Bom Nuklir AS yang Hilang Pada Perang Dunia I Ternyata Masih Bisa Meledak
Berikut kisah tentang bom nuklir yang hilang pada perang Dunia I.
Berikut kisah tentang bom nuklir yang hilang pada perang Dunia I.
Bom Nuklir AS yang Hilang Pada Perang Dunia I Ternyata Masih Bisa Meledak
Pada tanggal 5 Februari 1958, dua pesawat jet milik Angkatan Udara, bertabrakan.
Salah satu pesawat tersebut membawa bom termonuklir Mark 15, karena peristiwa ini kemudian bom tersebut hilang dan belum ditemukan sampai sekarang.
Walaupun peristiwa tabrakan ini tidak memakan korban, tetapi hilangnya senjata bom nuklir yang dibawa salah satu pesawat jet masih menjadi misteri hingga kini.
Penyelam Angkatan Udara dan Angkatan laut sudah mencari setelah peristiwa berlangsung, namun hasilnya nihil.
-
Mengapa roket Proton-M meledak? Karena permasalahan pemasangan sensor, ketika roket itu diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan, terjadi ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan itu ternyata berakibat fatal. Roket yang seharusnya tegak lurus meluncur ke langit, ia tiba-tiba berbalik. Meledak lalu serpihannya menghujam Bumi.
-
Apa perbedaan utama antara ledakan bom nuklir dan gempa bumi? Hasilnya, dapat memanfaatkan perbedaan mendasar antara sumber ledakan dan gempa bumi untuk mengembangkan metode yang lebih baik dalam mengklasifikasikan peristiwa-peristiwa tersebut.
-
Dimana kecelakaan reaktor nuklir terburuk di Amerika Serikat terjadi? Bencana itu terjadi di Three Mile Island.
-
Apa yang meledak di Gudang Amunisi Kodam? 'Yang namanya markas TNI yang namanya gudang munisi yang pasti dibangun jauh dari tahun tahun sebelumnya. kemudian seiring perkembangan zaman, kesini perkembangan perumahan sehingga merapat ke instalasi militer,' ujarnya.
-
Kenapa gudang peluru meledak? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Apa yang meledak di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
Setelah semua upaya pencarian dilakukan, ternyata senjata ini diyakini terkubur atau tersembunyi di bawah lautan atau pasir sedalam 13 hingga 15 kaki.
Hal ini diduga karena nuklir ini berada di sebuah pantai lepas di pulau Tybee, Georgia, sebab selama beberapa waktu di daerah ini tercatat memiliki tingkat radioaktif yang tinggi.
Melihat tingginya gelombang radioaktif, akhirnya pemerintah AS masih bersikeras untuk mencari hingga ke dasar laut.
Setelah 2 bulan selang kejadian tabrakan, penyelam Angkatan Udara dan Angkatan Laut masih menyusuri area pantai seluas 24 mil di Wassaw Sound, yang merupakan teluk di Samudra Atlantik menggunakan sonar genggam.
Akan tetapi, usaha ini masih nihil menemukan petunjuk. Akhirnya, pada 16 April 1958, militer memutuskan bahwa bom tersebut hilang dan tidak dapat diperbaiki lagi.
Mereka juga mengatakan bahwa senjata tersebut belum dirakit sepenuhnya, sehingga tidak akan ada bahaya ledakan atau aktivitas radioaktif.
Foto: Pixabay/903115
Namun, setelah 40 tahun peristiwa ini terjadi, dilaporkan Indy100, Sabtu, (23/9), seorang pensiunan perwira Angkatan Udara, Stephen Schwartz mencari kembali bom yang hilang. Menurutnya senjata nuklir ini adalah warisan dari perang dingin.
Foto: Pixabay/AlexAntropov86
“Saya tidak mengatakan bahwa benda tersebut hilang dalam jangka waktu yang lama karena menurut saya benda tersebut tidak hilang,”
Pensiunan perwira Angkatan Udara, Stephen Schwartz
Hal ini kemudian direspon oleh beberapa ahli yang mengatakan bahwa bom tersebut lebih baik dibiarkan terkubur.
Sebab, meskipun bom nuklir ini memiliki kemungkinan kecil akan meledak.
Tetapi akan ada kemungkinan ketika bom diangkat atau diambil dari tempatnya akan menimbulkan ledakan, karena ada kandungan uranium yang harus dibuang terlebih dahulu.
Karena hal tersebut, Schwartz akhirnya mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk menemukan senjata ini adalah secara kebetulan atau karena badai dahsyat yang mengeruknya dari tempat persembunyian.
Foto: FreeCreativeStuff/Pixabay