Perbedaan Deodoran dan Antiperspirant, Gunakan Sesuai Kebutuhan
Meskipun sering dianggap sama, keduanya memiliki fungsi yang berbeda.
Meskipun sering dianggap sama, keduanya memiliki fungsi yang berbeda.
Perbedaan Deodoran dan Antiperspirant, Gunakan Sesuai Kebutuhan
Deodoran dan antiperspirant adalah dua produk perawatan pribadi yang banyak digunakan untuk mengatasi masalah bau badan dan keringat berlebih. Meskipun sering dianggap sama, keduanya memiliki fungsi yang berbeda dan bekerja dengan cara yang unik untuk menjaga kesegaran dan kenyamanan tubuh.Bau badan sendiri sering menjadi masalah bagi sebagian orang. Bau badan bisa disebabkan oleh keringat. Saat panas, tubuh berkeringat. Kelembapan itu kemudian menguap dan mendinginkan tubuh.
Untuk menangani gangguan ini, penggunaan deodoran dan antiperspirant bisa sangat membantu. Deodoran dirancang untuk menghilangkan atau menutupi bau yang dihasilkan oleh bakteri di kulit, sementara antiperspirant berfungsi untuk mengurangi produksi keringat dengan cara menyumbat kelenjar keringat.
Nah, berikut ini adalah ulasan selengkapnya mengenai apa saja perbedaan deodoran dan antiperspirant yang menarik untuk Anda ketahui yang merdeka.com lansir dari berbagai sumber.
Sejarah Penemuan Deodoran dan Antiperspirant
Sejarah penemuan deodoran dan antiperspirant mencerminkan perjalanan panjang manusia dalam mencari solusi untuk masalah bau badan dan keringat berlebih. Jejak pertama penggunaan deodoran bisa ditelusuri hingga zaman Mesir Kuno, di mana orang menggunakan wewangian alami seperti minyak wangi dan rempah-rempah untuk menutupi bau tubuh.Selain itu, bangsa Romawi dan Yunani juga diketahui menggunakan berbagai ramuan herbal dan mandi dengan air beraroma untuk menjaga kebersihan dan kesegaran tubuh mereka.
Penemuan deodoran modern terjadi pada akhir abad ke-19. Produk komersial pertama yang dikembangkan secara khusus untuk mengatasi bau badan adalah "Mum," yang ditemukan pada tahun 1888 oleh seorang penemu di Philadelphia.
Mum menggunakan seng sebagai bahan aktif dan dioleskan dengan tangan, yang kemudian diproduksi secara massal dan dijual dalam wadah kaca. Deodoran ini menjadi populer karena memberikan solusi praktis untuk masalah bau badan, meskipun harus sering digunakan kembali karena efektivitasnya yang terbatas. Sementara itu, penemuan antiperspirant modern muncul pada awal abad ke-20. Pada tahun 1903, produk antiperspirant pertama bernama "Everdry" diperkenalkan ke pasar. Everdry menggunakan larutan aluminium klorida sebagai bahan aktif yang bekerja dengan menghambat kelenjar keringat untuk mengurangi produksi keringat.
Meskipun efektif, produk awal ini sering menyebabkan iritasi kulit, sehingga mendorong inovasi lebih lanjut dalam formulasi untuk meningkatkan kenyamanan pengguna.
Pada tahun 1941, Helen Barnett Diserens mengembangkan formula deodoran yang lebih nyaman digunakan dengan menciptakan roll-on aplikator, terinspirasi oleh pena bola. Produk ini dinamai "Ban Roll-On" dan mulai dipasarkan pada tahun 1952, yang kemudian merevolusi cara penggunaan deodoran dan antiperspirant.
Sejak itu, industri deodoran dan antiperspirant terus berkembang dengan inovasi-inovasi baru, menciptakan berbagai bentuk dan formula untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen di seluruh dunia.
