Penelitian: Orang Rela Abaikan Moral Demi Politik
Penelitian: Orang Rela Abaikan Moral Demi Kepentingan Politik
ilmuwan politik di Universitas Nebraska-Lincoln menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi.
-
Kenapa nilai moral di masyarakat menurun? Krisis moral dalam masyarakat ditunjukkan oleh perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang semakin jauh dari nilai-nilai luhur bangsa.
-
Apa itu pelanggaran kode etik Pemilu? Pelanggaran kode etik pemilu merujuk pada tindakan yang melanggar etika atau norma-norma penyelenggara pemilu terhadap sumpah dan janji yang diucapkan sebelum mereka menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilu.
-
Apa ciri-ciri krisis moral di masyarakat? Krisis moral dalam masyarakat ditunjukkan oleh perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang semakin jauh dari nilai-nilai luhur bangsa.
-
Apa itu Pemilu? Pemilu adalah sarana penyelenggaraan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Bagaimana kode etik penyelenggara pemilu diterapkan? Kode etik penyelenggara pemilu adalah suatu kesatuan asas moral, etika, dan filosofi yang menjadi pedoman perilaku bagi penyelenggara pemilu berupa kewajiban atau larangan, tindakan dan/atau ucapan yang patut atau tidak patut dilakukan oleh penyelenggara pemilu.
-
Kenapa kode etik penyelenggara pemilu penting? Kode etik ini penting dipahami oleh setiap masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) adalah salah satu pilar demokrasi yang menjamin hak rakyat untuk memilih dan dipilih sebagai wakilnya.
Penelitian: Orang Rela Abaikan Moral Demi Politik
Dua hari lagi Indonesia akan menggelar pemilu. Dari sejarah masa lalu kita mengetahui, tak hanya di Indonesia, para politisi dan para pendukungnya di berbagai belahan dunia rela mengabaikan moral demi kepentingan politik.
Di berbagai platform media sosial, siaran televisi, atau berbagai podcast, cukup mudah kita temukan contoh-contoh perilaku menyimpang dalam wacana politik.
Dikutip dari laman the Jerusalem Post, ilmuwan politik di Universitas Nebraska-Lincoln menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi dalam penelitian terbarunya yang dipublikasikan dalam jurnal Political Psychology dengan tajuk berani "Politik menjadikan kita semua bajingan: Mengapa penilaian moral bersifat situasional secara politik."
Ilmuwan politik Kyle Hull, Kevin Smith, dan Clarisse Warren menunjukkan, orang bersedia mengabaikan moral mereka--bahkan bertindak tidak etis--ketika terlibat dalam ranah politik.
Penelitian mereka memperlihatkan sikap bermusuhan terhadap kelompok oposisi atau mereka yang pandangan politiknya berbeda menjadi faktor pendorong untuk mengabaikan moral ketika orang berada di ranah politik.
Moral menjadi sesuatu yang hanya diperlukan pada saat-saat tertentu saja. Orang lebih bersedia memaafkan mereka yang melanggar moral karena pelaku masih satu kubu politik. Sementara kubu lawan yang melanggar akan dikecam keras. Fenomena ini cukup banyak terjadi tapi tidak sepenuhnya bisa dijelaskan.
Mengapa pelanggaran serupa menimbulkan penilaian moral yang berbeda dalam ranah pribadi dan politik?
""Orang-orang, tanpa memandang usia atau ideologi, lebih bersedia terlibat dalam perilaku dan penilaian yang tidak bermoral jika perilaku tersebut berada dalam ranah politik," kata Hull.
Hal itu didorong oleh faktor ketidaksukaan terhadap kubu lawan.
Para peneliti menggelar survei dengan melibatkan empat kelompok orang dewasa, total 2.472 responden. Survei tersebut mencakup skala perilaku moral nonpolitik dan politik serta skala toleransi moral politik dan nonpolitik.
"Pada dasarnya kami bertanya ke orang dan meminta mereka menanyakan pertanyaan yang sama," kata Smith.
"Satu-satunya perbedaan dalam poin survei adalah ketika kami mengubah 'pribadi' menjadi 'politisi'. Dan itu sudah cukup membuat penilaian moral orang berubah.
Penelitian ini juga menyoroti bagaimana perilaku buruk orang-orang yang lebih toleran secara moral terhadap politisi yang mereka sukai.
Politik membuat kita melakukan apa yang di situasi normal tidak akan kita lakukan dan menoleransi apa yang biasanya tidak kita toleransi. Politik menunjukkan sisi terburuk kita.
"Semakin kita menjelek-jelekkan pihak lain maka semakin mudah kita mengabaikan moral kita."
"Jika itu benar, maka orang kemungkinan besar akan menggunakan standar yang berbeda untuk perilaku moral atau pilihan moral dalam kehidupan pribadi mereka dibandingkan dengan dunia politik, dan itulah yang kami temukan," kata Smith.
"Politik tampaknya membuat kita semua menjadi orang jahat."