Penyebab Asam Urat Tinggi di Usia Muda, Waspadai Gejala dan Cara Pencegahannya
Berikut ini adalah penyebab asam urat tinggi di usia muda.

Asam urat tinggi atau hiperurisemia merupakan kondisi yang semakin sering dijumpai pada usia muda. Meski umumnya dikaitkan dengan lansia, nyatanya penyakit ini dapat menyerang siapa saja termasuk generasi milenial dan Gen Z. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai penyebab, gejala, pencegahan, serta penanganan asam urat tinggi di usia muda.
Definisi Asam Urat Tinggi
Asam urat tinggi atau hiperurisemia adalah kondisi di mana kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal. Pada pria, kadar normal asam urat berkisar antara 3,4-7,0 mg/dL, sementara pada wanita berkisar antara 2,4-6,0 mg/dL. Ketika kadar asam urat melebihi batas tersebut, risiko timbulnya berbagai masalah kesehatan meningkat, terutama serangan gout atau radang sendi akibat penumpukan kristal asam urat.
Asam urat sendiri merupakan produk sampingan dari pemecahan purin, zat yang secara alami terdapat dalam tubuh dan juga ditemukan dalam berbagai jenis makanan. Dalam kondisi normal, ginjal berperan penting dalam mengatur kadar asam urat dengan cara mengeluarkannya melalui urine. Namun, ketika produksi asam urat berlebihan atau pembuangannya terganggu, kadar asam urat dalam darah dapat meningkat.
Meskipun dahulu dianggap sebagai “penyakit orang tua”, kini asam urat tinggi semakin sering ditemukan pada individu berusia muda. Perubahan gaya hidup, pola makan, dan faktor genetik berkontribusi pada peningkatan kasus asam urat di kalangan usia produktif. Pemahaman yang baik tentang kondisi ini sangat penting untuk pencegahan dan penanganan yang tepat.
Penyebab Utama Asam Urat Tinggi di Usia Muda
Beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan asam urat tinggi di usia muda antara lain:
- Pola Makan Tidak Sehat: Konsumsi berlebihan makanan tinggi purin seperti jeroan, daging merah, dan seafood dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh. Generasi muda cenderung lebih sering mengonsumsi makanan cepat saji dan olahan yang kaya akan purin.
- Obesitas: Kelebihan berat badan meningkatkan risiko asam urat tinggi. Lemak tubuh, terutama di area perut, dapat menghambat pembuangan asam urat dan meningkatkan produksinya.
- Kurangnya Aktivitas Fisik: Gaya hidup sedentari yang sering ditemui pada usia muda dapat memperburuk metabolisme dan mengganggu pembuangan asam urat.
- Konsumsi Alkohol Berlebihan: Alkohol, terutama bir, dapat meningkatkan produksi asam urat dan mengurangi kemampuan ginjal untuk membuangnya.
- Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan asam urat tinggi dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi serupa, bahkan di usia muda.
Selain faktor-faktor di atas, beberapa kondisi medis dan penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat berkontribusi pada peningkatan kadar asam urat. Misalnya, penyakit ginjal, diabetes, dan hipertensi dapat mempengaruhi metabolisme asam urat. Penggunaan obat diuretik atau aspirin dosis tinggi juga dapat meningkatkan risiko hiperurisemia.
Penting untuk disadari bahwa kombinasi dari beberapa faktor risiko ini dapat secara signifikan meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami asam urat tinggi di usia muda. Oleh karena itu, pemahaman tentang penyebab ini sangat penting untuk pencegahan dan pengelolaan kondisi asam urat.
Gejala dan Tanda Asam Urat Tinggi
Mengenali gejala asam urat tinggi sejak dini sangat penting untuk penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala yang perlu diwaspadai:
- Nyeri Sendi yang Intens: Gejala paling umum adalah rasa nyeri yang tiba-tiba dan intens pada sendi, terutama di jempol kaki. Nyeri ini bisa sangat parah hingga menyebabkan kesulitan berjalan atau bergerak.
- Pembengkakan dan Kemerahan: Sendi yang terkena asam urat sering kali membengkak dan terlihat merah. Area yang terkena bisa terasa hangat saat disentuh.
- Kekakuan Sendi: Selain nyeri, sendi yang terkena asam urat juga bisa mengalami kekakuan, terutama di pagi hari atau setelah periode tidak aktif yang lama.
- Peradangan: Serangan asam urat dapat menyebabkan peradangan di area yang terkena, yang bisa berlangsung selama beberapa hari hingga minggu.
- Kulit Mengelupas: Pada kasus yang parah, kulit di sekitar sendi yang terkena bisa mengelupas saat peradangan mereda.
- Demam Ringan: Beberapa orang mungkin mengalami demam ringan selama serangan asam urat.
- Kelelahan: Rasa lelah yang tidak biasa bisa menjadi tanda asam urat tinggi, terutama jika disertai dengan gejala lainnya.
- Tofi: Pada kasus kronis, dapat terbentuk benjolan keras di bawah kulit yang disebut tofi, biasanya di sekitar sendi atau telinga
Diagnosis Asam Urat Tinggi
Diagnosis asam urat tinggi melibatkan beberapa tahapan dan metode pemeriksaan. Berikut adalah proses yang umumnya dilakukan oleh tenaga medis untuk mendiagnosis kondisi ini:
Anamnesis (Wawancara Medis):
- Dokter akan menanyakan tentang gejala yang dialami, riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, pola makan, serta gaya hidup.
- Informasi tentang obat-obatan yang dikonsumsi juga penting, karena beberapa obat dapat mempengaruhi kadar asam urat.
Pemeriksaan Fisik:
- Dokter akan memeriksa sendi-sendi yang terkena, mencari tanda-tanda pembengkakan, kemerahan, atau nyeri tekan.
- Pemeriksaan ini juga dapat membantu mengidentifikasi adanya tofi (penumpukan kristal asam urat di bawah kulit).
Tes Darah:
- Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah (serum uric acid test) adalah metode utama untuk mendiagnosis hiperurisemia.
- Kadar asam urat di atas 7 mg/dL pada pria atau di atas 6 mg/dL pada wanita umumnya dianggap tinggi.
Analisis Cairan Sendi:
- Jika diperlukan, dokter dapat mengambil sampel cairan dari sendi yang terkena untuk diperiksa di bawah mikroskop.
- Adanya kristal asam urat dalam cairan sendi dapat mengkonfirmasi diagnosis gout.
Pencitraan:
- X-ray, USG, atau CT scan mungkin digunakan untuk melihat kerusakan sendi atau adanya batu ginjal yang terkait dengan asam urat tinggi.
- Teknik pencitraan canggih seperti dual-energy CT scan dapat membantu mendeteksi deposit kristal asam urat dalam jaringan.
Tes Fungsi Ginjal:
- Karena ginjal berperan penting dalam pembuangan asam urat, tes fungsi ginjal sering dilakukan untuk menilai kemampuan ginjal dalam mengeluarkan asam urat.
Tes Tambahan:
- Pemeriksaan kadar gula darah dan profil lipid mungkin dilakukan untuk menilai faktor risiko terkait seperti diabetes dan dislipidemia.