Profil
Millard Fillmore
Millard Fillmore merupakan Presiden Amerika yang ke-13. Ia menjadi presiden karena menggantikan Zachary Taylor yang wafat karena sakit. Sebelum ia diangkat menjadi presiden, ia merupakan wakil Presiden Zachary Taylor. Saat ia menjabat, ia tidak dibantu oleh wakil presiden.
Millard termasuk golongan yang kurang beruntung dalam hal pendidikan. Ia tidak sempat merasakan bangku sekolah. Meskipun begitu, ia sangat rajin mempelajari hukum secara otodidak. Saat itu, usianya 23 tahun dan dia sudah membuka praktik hukum di New York. Usahanya tak sia-sia, banyak politikus Amerika yang memakai jasanya.
Tahun 1832, ia terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan rakyat Amerika. Dan di tahun 1844, ia mencalonkan diri sebagai gubernur New York. Sayangnya, tidak berhasil. Tahun 1848, ia dipinang oleh Partai Whig untuk maju dalam Pemilihan Presiden. Pilihannya tak salah, ia memperoleh kemenangan dalam pemilu tersebut.
Millard Fillmore dilantik oleh Konstitusi Amerika sebagai Presiden Amerika di tanggal 10 Juli 1860. Saat itu, Amerika sudah terbelah karena masalah perbudakan. Dia berusaha untuk menyatukan pihak-pihak yang bertikai. Usahanya berhasil membuat Perang Saudara tidak terjadi, meskipun akhirnya perang tersebut pecah pada tahun 1861.
Setelah ia menjadi presiden, ia tetap mengkampanyekan untuk menindak tegas orang-orang yang terkait dengan perbudakan. Sayangnya, niatan mulia itu membuatnya dijauhi rekan-rekan politiknya. Hal itu mengakibatkan ia kalah dalam pemilihan presiden selanjutnya.
Pada 8 Maret 1874, Millard Fillmore meninggal dunia. Ia meninggal dalam keadaan lumpuh. Ia meninggalkan seorang putra, Millard Powers Fillmore
dan putri yang dinamai Mary Abigail Fillmore hasil pernikahannya dengan istri pertamanya yaitu Abigail Powers. Dalam pernikahan keduanya, ia dan sang istri keduanya, Caroline Carmichael, tidak dianugerahi momongan.
Riset dan analisa oleh Dyanara Putri