Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kelat-kelit Jokowi semakin bikin sulit

Kelat-kelit Jokowi semakin bikin sulit Polisi sujud syukur Komjen Budi menang. ©2015 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Janganlah berbohong. Sekali kamu berbohong maka kamu akan menutupi kebohonganmu dengan kebohongan-kebohongan yang lain.

Demikian nasihat orang bijak untuk menegakkan moral kebaikan. Presiden Jokowi mungkin tidak berbohong saat berbicara tentang kemelut KPK versus Polri. Namun tidak bisa dipungkiri, dia lebih banyak berkelit saat mana seharusnya dia bisa bertindak tegas.

Kelitan satu disusul oleh kelitan lain, karena hasrat membuat keputusan yang bisa menyenangkan semua orang. Padahal setiap orang atau sekelompok punya kepentingan sendiri-sendiri, sehingga mustahil sebuah keputusan bisa menyenangkan semua orang.

Dalam dua pekan terkahir, Jokowi berkali-kali menegaskan dirinya menunggu proses hukum yang tengah berjalan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, yang menyidangkan gugatan praperadilan Komjen Budi Gunawan (BG) atas penetapan tersangka oleh KPK. Sebelumnya, melalui Buya Syafi’i, Jokowi juga menyatakan tidak akan melantik BG.

Dua pesan itu menunjukkan, Jokowi berharap PN Jakarta Selatan menolak gugatan BG sehingga statusnya tetap sebagai tersangka. Tentu tidak pada tempatnya seorang tersangka – apalagi sudah disahkan pengadilan – dilantik menjadi Kapolri. Jokowi pun minta Kompolnas untuk mengajukan calon-calon lain.

Tetapi apa lacur, skenario Jokowi berantakan, karena PN Jakarta Selatan membuat putusan di luar perkiraan banyak orang. Menurut hakim tunggal Sarpin Rizaldi, surat perintah penyidikan (sprindik) yang menetapkan BG sebagai tersangka oleh KPK, tidak sah dan tak berdasarkan hukum.

Apapun alasannya, suka atau tidak suka dengan putusan tersebut, lepas sudah status tersangka BG. Hal ini tentu memaksa Jokowi untuk melantiknya, sebab sesuai kata-katanya, proses hukum harus dilalui, harus dihormati. Para pendukung BG pun langsung mendesak agar Jokowi dilantik.

Di sisi lain, Jokowi tidak bisa begitu saja mengabaikan tuntutan publik, tuntutan akal sehat, bahwa BG tidak pantas menjadi Kapolri. Memang dia sudah memenangkan praperadilan, tetapi hampir semua ahli hukum, termasuk para mantan hakim agung, menilai putusan hakim Sapin itu salah, melampaui ketentuan undang-undang, karena penetapan tersangka bukan obyek yang bisa dipraperadilankan.

Apakah kali ini Jokowi masih bisa berkelit untuk menghindari dua tuntutan tersebut? Lantas apa dalih yang digunakan, mengingat putusan praperidilan bersifat final? Jokowi menghadapi situasi yang sulit, bahkan lebih sulit dari sebelumnya.

Pada saat mendapat tekanan dari KMP (Kalla-Mega-Paloh) untuk segera mencalonkan BG, Jokowi bimbang, mengingat nama jenderal itu sudah distabilo merah oleh KPK dan PPATK saat dicalonkan jadi menteri. Tetapi karena tekanan bertubi, Jokowi sampaikan nama BG ke DPR, dengan harapan publik akan marah dan DPR akan menolak.

Tapi harapan tidak sesuai kenyataan. Publik memang marah, tetapi DPR tetap memproses pencalonan BG. Bahkan ketika KPK menetapkan BG sebagai tersangka, Komisi III DPR tetap melakukan uji kelayakan dan kepatutuan, selanjutnya sidang paripurna DPR menerima pencalonan BG sebagai Kapolri.

Sesaat setelah KPK menetapkan BG sebagai tersangkat, dan sebelum DPR menetapkan sebagai calon Kapolri, sebenarnya Jokowi punya waktu untuk menarik pencalonan BG. Tetapi hal itu tidak dilakukan. Alasannya, menghormati proses politik di DPR, apalagi dia sendiri selaku presiden yang mengajukan nama itu.

Proses politik sebetulnya bisa dihentikan oleh proses hukum, karena sebagai negara hukum, negeri ini menganut supremasi hukum. Jadi ketika KPK menetapkan BG sebagai tersangka, mestinya Jokowi mengambil jalan hukum: membatalkan pencalonan BG dan mengajukan calon baru.

Tapi hal itu tidak dilakukan. Jokowi berkelit, proses hukum belum selesai. Apalagi BG mengajukan gugatan praperadilan. Publik pun sabar menunggu putusan praperadilan. Nah, setelah hakim Sarpin memenangkan gugatan BG, apa Jokowi hendak berkelit lagi?

Sangat mungkin jika dia berpegang pada moral anti korupsi. Apalagi jika KPK mengajukan peninjauan kembali atas putusan putusan hakim Sapin ke MA. Memang putusan praperdilan bersifat final, tidak bisa dibanding, tidak bisa dikasasi. Tetapi jika kesadaran hukum menyatakan bahwa putusan itu salah, MA tidak bisa menolaknya untuk tidak melakukan peninjauan kembali.

