Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra

Profil Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra | Merdeka.com

Guruh Soekarnoputra lahir dengan nama Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra dikenal sebagai seniman dan juga politikus. Anak bungsu dari pasangan Ir. Soekarno, presiden Indonesia pertama dengan Fatmawati ini menyukai kesenian dan sastra sejak anak-anak. Pada usia lima tahun, Guruh sudah belajar menari Jawa, Sunda, Bali dan mementaskan tariannya di atas panggung. Pada usia itu juga ia membentuk band bocah dan bermain piano.

Menjelang remaja, Guruh membentuk band The Beat-G (tahun 1965) dan merilis album perdananya di tahun 1975 berjudul Guruh Gypsy, yang berisi musik paduan gamelan Bali. Dua tahun kemudian, ia mendirikan organisasi pemuda, Swara Mahardika (berubah menjadi Yayasan Swara Mahardika pada 1987) dan PT Gencar Semarak Perkasa (GSP) pada tahun 1989.

Guruh mengadakan pagelaran untuk menunjukkan ekspresi seninya, antara lain adalah Pagelaran Karya Cipta Guruh Soekarno Putra I pada 1979, Pagelaran Karya Cipta Guruh Soekarno Putra II: Untukmu Indonesiaku dan memproduksi film semi-dokumenter Untukmu Indoensiaku (1980), Pagelaran Karya Cipta Guruh Soekarno Putra III: Cinta Indoensia Pagelaran Jakarta Week di Singapura (1984), dan Pagelaran Karya Cipta Guruh Soekarno IV: Gilang Indonesia Gemilang (1986). Selain itu, Guruh juga pernah menggelar pertunjukan kolosal 'JakJakJakJak Jakarta' dalam rangka ulang tahun Jakarta ke 462 tahun (1989), Pagelaran Kolosal: Gempita Swara Mahardhika dalam rangka 10 tahun Swara Mahardika (1987).

Sementara itu, peran Guruh di bidang perfilman adalah perannya menjadi ilustrator musik film Ali Topan Anak Jalanan. Ia juga pernah berperan sebagai Sunan Muria dalam film Sembilan Wali (1985).

Terkait dengan kehidupan pribadinya, adik mantan presiden RI Megawati Soekarno Putri ini pernah menikahi seorang penari asal Uzbekistan, Sabina Guseynova pada 20 September 2002 di Tashkent, Uzbekistan. Dalam perkawinannya itu, Guruh menyerahkan Al-Quran, Buku Di Bawah Bendera Revolusi dan Buku Otobiografi Presiden Soekarno sebagai mas kawin. Namun perkawinannya tak berusia lama dan kini kembali sendiri.

Lama tak terdengar kabar ia menjalin kasih, pada awal November 2009, Guruh tampak mesra ditemani seorang wanita yang diketahui bernama Evasari Gabrielle Silalahi, atau biasa dipanggil Eva, sosok wanita selama dua tahun terakhir telah dekat dengannya.