Sosok Kiai Yusuf Hasyim, Anak Bungsu Pendiri NU yang Pernah Pimpin Banser hingga Dirikan Kampus Islam Bergengsi
Gus Irfan Yusuf, salah satu cucu Kiai Hasyim Asy’ari sang pendiri Nahdlatul Ulama. Ini sosok Kiai Hasyim Asy’ari.
Presiden RI Prabowo Subianto mempercayakan kepemimpinan Badan Penyelenggara Haji periode 2024-2029 ke tangan Gus Irfan Yusuf, salah satu cucu Kiai Hasyim Asy’ari sang pendiri Nahdlatul Ulama.
Pengangkatan Gus Irfan sebagai Kepala Badan Penyelenggara Haji memiliki dasar cukup kuat. Ia adalah sosok ulama yang memiliki rekam jejak panjang dalam sejumlah anak organisasi NU hingga pengasuh pesantren. Selain itu, ia juga merupakan anggota Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto. Saat ini, Gus Irfan menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra.
Profil Gus Irfan sudah banyak diulas media massa. Oleh karena itu, redaksi Merdeka.com memilih menelusuri sosok ayahanda Gus Irfan, Muhammad Yusuf Hasyim, orang yang sangat berpengaruh bagi pribadi Gus Irfan.
“Tugas kita saat ini adalah meneruskan perjuangan beliau (Muhammad Yusuf Hasyim),” ujar Gus Irfan dalam sebuah unggahannya di akun Instagram @gus.irfanyusuf.
Profil
Muhammad Yusuf Hasyim merupakan putra bungsu Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dan Nyai Nafiqoh. Pernikahan pendiri NU dengan Nyai Nafiqoh dikaruniai 10 orang anak. Yusuf Hasyim merupakan bungsu dari sepuluh bersaudara. Ia lahir pada 3 Agustus 1929 di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.
Yusuf Hasyim memiliki nama kecil yang unik yakni Ud. Ayahnya, Kiai Hasyim Asyari memanggilnya dengan sebutan Ud. Panggilan ini merujuk pada sosok Yusuf Hasyim kecil yang belum bisa menyebut namanya dengan kata Usuf. Ia menyebut namanya sendiri dengan kata Usud.
Mengutip situs digilib.uinsa.ac.id, Muhammad Yusuf Hasyim merupakan salah satu dari sedikit tokoh NU yang menonjol. Ia adalah putra Kiai Hasyim Asyari yang dikenal pemberani dan suka mengulik fenomena sosial dalam masyarakat.
Menurut penuturan keluarga, dulu di kamar pribadi Yusuf Hasyim lebih banyak keberadaan surat kabar dan kliping-kliping daripada kitab kuning.
Peran Besar
Hasyim Asyari mendidik Yusuf Hasyim dengan cermat dan hati-hati. Sejak kecil, Yusuf sering diajak ayahnya berdakwah ke berbagai daerah. Selama perjalanan naik bus, kereta api, mobil, atau delman, Yusuf diminta mengulang hafalan Al-Quran yang sudah diajarkan sebelumnya oleh sang ayah.
Masa remaja Yusuf penuh goncangan. Saat remaja, ia menyaksikan sang ayah ditangkap kolonial Jepang. Bermodal nekat dan berani, Yusuf akhirnya meninggalkan Jombang menuju sejumlah kota mulai Solo, Yogyakarta, dan berakhir di Cirebon. Perjalanan nekat yang dilakukan seorang diri ini membentuk mentalnya jadi sosok pemberani dan mandiri.
Sekembalinya ke Jombang, Yusuf yang saat itu berusia 16 tahun mendaftarkan diri sebagai anggota Laskar Hisbullah. Ia lalu menjadi tentara RI hingga tahun 1956.
Yusuf kemudian mengundurkan diri dari barisan tentara RI dengan pangkat terakhir letnan satu.Sejak saat itu, karier politik Yusuf Hasyim melejit.
Mengutip Instagram @gus.irfanyusuf, Yusuf Hasyim pernah menjadi Ketua Pengurus Pusat GP Ansor, komandan pusat pertama Banser, pendiri Universitas Hasyim Asyari (UNHASY) Jombang, Madrasah Qur’an, Perpustakaan KH Hasyim Asyari, SMP dan SMA Wahid Hasyim, Jasa Boga, dan Ma’had Aly Hasyim Asyari.