Presidennya sudah banyak. MA pernah membatalkan putusan praperadilan yang mempersoalkan status tersangka dalam kasus Chevron. MA juga pernah membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat tentang sengketa pilkada Depok. Padahal menurut UU No 32/2005 putusan pengadilan tinggi itu bersifat final.

Jokowi memang harus berpikir panjang soal dampak pelantikan BG. Dia akan dimusuhi publik karena mencederai janji memberantas korupsi. Lebih dari itu pelantikan BG berarti penghancuran KPK, sebab proses hukum yang ditimpakan Polri ke pimpinan KPK akan semakin agresif. Bisa-bisa semua komisioner KPK ditahan. Ambruklah institusi anti korupsi itu diterjang “saudaranya” sendiri.

(mdk/war)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PDIP Tanggapi Isu Kepala BIN Diganti: Kalau Ada Pergantian Minimal Setara dengan Budi Gunawan
PDIP Tanggapi Isu Kepala BIN Diganti: Kalau Ada Pergantian Minimal Setara dengan Budi Gunawan

PDIP menanggapi isu pergantin Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan (BG).

Baca Selengkapnya
VIDEO: Wajah Santai Jokowi Berubah Jengkel Dituding Dalang Penjegalan Anies di Pilkada
VIDEO: Wajah Santai Jokowi Berubah Jengkel Dituding Dalang Penjegalan Anies di Pilkada

Presiden Jokowi buka suara terkait tudingan menghambat dan menjegal langkah politik Anies Baswedan di Pilkada Serentak, Jumat (30/8).

Baca Selengkapnya
Jokowi Jadikan Relawannya Menteri, Pengamat: Ada Kekecewaan Terpendam dengan PDIP
Jokowi Jadikan Relawannya Menteri, Pengamat: Ada Kekecewaan Terpendam dengan PDIP

Jokowi telah menunjukkan bahwa ia solid bersama relawannya dengan memberikan jabatan di kabinet, ketimbang PDIP sebagai partainya.

Baca Selengkapnya
Sidang MK, Kubu AMIN Ungkap Aktor-Aktor Bantu Jokowi Langgengkan Kekuasaan
Sidang MK, Kubu AMIN Ungkap Aktor-Aktor Bantu Jokowi Langgengkan Kekuasaan

Bambang Widjojanto mengungkit wacana perpanjangan masa jabatan presiden

Baca Selengkapnya
Jejak Mantan Wakapolri, dari Dunia Intelijen Kini Jadi Kandidat Terkuat Menterinya Prabowo
Jejak Mantan Wakapolri, dari Dunia Intelijen Kini Jadi Kandidat Terkuat Menterinya Prabowo

Sebelum menjabat Wakapolri, dia pernah menjadi ajudan presiden.

Baca Selengkapnya
Yusril: Jokowi Merasa Dibikin Repot Gugatan Batas Usia Capres dan Cawapres, Gibran Belum Tentu Mau
Yusril: Jokowi Merasa Dibikin Repot Gugatan Batas Usia Capres dan Cawapres, Gibran Belum Tentu Mau

Keresahan Presiden Jokowi itu dikatakan Yusril saat diskusi dengannya terkait gugatan batas usia capres dan cawapres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya
FOTO: Sosok Nawawi Pomolango yang Resmi Gantikan Firli Bahuri Usai Dilantik Jokowi Jadi Ketua KPK Sementara
FOTO: Sosok Nawawi Pomolango yang Resmi Gantikan Firli Bahuri Usai Dilantik Jokowi Jadi Ketua KPK Sementara

Nawawi Pomolango resmi dilantik menggantikan Firli Bahuri sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sementara.

Baca Selengkapnya
Luhut Bela Jokowi Soal Sodorkan Kaesang di Pilgub Jakarta: Beliau Itu Presiden yang Sangat Demokratis
Luhut Bela Jokowi Soal Sodorkan Kaesang di Pilgub Jakarta: Beliau Itu Presiden yang Sangat Demokratis

Luhut mengungkapkan, bahwa Presiden Jokowi adalah sosok yang sangat mendengarkan pendapat seluruh pihak.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Sebagai Mantan Prajurit Kopassus, Saya Kewalahan Imbangi Kerja Jokowi
Prabowo: Sebagai Mantan Prajurit Kopassus, Saya Kewalahan Imbangi Kerja Jokowi

Prabowo mengaku kewalahan mengimbangi Jokowi dalam bekerja.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tegas! Respons Budi Waseso Disebut Hakim MK Dicopot Jokowi Karena Tolak Bansos
VIDEO: Tegas! Respons Budi Waseso Disebut Hakim MK Dicopot Jokowi Karena Tolak Bansos

Komjen (Purn) Budi Waseso atau Buwas menanggapi soal namanya disebut dalam Sidang Sengketa Hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi.

Baca Selengkapnya
Budi Arie Jadi Menkominfo, Relawan Dinilai Jadi Kekuatan Politik Jokowi
Budi Arie Jadi Menkominfo, Relawan Dinilai Jadi Kekuatan Politik Jokowi

Kunto menerangkan, dengan menunjuk relawannya, Jokowi juga tidak harus konsultasi dengan pimpinan parpol jika ingin mengambil kebijakan di Kominfo.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Mahfud Marah Tak Percaya Lagi dengan Jokowi
VIDEO: Mahfud Marah Tak Percaya Lagi dengan Jokowi "Ini Sudah Keterlaluan!"

Menurut Mahfud, putusan MK tersebut sudah jelas salah lantaran melanggar etik.

Baca Selengkapnya