Firasat buruk sang istri
Merdeka.com - "Kita hanya dikasih janji-janji, sebenarnya mereka tidak peduli," begitu jawaban Suciwati, istri mendiang Munir, saat wawancara khusus dengan merdeka.com terkait penegakan hak asasi manusia sebelum pemilihan presiden beberapa bulan lalu. Mungkin pernyataan itu firasat bagi Suciwati, pembunuh suaminya, Pollycarpus Budihari Prijanto, bakal menghirup udara bebas.
Munir Said Thalib merupakan pejuang hak asasi manusia. Dia tewas diracun pada 7 September 2004 dalam perjalanan menuju Amsterdam, Belanda. Pelaku pembunuhan Munir memang telah ditangkap dan diproses secara hukum. Namun Polly pada Sabtu petang pekan lalu bebas dari penjara Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.
Bebasnya Polly tentu menjadi pertanyaan besar soal janji Presiden Joko Widodo menuntaskan kasus pelanggaran hak asasi manusia. Suciwati sebelumnya memang sedikit mendapat gambaran bakal ada perlakuan spesial bagi pembunuh suaminya.
-
Apa yang diwisudakan? Xavier Rasyad Pasca Aliva, putra ganteng Cut Keke dan Malik Bawazier, baru saja menyelesaikan pendidikannya di BINUS SCHOOL Simprug.
-
Apa yang diabaikan di dunia politik? Penelitian mereka memperlihatkan sikap bermusuhan terhadap kelompok oposisi atau mereka yang pandangan politiknya berbeda menjadi faktor pendorong untuk mengabaikan moral ketika orang berada di ranah politik.
-
Apa inti dari politik? Inti dari politik adalah manusia dan tatanan hidupnya.
-
Apa yang dikorbankan? Anak laki-laki dan perempuan menjadi sasaran pembunuhan ritual pada masa itu, namun karena sebagian besar korban adalah remaja, para peneliti kesulitan untuk menentukan jenis kelamin yang tepat.
-
Kenapa Wulan dan Zainul jadi bahan pembicaraan? Wulan LIDA dan Zainul Basyar tengah menjadi perbincangan hangat karena kedekatan dan penampilan duet mereka yang membuat netizen terharu.
-
Apa saja yang dibahas dalam kata mutiara politik? Kata mutiara berkelas tentang dunia politik bisa menambah wawasan Anda. Politik merupakan sebuah konsep yang diterapkan di seluruh dunia.
Dia mengatakan Jokowi terbelenggu oleh pelaku pelanggaran hak asasi manusia. "Karena tidak ada pilihan pas buat kita. Yang satu kesandung soal kasus pelanggaran hak asasi manusia, soal kasus penculikan, dan satunya soal di sekitarnya penjahat hak asasi manusia," kata Suciwati.
Namun ketika itu Suciwati punya harapan besar kepada Jokowi dibanding Prabowo disebut sebagai pelanggar hak asasi manusia. Sedangkan Jokowi dinilai mampu menuntaskan lantaran tidak memiliki beban masa lalu. Namun harapan itu pupus ketika narapidana kasus pembunuhan suaminya dibebaskan dari jeruji besi. Hukuman 14 tahun hanya dijalani delapan tahun lantaran keluar pembebasan bersyarat dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Tentu pembebasan ini menuai kritikan. Sejak Polly dibebaskan, banyak pihak mempertanyakan janji Jokowi menuntaskan pelanggaran hak asasi manusia. Salah satunya Direktur Eksekutif Imparsial Poengki Indarti, tempat dulu Munir memperjuangkan hak asasi manusia. Indarti menilai Jokowi sama seperti presiden sebelumnya, Megawati Soekarnoputeri dan Soesilo Bambang Yudhoyono.
Padahal rekam jejak hukuman buat mantan pilot Garuda itu dinilai tidak layak lantaran Polly tidak serius membongkar dalang di balik pembunuhan Munir. "Sebelumnya kami juga mempertanyakan pemberian remisi berlebihan kepada Pollycarpus dan menyayangkan dikabulkannya peninjauan kembali Polly oleh Mahkamah Agung mengubah hukumannya dari 20 tahun menjadi 14 tahun," kata Poengki dua hari lalu.
Namun bagi Suciwati bukan hal mengagetkan bakal terjadi seperti ini. Jika melongok ke belakang sejak suaminya pergi, dia melihat sudah satu dasawarsa ini penyelesaian kasus Munir sekadar janji-janji manis. Bahkan dia melihat isu hak asasi manusia dijadikan komoditas politik menyerang kubu lawan. "Kami dijadikan komoditas politik, hanya dijadikan wacana terus, tidak memikirkan nasib kami itu sangat jelas," kata Suciwati. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya