Merger Honda dan Nissan, Eks CEO: Dari Sisi Industri sangat Tidak Logis
Mantan CEO Nissan sebut merger Honda dan Nissan bukan langkah yang baik. Simak selengkapnya!

Di tengah permasalahan kebangkrutan yang dihadapi Nissan, muncul informasi bahwa Nissan dan Honda berencana untuk menjalin aliansi otomotif baru demi menghindari kemunduran. Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk merumuskan rencana merger dengan Honda.
Namun, Carlos Ghosn, mantan CEO Nissan, mengungkapkan bahwa penggabungan kedua perusahaan tersebut justru akan menambah masalah bagi Nissan. Ia juga berpendapat bahwa Honda mungkin tidak akan menerima tawaran ini dengan baik.
“Ini adalah tindakan yang berani. Kesepakatan ini tidak bersifat pragmatis, karena sebenarnya cukup sulit untuk membangun sinergi antara kedua perusahaan. Secara praktis, tidak ada hubungan saling melengkapi di antara mereka, karena keduanya beroperasi di pasar dengan produk yang serupa. Mereka sangat mirip,” kata Ghosn dalam wawancara dengan Bloomberg Television, Jumat (20/12/2024).

Ghosn menyatakan bahwa saat ini Honda berada di bawah tekanan dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) untuk menjalin kesepakatan dengan Nissan demi kelangsungan perusahaan tersebut.
“Di satu sisi, Nissan mengambil langkah berani untuk memastikan masa depannya. Namun, di sisi lain, Honda tampaknya kurang bersemangat menyambut kolaborasi ini dan harus mempertimbangkan METI di Jepang,” tambahnya.
“Dalam pandangan saya, aspek industri di dalamnya tampak tidak logis, tetapi ada kalanya perusahaan harus membuat pilihan antara kinerja dan pengendalian. Idealnya, keduanya dapat dicapai. Namun, kebijakan METI cenderung mengutamakan pengendalian daripada kinerja, sehingga mereka pasti mendorong Honda untuk melakukan kesepakatan itu,” ungkap Ghosn.

Sebagai mantan CEO Nissan, ia menegaskan bahwa kerjasama antara Nissan, Honda, dan Mitsubishi adalah sebuah "pengambilalihan tersembunyi" yang dilakukan Honda terhadap kedua perusahaan tersebut. Ghosn menyatakan bahwa Honda adalah perusahaan teknik yang sangat luar biasa, dan Nissan pun merasa bangga dengan hal yang sama. Oleh karena itu, akan ada persaingan dalam menentukan teknologi mana yang akan diterapkan oleh perusahaan induk yang baru.