10 Potret Tulisan Mengundang Tawa di Bus, Penuh Candaan sampai Ada Anggapan Kurang Piknik

Tulisan di belakang bus ini cukup mengganggu dan memicu pemikiran mendalam. Apakah ada Jawa Negro? Padahal selama ini hanya ada suku Jawa tanpa penambahan apapun di belakangnya.

Inilah hasilnya jika istri jarang diajak piknik. Akibatnya, ia sering merasa kesal dan semakin temperamental setiap hari.

Tulisan ini memang benar-benar jenius dalam strategi pemasaran. Cara promosinya begitu halus sehingga membuat para suami tergoda untuk mengajak istrinya piknik.

Saat Lesti mengalami KDRT dari Billar, para ibu-ibu bersatu untuk membela pedangdut berbakat itu, bahkan ada yang datang menjenguk ibu satu anak tersebut.

Ini adalah hasilnya jika liburan diisi dengan banyak orang. Pasti selalu ada yang mengeluh tentang nasibnya sendiri dan akhirnya berakhir dengan bersaing dalam nasib. Selain itu, juga sering terkait dengan perasaan khas para ibu.

Tidak boleh menganggap seperti ini seharusnya. Jangan menjadikan istri orang sebagai pacar, itu tidak baik! Ini merupakan tindakan mengambil hak orang lain, padahal jika hal itu terjadi pada diri sendiri, pasti akan merasa emosi juga.

Itu benar sekali! Ijazah memang hanya menunjukkan bahwa seseorang telah bersekolah. Namun, ijazah tidak menunjukkan bahwa orang tersebut telah berpikir.

Orang yang sering tidak pernah piknik bersama keluarganya cenderung memiliki banyak hutang. Sehingga mereka menabung uang terlebih dahulu sampai hutang-hutangnya terbayar. Setelah itu, mereka baru bisa pergi piknik ke berbagai tempat.

Film pendek ini benar-benar fenomenal di masanya. Dengan mulut pedasnya, Bu Tedjo berhasil menghipnotis penonton untuk ikut merasakan emosi.

Tulisan ini sungguh merupakan contoh keahlian dalam pemasaran tingkat lanjut. Pendekatannya begitu halus sehingga para generasi muda tergoda untuk berlibur.

Sangat wajar jika penumpang merasa lelah setelah beberapa hari perjalanan ini. Sangat disayangkan, ketika mereka sampai di Paris, mereka justru jatuh sakit.