Sosok Kiai Hasyim Pendiri NU Bojonegoro, Perintahkan Anaknya Menikahi Perempuan Kota demi Syiarkan Ajaran Aswaja
Keilmuannya diakui banyak orang, banyaj murid-muridnya jadi kiai besar, salah satunya Mustofa Bisri atau Gus Mus
Keilmuannya diakui banyak orang, banyak murid-muridnya jadi kiai besar, salah satunya Mustofa Bisri atau Gus Mus
Sosok Kiai Hasyim Pendiri NU Bojonegoro, Perintahkan Anaknya Menikahi Perempuan Kota demi Syiarkan Ajaran Aswaja
Nahdlatul Ulama (NU) Bojonegoro lahir di Padangan pada tahun 1938 Masehi. Pemrakarsanya Kiai Hasyim Padangan. Demi memperluas pengaruh NU di Bojonegoro, Kiai Hasyim punya strategi unik, yakni menyuruh anaknya menikah.
-
Siapa pendiri NU? KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh penting dibalik organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ia memprakarsai berdirinya NU pada 1926, mendapat julukan Hadratus Syekh (maha guru), sekaligus menjadi Rais Akbar NU pertama.
-
Kapan Kiai Hasyim Asy'ari mendirikan Pesantren Tebuireng? Buku Buku yang diterbitkan Tebuireng Institute for Islamic Studies itu memuat kisah kehidupan Kiai Hasyim Asy'ari sejak lahir hingga menimba ilmu ke Bangkalan, Sidoarjo, Pasuruan, Jombang, Kediri, hingga Mekkah.Termasuk saat mendirikan Pesantren Tebuireng (1899), hingga mengarang 21 kitab dan dua kitab belum diterbitkan (1937-1947).
-
Siapa pendiri NU dan Muhammadiyah? Nahdlatul Ulama (NU) lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya. NU didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme Islam yang mengusung gagasan purifikasi puritanisme. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
-
Apa gelar KH Hasyim Asy'ari? KH Hasyim Asy'ari juga dikenal sebagai seorang pahlawan nasional, yang berjasa dalam gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau juga memiliki julukan Hadratussyaikh yang berarti Maha Guru, dan gelar Syaikhu al-Masyayikh atau Gurunya Para Guru.
-
Mengapa Syekh Nurjati menyebarkan Islam? Setelah ilmunya dirasa cukup, ia kemudian memulai misinya untuk mengenalkan ajaran Islam.
-
Siapa Syekh Nurjati? Syekh Maulana Idhofi Mahdi Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati menjadi tokoh penyebar Agama Islam yang berpengaruh di sekitar abad ke-14. Ia bergerak mengenalkan Islam ke wilayah barat pulau Jawa melalui semenanjung Malaka hingga ke pelabuhan Nagari Singapura yang saat ini merupakan wilayah Cirebon, Jawa Barat.
Strategi
Kiai Hasyim meminta putranya Kiai Sholeh untuk menikahi perempuan kota. Tujuannya agar putranya bisa mengepakkan sayap NU di pusat Kota Bojonegoro. Pada tahun 1940, Kiai Sholeh mengawali syiar NU di kawasan kota Bojonegoro. Namun, hingga ia meninggal dunia pada 1948, NU Bojonegoro belum resmi lahir.
Sepeninggal Kiai Sholeh, dakwah NU di pusat kota Bojonegoro diteruskan oleh Kiai Rachmat Zuber dari Tulungagung. Selama tinggal di Bojonegoro, Kiai Rachmat bertamu kepada para kiai di Bojonegoro sebagai bentuk strategi membesarkan embrio NU dan nilai ajaran Ahlusunnah wal Jama'ah (Aswaja). Usaha ini berhasil. Mengutip Instagram @bojonegorohistory, pada tahun 1953, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bojonegoro resmi berdiri. Pendiri NU BojonegoroSosok Kiai Hasyim
Kiai Hasyim tinggal dan membangun masjid di sebuah dusun kecil bernama Jalakan, Padangan, Bojonegoro. Sosoknya dikenal ulama spesialis nahfu sharaf. Kepandaiannya tidak hanya diakui di Indonesia, tetapi juga dikenal hingga Singapura dan Malaysia.
Kiai Hasyim terkenal sebagai ulama yang menjadi rujukan banyak santri di tanah Jawa antara tahun 1852 hingga 1942. Kitab ilmu sharaff karangannya sangat fenomenal, hingga dikenal umat Islam dari generasi ke generasi.Mengutip Liputan6.com, banyak ulama Jawa Timur dan Jawa Tengah yang dahulu menjadi santri Kiai Hasyim. Salah satunya Kiai Mustofa Bisri alias Gus Mus, pimpinan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang.
Para Guru
Kiai Hasyim tercatat pernah menjadi santri pada sejumlah kiai. Mulai dari Sayyid Abdurrahman Hasyim Basyaiban di Padangan, Mbah Kholil Bangkalan, hingga menuntut ilmu di tanah Haramain pada ulama-ulama besar pada zamannya.
Karya
Mengutip NU Online, karya Kiai Hasyim antara lain Tasrifan Padangan, terjemah Imrithi, terjemah Alfiyah Ibnu Malik, hingga terjemah Nadham Maqsud. Sayangnya, saat ini hanya Tasrifan Padangan yang masih bisa dijumpai.
Akhir Hayat
Kiai Hasyim meninggal saat tentara Jepang masuk Indonesia sekitar 1942. Saat ia meninggal, banyak masyarakat berdatangan. Bahkan saat prosesi pemakaman, keranda jenazah Kiai Hasyim terlihat seperti berjalan sendiri karena banyaknya orang yang ingin memikul keranda.