Jorge Martin dan Pecco Bagnaia Anggap Rivalitas Membosankan: Buat Apa Musuhan?
Jorge Martin dan Pecco Bagnaia kembali merasa bingung mengapa banyak orang berharap mereka berseteru di MotoGP.
Jorge Martin dan Pecco Bagnaia kembali menunjukkan bahwa mereka tidak memahami mengapa banyak orang berharap mereka berseteru, terutama setelah persaingan merebut gelar MotoGP dalam dua musim terakhir.
Keduanya sepakat bahwa selama mereka saling menghormati meskipun dalam kompetisi yang ketat, tidak ada alasan untuk saling bermusuhan.
Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers setelah balapan di Sepang, Malaysia, pada hari Minggu (3/11/2024). Dalam balapan tersebut, keduanya terlibat dalam duel ketat, saling salip untuk merebut posisi terdepan pada tiga lap pertama.
Banyak yang berasumsi bahwa momen tersebut dapat merusak hubungan baik mereka, namun kenyataannya, mereka justru tertawa dan berbincang santai mengenai persaingan itu setelah mencapai garis finis.
Bagnaia menjelaskan bahwa meskipun mereka berdua bersaing ketat untuk gelar juara, hubungan baik tetap terjaga. Ia ditanya tentang rahasia di balik hubungan baiknya dengan Martin meskipun keduanya merupakan rival utama.
Menurutnya, tidak ada karakter dan sifat dalam dirinya yang mengarah pada kebencian terhadap pembalap lain. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk membenci Martin, karena pembalap asal Spanyol tersebut selalu menunjukkan rasa hormat kepadanya.
Hal ini menunjukkan bahwa kompetisi dalam dunia balap tidak selalu harus diwarnai dengan permusuhan, melainkan bisa dibangun atas dasar saling menghargai.
Tidak merasa perlu untuk bermusuhan di luar lintasan
"Bagi saya, semua ini sangat sederhana, karena saya bukan orang yang cenderung bertindak agresif di luar lintasan balap, dan saya juga tidak merasa perlu untuk bersikap kasar di dalamnya. Saya tidak pernah memiliki sifat seperti itu dan tidak akan pernah menjadi seperti itu," kata juara dunia MotoGP 2022 dan 2023 ini.
"Jika Jorge mulai bertindak demikian, saya mungkin akan merespons dengan cara yang berbeda. Namun, kenyataannya Jorge dan saya memiliki pendekatan yang serupa. Oleh karena itu, rasa hormat sangatlah penting, dan pandangan ini akan selalu menjadi prinsip saya. Saya tidak mengerti mengapa kita harus saling bermusuhan di luar lintasan atau mengabaikan satu sama lain dengan sikap yang tidak sopan," tambah Bagnaia.
Martin juga menjawab pertanyaan yang serupa dan sedikit mengenang kembali saat-saat indah ketika mereka bersahabat saat menjadi rekan setim di Aspar Mahindra Moto3 pada tahun 2015 dan 2016.
Pada waktu itu, mereka sering menghabiskan waktu bersama dan menjalin hubungan yang erat. Meskipun sekarang kedekatan mereka tidak seperti dulu, mereka tetap kompak dalam menjaga rasa saling menghormati satu sama lain.
Saya berharap agar kita selalu dapat akur
"Sejak tahun 2015, saya merasa kami berdua telah saling mengenal dengan baik. Dulunya, kami memiliki hubungan persahabatan yang sangat erat. Meskipun saat ini hubungan kami tidak seperti dulu, kami selalu bersikap baik satu sama lain dan tetap bisa bersaing di lintasan. Kalian semua bisa menyaksikannya hari ini," ujar pembalap yang dikenal dengan julukan 'Martinator'.
"Pertarungan kali ini sangat luar biasa dalam perjalanan karier kami. Meskipun tidak terjadi di lap-lap terakhir, tetap saja itu adalah momen yang mengesankan. Saat saya membicarakannya, saya merasa kami berdua juga menikmati pengalaman tersebut. Jika keadaannya tetap seperti ini di masa depan, itu akan menjadi hal yang sempurna bagi saya. Saya berharap kami bisa terus melanjutkan hubungan seperti ini," tambahnya.
Menjelang akhir musim, Martin berada di puncak klasemen pembalap dengan total 485 poin, unggul 24 poin dari pesaingnya, Bagnaia. Untuk memastikan gelar juara dunia, Martin perlu meraih tambahan 14 poin atas Bagnaia selama akhir pekan di seri terakhir, yang dijadwalkan berlangsung di Sirkuit Barcelona-Catalunya, Montmelo, Spanyol. Sumber: MotoGP