Perbedaan Deodoran dan Antiperspirant
Berikut adalah beberapa perbedaan deodoran dan antiperspirant yang paling utama:1. Fungsi
Deodoran dirancang untuk menghilangkan atau menutupi bau badan yang disebabkan oleh bakteri di kulit. Sementara, antiperspirant dirancang untuk mengurangi produksi keringat dengan menyumbat kelenjar keringat. 2. Bahan Aktif
Deodoran mengandung bahan-bahan antibakteri seperti alkohol, triclosan, atau paraben, dan pewangi untuk menutupi bau. Sementara, antiperspirant mengandung senyawa aluminium seperti aluminium klorida atau aluminium zirconium yang berfungsi untuk menghambat produksi keringat.
3. Mekanisme Kerja
Deodoran diketahui bekerja dengan membunuh bakteri yang menyebabkan bau dan memberikan aroma segar. Di sisi lain, antiperspirant bekerja dengan membentuk sumbatan sementara di saluran kelenjar keringat untuk mengurangi jumlah keringat yang mencapai permukaan kulit. 4. Penggunaan dan Efek
Deodoran digunakan untuk mencegah bau badan tetapi tidak mempengaruhi produksi keringat. Dan, biasanya deodoran juga lebih lembut di kulit. Sementara itu, antiperspirant digunakan untuk mengurangi keringat sekaligus bau badan, tetapi bisa menyebabkan iritasi kulit pada beberapa orang.
5. Sisi Keamanan
Deodoran umumnya dianggap lebih aman untuk penggunaan jangka panjang karena tidak mempengaruhi kelenjar keringat. Berbeda dengan antiperspirant. Ada kekhawatiran tentang potensi efek samping dari penggunaan senyawa aluminium dalam jangka panjang, meskipun penelitian masih belum konklusif. 6. Sisi Regulasi
Deodoran secara umum diklasifikasikan sebagai produk kosmetik karena fungsinya hanya menghilangkan bau. Untuk antiperspirant, diklasifikasikan sebagai obat di beberapa negara karena berfungsi menghambat proses biologis (produksi keringat).
7. Segi Kenyamanan
Deodoran biasanya lebih ringan dan bisa digunakan beberapa kali sehari jika diperlukan. Sedangkan antiperspirant efektivitasnya biasanya bertahan lebih lama, sering kali digunakan sekali sehari, terutama sebelum tidur.
Cara Menggunakan Deodoran dan Antiperspirant
Cara Menggunakan DeodoranDeodoran harus diterapkan langsung ke ketiak. Jika bau badan adalah perhatian utama, deodoran harus menjadi garis pertahanan pertama. Aman untuk mengoleskan deodoran sepanjang hari jika membutuhkan perlindungan bau tambahan.
Beberapa menyarankan mengoleskan deodoran pada area tubuh lain yang berbau, seperti di sekitar area dada atau dekat pangkal paha, tetapi disarankan untuk tidak melakukannya. Sebagai gantinya, oleskan bedak bayi. Ini menjadi pilihan yang lebih alami dan lebih aman untuk area di luar ketiak yang perlu diperhatikan. Cara Menggunakan Antiperspirant
Antiperspirant adalah produk dengan kandungan bahan yang lebih kuat dari deodoran, jadi pastikan Anda menerapkannya dengan benar dan hati-hati. Ikuti tips ini untuk hasil terbaik:
- Oleskan antiperspirant malam sebelumnya (sebelum tidur). Menggeseknya tepat sebelum keluar rumah tidak akan membuat antiperspirant bekerja maksimal, karena bahan aktif di dalamnya perlu waktu untuk bereaksi.
- Antiperspirant dapat diaplikasikan pada area selain ketiak (tidak seperti deodoran).
- Sebagian besar antiperspirant menawarkan perlindungan 12 hingga 48 jam, jadi kecuali jika berkeringat, Anda mungkin tidak perlu berulang kali mengoleskan antiperspirant pada siang hari.