Mengenal Spektronics Karya Mahasiswa ITS, Mobil Canggih yang Bisa Jalan karena Reaksi Tekanan Udara
Inovasi ini menjadi juara dalam ajang bergengsi di Amerika Serikat
Inovasi ini menjadi juara dalam ajang bergengsi di Amerika Serikat
Prototype Spektronics, mobil canggih karya mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengukir prestasi membanggakan pada ajang Chem-E-Car Global Race Competition yang diselenggarakan di Florida, Amerika Serikat, pada Minggu (5/11/2023).
Tim ini berhasil meraih posisi kedua di kompetisi internasional ini, mengalahkan universitas-universitas ternama seperti Toronto University dan Tsinghua University. Ini adalah pencapaian luar biasa bagi Tim Spektronics ITS yang juga merupakan satu-satunya perwakilan dari Indonesia dalam kompetisi bergengsi ini.
Kejuaraan yang diselenggarakan oleh American Institute of Chemical Engineers (AIChE) ini melibatkan tim dari berbagai universitas di seluruh dunia.
Sebanyak 46 tim finalis harus melewati serangkaian seleksi, termasuk tahap Chem-E-Car Regional Competition di berbagai wilayah.
Sebelum mencapai tahap final, semua tim harus menjalani sesi safety and inspection, di mana mobil mereka diuji untuk memastikan kelayakan dan performa optimalnya.
Tim Spektronics ITS membawa mobil terbaru, Spektronics 23 yang mengusung inovasi canggih. Mobil ini menggunakan reaksi tekanan udara dari dekomposisi hidrogen peroksida (H2O2) dengan katalis ferri klorida (FECl3) sebagai sumber tenaga.
(Foto: its.ac.id)
Mengutip dari laman resmi Kominfo Jatim, tekanan udara ini dialirkan melalui sistem pneumatic yang memberikan daya dorong kuat pada mobil.
(Foto: its.ac.id)
Mobil ini juga dilengkapi teknologi terintegrasi berupa solenoid valve yang dikendalikan otomatis menggunakan Arduino Nano. Fitur ini memungkinkan kontrol tekanan udara yang lebih baik dan meningkatkan efisiensi hingga 50% dibandingkan versi sebelumnya.
Dalam tantangan kompetisi, mobil Spektronics 23 harus menempuh jarak sejauh 25 meter dengan tingkat akurasi tinggi, mencoba untuk berhenti secepat mungkin dari garis finish. Tim Spektronics mencapai akurasi luar biasa dengan hanya memiliki kesalahan sebesar 0,112 meter, kalah tipis 0,05 meter dari juara pertama yakni Auburn University, Amerika Serikat.
Selama kompetisi, Tim Spektronics ITS mengatasi beberapa kendala, termasuk masalah logistik dalam pengiriman mobil melalui pesawat.
Pengiriman menggunakan pesawat menyebabkan beberapa bagian mobil perlu perbaikan setelah mendarat di Amerika.
Bimo Bintang Aulia, Ketua Tim Spektronics ITS, menekankan keberhasilan tim ini adalah hasil dari dukungan berbagai pihak, termasuk ITS yang memberikan dukungan materi dan dukungan moral. Pencapaian gemilang ini memotivasi Tim Spektronics ITS untuk terus mengharumkan nama kampusnya di berbagai kompetisi internasional mendatang.
LG Electronics memaparkan mobilitas masa depan. Mobil tanpa pengemudi tapi menawarkan kemampuan bekerja dan hiburan sama baiknya.
Baca SelengkapnyaMobil listrik Neta V menarik perhatian pengunjung GIIAS 2023. Merek otomotif anyar ini hanya menjual mobil listrik.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Teknik Mesin Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Serang Banten mengenalkan mobil hemat energi karya mereka
Baca SelengkapnyaIKN siap melakukan uji coba taksi terbang atau mobil terbang sebagai upaya membangun ekosistem mobilitas cerdas.
Baca SelengkapnyaPejabat keamanan Amerika Serikat kemarin membenarkan kabar telah ditemukan kokain di Gedung Putih akhir pekan lalu.
Baca SelengkapnyaCinta Kuya kini tengah melanjutkan pendidikannya di Amerika Serikat. Ia terlihat sangat mandiri. Belum lama ini beli Tesla terbaru.
Baca SelengkapnyaPPATK mewaspadai penyalahgunaan teknologi di tahun politik.
Baca SelengkapnyaPerang mobil listrik, Toyota perbarui pabriknya di Jepang dengan teknologi baru seperti pabrik Tesla.
Baca SelengkapnyaAsep berharap, nantinya sistem uji emisi yang dimiliki oleh DLH bisa langsung terkoneksi dengan sistem tilang elektronik (ETLE)
Baca Selengkapnya