Cekam dan ciut bekap negara kota
Merdeka.com - Senin malam, 13 April 1964. Azan isya sudah berlalu setengah jam. Suasana Kampung Melayu di Singapura terasa hening. Rumah-rumah penduduk telah terkunci.
Penghuni sebuah rumah panggung di Geylang Serai, termasuk bagian Kampung Melayu, masih melek. Salim Osman, anak keenam dari sebelas bersaudara, tengah khusyuk mengerjakan tugas pelajaran matematika di ruang makan. Bocah 12 tahun ini kelas satu SMP di Siglet, sekitar lima kilometer dari rumah.
Tiba-tiba terdengar satu ledakan. "Suaranya keras sekali, tapi tidak terasa getaran," kata Salim saat dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya Jumat dua pekan lalu. Insiden ini menggegerkan warga kampung.
-
Dimana bom itu diyakini berada? Hal ini diduga karena nuklir ini berada di sebuah pantai lepas di pulau Tybee, Georgia, sebab selama beberapa waktu di daerah ini tercatat memiliki tingkat radioaktif yang tinggi.
-
Di mana perampokan terjadi? Toko jam mewah di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Tangerang disatroni perampok pada Sabtu (8/6).
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
-
Dimana penembakan terjadi? Sebuah penembakan terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Di mana penembakan terjadi? Tiga pemuda yang menjadi korban penembakan yakni RS, DS dan YL. Mereka sempat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, Kabupaten TTU.
-
Di mana peristiwa penembakan terjadi? Dalam video tersebut tampak empat pemuda berjalan di antara reruntuhan di daerah Al-Sika di Khan Younis, Jalur Gaza selatan pada awal Februari lalu. Daerah ini hancur akibat pengeboman dan operasi militer Israel.
Ledakan bom itu terjadi di Jalan Rebong, Kampung Ubi, sekitar satu kilometer dari rumah Salim. Bahan peledak diletakkan di pinggir jalan depan rumah kosong. Namun rumah itu tidak hancur. Kerusakan parah terjadi pada sebuah rumah panggung, sekitar lima meter dari pusat ledakan. Peristiwa itu menewaskan penghuni rumah itu, janda setengah abad bersama putri tunggalnya, pelajar 19 tahun.
Tiga hari kemudian, ada ledakan lagi. Kali ini suaranya lebih keras lantaran lebih dekat dengan kediaman Salim, kira-kira 800 meter. Kejadiannya sekitar pukul sepuluh malam. ketika itu Salim tengah menumpang nonton televisi di tetangga sebelah rumah.
Maklum saja, televisi masih barang mahal saat itu. Salim sekeluarga cuma bisa mendengarkan siaran Radio Singapore dalam bahasa Melayu atau Inggris. Dari radio pula, dia tahu Indonesia tengah berkonfrontasi dengan Malaysia. Singapura waktu itu masuk dalam Federasi Malaysia.
Asal ledakan di simpang Jalan Betek dan Jalan Timun, juga masuk wilayah Kampung Melayu. Bom diletakkan di telepon umum juga merusak dua rumah di sampingnya. Dua warga China, termasuk perempuan 62 tahun dan tiga orang Melayu, cedera.
Karena dekat, Salim bersepeda menghampiri lokasi ledakan. Dia tiba setengah jam berselang lantaran harus mencari tahu tempatnya. Setiba di sana, orang sudah ramai kumpul. Polisi dan paramedis tengah sibuk mengevakuasi korban.
Menurut Salim, Singapura saat masa konfrontasi, 1963-1965, terasa mencekam. Pemerintah negara kota itu sudah memperingatkan penduduk lewat siaran televisi dan radio agar menjauhi tempat-tempat keramaian. Sebab ledakan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Sementara itu, siapa pelakunya sumir. "Biasanya bom meledak di pantai, taman, telepon umum, dan tempat keramaian lainnya," ujar Salim.
Era konfrontasi dipicu oleh berdirinya negara Federasi Malaysia pada 1957. Presiden Soekarno menudingnya sebagai negara boneka Inggris, serta dibentuk untuk melemahkan perekonomian Indonesia. Dalam pidato 27 Juli 1963 di Lapangan Ikada (sekarang bernama Lapangan Monumen Nasional), Soekarno mengobarkan slogan Ganyang Malaysia. Sejak itu, terkumpul 21 juta sukarelawan siap menyerbu negara jiran tersebut.
Sejak pidato Soekarno pula, kecemasan dan ketakutan melanda warga Singapura. Penduduk di kampung-kampung giat melaksanakan ronda malam. Dari data kepolisian Singapura, kata Salim, selama masa konfrontasi terjadi 42 ledakan di seantero Negeri Singa itu.
Meski begitu, sentimen anti-Indonesia tidak terasa di sana. Sebab sebagian besar rakyat Singapura ketika itu berdarah Indonesia. "Orang tua saya asal Kendal, Jawa Tengah," tutur Salim.
Singapura kini murka lantaran luka lama dirobek lagi. Mereka memprotes keras keputusan pemerintah Indonesia memberi nama Kapal Republik Indonesia (KRI) untuk keperluan tempur, Usman Harun. Sebab dua anggota Korps Komando Operasi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut ini merupakan pelaku utama peledakan MacDonald House di kawasan bisnis Singapura, Orchard Road, 10 Maret 1965.
Kemarahan petinggi Singapura akhir-akhir ini seolah lupa mereka pernah ciut dibekap suasana mencekam setengah abad lalu.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian itu terjadi saat para pekerja galian sedang menggali tanah di sekitar area.
Baca SelengkapnyaKebakaran Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berdampak pada pemukiman warga sekitar.
Baca SelengkapnyaLedakan di bangunan barang rongsokan itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.
Baca SelengkapnyaInformasi yang dihimpun, bom dilempar saat azan salat subuh.
Baca SelengkapnyaKesimpulan awalnya adalah bahan dari flash powder atau bahan yang biasa dipakai untuk mercon, bondet dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaJalanan ini dipenuhi dengan ranjau paku yang buat ban bocor, tetapi ada yang lebih mencurigakan lagi.
Baca Selengkapnyawarga sipil berada di lokasi telah dievakuasi ke tempat lebih aman
Baca SelengkapnyaWarga juga sempat melihat ada benda yang meluncur ke atas seperti mercon namun tidak meledak di atas.
Baca SelengkapnyaKebakaran dahsyat terjadi pada gudang peluru TNI. Demi keselamatan, warga sekitar pun dievakuasi ke tempat lebih aman.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI mengatakan, sifat serpihan proyektil dan selongsong amunisi yang tercecer sangat sensitif jika tidak ditangani dengan baik.
Baca SelengkapnyaKapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto membongkar isi gudang yang meledak di Markas Gegana Satbrimob Polda Jatim
Baca SelengkapnyaAda 12 unit mobil pemadam atau 36 personel dikerahkan untuk memadamkan kebakaran di lokasi tersebut.
Baca Selengkapnya