Bahaya Deodorant Bagi Tubuh Jika Digunakan secara Berlebihan, Ketahui Cara Meminimalisirnya
Merdeka.com merangkum informasi tentang 6 bahaya deodorant yang harus diwaspadai.
Penggunaan deodorant telah menjadi kebiasaan sehari-hari untuk mengatasi bau badan. Deodorant biasanya dioleskan di area ketiak agar ketika ketiak berkeringat, bau badan tidak menyebar ke mana-mana sehingga dapat mengganggu orang lain.
Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa bahan kimia tertentu dalam deodorant bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Lantas, apa saja dampak buruk deodorant bagi kesehatan?
-
Apa itu deodorant? alah satu aspek penting dari perawatan pribadi adalah penggunaan deodoran yang efektif untuk mengatasi bau badan.
-
Apa saja risiko deodoran beraroma bagi kesehatan? Paparan terhadap produk tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti 'kesulitan bernapas, serangan asma, migrain, pusing, ruam, hidung tersumbat, kejang, dan mual.'
-
Apa yang ada di deodorant? Zinc adalah unsur yang berfungsi sebagai agen antibakteri.
-
Bagaimana deodorant bekerja? Zinc memiliki kemampuan untuk mengikat keringat yang mengandung bakteri, sehingga dapat mencegah pelepasan molekul yang menyebabkan bau tak sedap, dan menjaga ketiak tetap segar.
-
Bagaimana cara deodorant menghilangkan bau badan? Deodorant Kahf diformulasikan dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti comfrey allantoin yang aman untuk kulit.
-
Kenapa deodoran beraroma mungkin berbahaya? Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia yang terkandung dalam produk beraroma dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius.
Berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang 6 bahaya deodorant yang harus diwaspadai. Simak ulasannya sebagai berikut.
1. Berdampak Buruk bagi Kesehatan Otak
Beberapa deodorant mengandung aluminium, yang bertujuan untuk menyumbat pori-pori agar keringat tidak keluar. Aluminium ini dapat diserap oleh kulit dan masuk ke aliran darah.
Studi menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap aluminium dapat menyebabkan penumpukan logam ini di otak, yang berpotensi berkontribusi pada penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Meski riset ini masih terus dilakukan, penggunaan deodorant dengan kandungan aluminium sebaiknya dihindari sebagai tindakan pencegahan.
2. Dapat Membuat Bayi Lahir Cacat
Kandungan bahan kimia tertentu dalam deodorant seperti paraben dan ftalat dapat mempengaruhi perkembangan janin jika digunakan secara berlebihan selama kehamilan.
Ftalat, yang sering ditemukan dalam produk perawatan pribadi, dapat mengganggu sistem endokrin, memengaruhi hormon, dan berpotensi menyebabkan cacat lahir.
Ibu hamil disarankan untuk berhati-hati dalam memilih produk yang digunakan, termasuk deodorant, untuk meminimalkan risiko paparan bahan kimia berbahaya pada janin.
3. Menyebabkan Pubertas Dini
Bahan kimia seperti paraben yang digunakan sebagai pengawet dalam deodor stylist bisa diserap oleh tubuh dan memengaruhi keseimbangan hormon.
Paraben diketahui dapat bertindak sebagai estrogen sintetis, hormon yang mengatur perkembangan seksual. Jika terpapar dalam jumlah berlebihan sejak usia muda, hormon-hormon ini bisa mempercepat pubertas pada anak-anak.
Pubertas dini dapat membawa dampak psikologis dan kesehatan jangka panjang, sehingga penting untuk meminimalkan paparan terhadap bahan kimia ini.
4. Kanker Payudara
Penggunaan deodorant yang mengandung bahan kimia berbahaya, seperti aluminium dan paraben, dikaitkan dengan risiko peningkatan kanker payudara.
Aluminium memiliki sifat mirip estrogen yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker pada jaringan payudara. Selain itu, paraben, yang bertindak sebagai pengawet, juga telah terdeteksi dalam jaringan kanker payudara.
Meski belum ada bukti kuat yang memastikan hubungan langsung antara deodorant dan kanker payudara, banyak pakar kesehatan menyarankan untuk menghindari produk yang mengandung bahan kimia ini untuk mengurangi risiko.
5. Alkohol Deodorant Menyebabkan Alergi pada Kulit
Alkohol sering digunakan dalam deodorant karena kemampuannya untuk membunuh bakteri penyebab bau. Namun, penggunaan alkohol pada kulit sensitif bisa menyebabkan iritasi, kemerahan, dan alergi.
Bagi mereka yang memiliki kulit sensitif, alkohol dalam deodorant dapat menghilangkan kelembapan alami kulit, menyebabkan kekeringan, hingga dermatitis. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa label produk dan memilih deodorant yang bebas alkohol jika memiliki kulit sensitif.
6. Menyebabkan Sakit Kepala
Beberapa deodorant mengandung wewangian sintetis yang dapat memicu sakit kepala, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap bau tertentu.
Zat kimia dalam parfum tersebut bisa merangsang saraf penciuman secara berlebihan dan menyebabkan ketegangan di area kepala.
Selain itu, bahan kimia seperti formaldehid yang digunakan dalam beberapa deodorant juga dapat memicu gejala lain seperti pusing dan mual. Menggunakan deodorant bebas wewangian atau berbahan alami dapat membantu mengurangi risiko sakit kepala.
Cara Meminimalisir Risiko Bahaya Deodorant
Setelah mengetahui 6 bahaya deodorant bagi tubuh, maka selanjutnya untuk menekan risiko bahaya deodorant, Anda hanya perlu membatasi frekuensi penggunaannya dan menggantinya dengan deodorant yang tidak mengandung parfum.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan deodorant dengan berbahan dasar alami untuk menghindari iritasi kulit yang berlebihan.
Salah satu cara efektif lainnya adalah dengan melihat label kemasan yang tercantum ketika Anda membeli deodorant. Termasuk komposisinya. Hal ini dapat meminimalisir risiko penggunaan deodorant bagi tubuh Anda.