Kisah Sahabat Nabi Paling Lucu dan Bikin Ketawa
Di antara banyaknya sahabat Nabi, ada yang tingkahnya lucu sampai mengundang tawa.
Dalam sejarah Islam, ada banyak kisah yang mengisahkan tentang kehidupan dan perjuangan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Namun, di antara mereka, ada satu sahabat yang terkenal dengan sifatnya yang sangat humoris dan selalu membuat orang tertawa. Sahabat ini adalah Nuaiman bin Ibnu Amr bin Raf'ah, yang dikenal karena tingkah lakunya yang lucu dan sering bercanda.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa kisah paling lucu dan bikin ketawa tentang Nuaiman.
-
Siapakah sahabat Nabi yang dikenal karena kelucuannya? Nuaiman adalah sahabat Rasulullah SAW yang selalu membuat beliau tersenyum dan tertawa tiada habisnya.
-
Bagaimana pantun sahabat lucu bisa meningkatkan persahabatan? Melalui pantun sahabat lucu, kita dapat mengutarakan berbagai hal dengan penuh hal menggelitik. Sehingga, pertemanan kita tentu akan lebih berwarna.
-
Siapa yang punya kata lucu tentang persahabatan? Persahabatan itu seperti kencing pada dirimu sendiri: semua orang bisa melihatnya, tapi hanya kamu yang merasakan kehangatan yang dibawanya. – Robert Bloch
-
Apa tujuan pantun sahabat lucu? Melalui pantun sahabat lucu, kita dapat mengutarakan berbagai hal dengan penuh hal menggelitik. Sehingga, pertemanan kita tentu akan lebih berwarna.
-
Apa arti dari pantun lucu untuk teman dan sahabat? Berikut kumpulan pantun lucu untuk teman dan sahabat perempuan. Persahabatan sejati tidak memandang kondisi dan suasana hati. Sahabat akan selalu ada untuk kita dan senantiasa menemani.
-
Siapa yang bisa dihibur oleh pantun Islami lucu? Pantun Islami lucu bisa menjadi hiburan sekaligus ajakan untuk beribadah.
1. Nu'aiman Kerjai Rasulullah SAW yang Sedang Bersedih
Dikisahkan, suatu saat Rasulullah sedang sedih karena ditinggalkan oleh dua orang yang sangat dicintainya. Nu'aiman yang melihat keadaan Rasulullah yang sedih, dengan inisiatif mencoba membuatnya tersenyum. Ia kemudian pergi menemui Zaed bin Tsabit, seorang penjual kambing.
Nu'aiman memesan dua ekor kambing untuk diberikan kepada Rasulullah dan meminta Zaed mengantarkannya. Ketika Zaed bertanya tentang pembayarannya, Nu'aiman menjawab bahwa Rasulullah yang akan membayar.
Tanpa ragu, Zaed berangkat mengantarkan kambing-kambing tersebut kepada Rasulullah dan mengatakan bahwa itu adalah hadiah dari Nu'aiman. Rasulullah pun tersenyum mendengar kabar tersebut dan mengucapkan terima kasih. Namun, Zaed masih berdiri di hadapan Rasulullah.
Kemudian Rasulullah bertanya mengapa Zaed masih berdiri di situ, lalu dengan malu-malu Zaed menjawab bahwa Nu'aiman meminta Rasulullah untuk membayar. Dalam keadaan sedih, Rasulullah tersenyum untuk kedua kalinya, terutama setelah melihat Nu'aiman yang mengintip dari balik tembok.
2. Jawaban Usil Nu'aiman saat Ditanya Munkar dan Nakir
Pada suatu waktu, saat Nu'aiman meninggal dunia, Rasulullah sendiri yang mengkafani dan menurunkannya ke dalam liang lahat. Setelah pemakaman selesai dan semua orang yang memberikan takziah bubar, Rasulullah memerintahkan sahabat-sahabat yang lain untuk pulang.
Namun, Rasulullah tetap tinggal di atas kubur Nu'aiman karena ingin menyaksikan saat malaikat Munkar dan Nakir menanyakan Nu'aiman. Ketika malaikat Munkar dan Nakir bertanya, "Siapa Tuhanmu?", Nu'aiman menjawab, "Allah adalah Tuhan ku".
Kemudian, Nu'aiman ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir, "Siapa Nabimu?" Namun, Nu'aiman meminta pertanyaan itu diulang, karena malaikat tersebut mengucapkannya dengan suara yang cukup keras. Mendapat pertanyaan yang keras dari malaikat, Nu'aiman menjawab, "Jangan terlalu keras bertanya siapa Nabi saya, karena beliau sedang mengintip dari atas," ujar Nu'aiman.
Melalui jawabannya yang lucu itu, Rasulullah tetap bisa tersenyum saat Nu'aiman menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Inilah kisah jenaka Nu'aiman yang sering membuat Rasulullah tersenyum.
