tertawa hingga terlihat gigi geraham di hadapan para sahabat. Perawi hadis menyebutkan bahwasanya Nabi SAW menceritakan kisah lucu Nu'aiman dan Suwaibith ini pada para tamunya bahkan walau satu tahun telah berlalu dari kejadian itu.