3. Nu'aiman ‘Menjual’ Temannya
Kisah mengenai kejahilan Nu'aiman satu ini diceritakan dari Ibnu Majah. Suatu ketika, Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah mengajak Nu'aiman dengan bersama sahabat yang lain lagi untuk berdagang. Adapun sahabat yang diajak bernama Suwaibith bin Harmalah.
Mereka bertiga pergi ke Syam yang mana merupakan daerah maju pada masa itu. Pada suatu hari yang mulai menjelang siang, Suwaibith ditugaskan untuk menjaga makanan. Karena saat itu Nu'aiman merasa lapar, dia menghampiri Suwaibith dan meminta satu potong roti saja untuknya.
Tetapi karena mendapatkan amanah untuk menjaga makanan tersebut, Suwaibith pun menolak permintaan Nu'aiman. Hingga kemudian Nu'aiman berkata, “Jika begitu, berarti kamu juga setuju semisal saya berbuat ulah.”
Setelah mendapat penolakan dari Suwaibith, Nu;aiman berjalan menuju pasar dan mencari wilayah yang khusus banyak menjual hamba sahaya. Di sana, kemudian dia mengatakan pada orang-orang bahwa dia memiliki hamba sahaya yang begitu murah dan ingin menjualnya.
Nu'aiman juga menambahkan bahwa satu-satunya kekurangan yang dimiliki oleh hamba sahaya itu adalah terus mengatakan bahwa dirinya merupakan orang merdeka dan bukanlah hamba sahaya. Mendengar tawaran itu, orang-orang pun tertarik dan Nu'aiman pun mengajaknya menuju Suwaibith.
“Orang yang sedang menjaga makanan itulah hamba sahaya saya,” ujar Nu'aiman pada mereka. Orang itu pun memberi uang pada Nu'aiman dan menghampiri Suwaibith untuk dibawa. Tentu, Suwaibith yang terkejut mengatakan bahwa dia bukan hamba sahaya dan orang yang merdeka. Namun, karena sebelumnya Nu'aiman sudah mengatakan hal tersebut, orang yang membeli tadi menganggap perkataan Suwaibith sebagai bualan saja dan mulai membawanya.
Setelah beberapa saat dari kejadian tadi, Abu Bakar Ash Shiddiq kembali dan mencari keberadaan Suwaibith karena tidak mendapati kehadirannya. Nu'aiman pun berkata, “Dia sudah saya jual, Yaa Abu Bakar.”
Setelahnya, Nu'aiman menceritakan semua yang terjadi dengan jujur pada Abu Bakar. Abu Bakar pun menebus kembali Suwaibith dari orang-orang Syam tadi.
Lucunya, kisah ini sampai pada telinga Rasulullah dan membuat Beliau tertawa hingga terlihat gigi geraham di hadapan para sahabat. Perawi hadis menyebutkan bahwasanya Nabi SAW menceritakan kisah lucu Nu'aiman dan Suwaibith ini pada para tamunya bahkan walau satu tahun telah berlalu dari kejadian itu.
4. Nu’aiman Mengerjai Kakek Tunanetra
Salah satu kejadian kocak yang sempat viral hingga terekam dalam sejarah adalah saat Nuaiman mengerjai seorang kakek tunanetra bernama Mahromah. Suatu hari, kakek Mahromah merencanakan pembalasan kepada Nu’aiman. Ia pergi menuju masjid untuk melancarkan pembalasan tersebut.
Sesampainya di depan masjid, ia bertanya kepada para pemuda, "Nak, bisa tunjukkan padaku dimanakah Nu’aiman berada?" Oh ya kek, sini saya tunjukkan dimana Nu’aiman" jawab pemuda itu. Setelah itu, bukanya ditunjukkan ketempat Nu’aiman si kakek malah dituntun menuju arah Khalifah Utsman bin Affan yang sedang salat.
Si pemuda kemudian berbisik pada kakek Mahromah, "Ini mbah Nu’aiman ada di depanmu sedang salat." Mahromah dengan senang menjawab, "Iya nak biar aku kencingi dia, karena orang ini yang pernah mempermalukan saya." Dengan mantap si kakek Mahromah membuka celana kemudian mengencingi orang yang tengah salat di depannya tanpa mengetahui sebenarnya yang sedang ia kencingi adalah presidennya, sang Khalifah Utsman bin Affan RA.
Khalifah Utsman bin Affan yang sedang salat terkejut mendengar suara kencing dan langsung berdiri untuk melihat apa yang terjadi. Ketika melihat kakek tunanetra itu sedang mengencinginya, ia langsung tertawa dan berkata, "Ah, Nu’aiman kamu benar-benar orang yang lucu."
Para sahabat yang lain pun ikut tertawa melihat situasi yang lucu. Mereka berdua bermain peran sampai akhirnya Nu’aiman pun ikut tertawa dan mengakui bahwa dia memang perlu berhati-hati dalam berinteraksi dengan orang lain.