Penjualan Makin Lesu, Gara-gara Harga Mobil Kian Mahal?
Tren kenaikan harga mobil di Indonesia dipengaruhi oleh sejumlah faktor
Sejumlah faktor mempengaruhi tren kenaikan harga mobil di Indonesia.
Apakah Penjualan Menurun karena Harga Mobil Semakin Tinggi?
Pernyataan diberikan oleh Gaikindo mengenai dampak meningkatnya harga mobil baru di pasar domestik, yang menyebabkan penurunan permintaan masyarakat terhadap mobil baru.
Menurut Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tren kenaikan harga mobil di Indonesia. Salah satunya adalah dominasi bahan baku mobil yang masih berasal dari impor. Kukuh mengungkapkan hal ini dalam acara Diskusi Solusi Mengatasi Stagnasi Pasar Mobil di Indonesia di Kementerian Perindustrian, Jakarta, pada Rabu (10/07/2024). Selain itu, biaya logistik juga menjadi penyebab harga mobil baru di Indonesia yang semakin mahal. Kukuh mencatat bahwa biaya logistik memberikan dampak signifikan terhadap biaya produksi mobil.Dia menjelaskan bahwa kenaikan harga mobil baru disebabkan oleh ketegangan geopolitik akibat perang yang mengganggu rantai pasok dan meningkatkan biaya produksi.
Dampak kenaikan harga mobil dipicu oleh tren pelemahan Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), menurut Kukuh. Tren pelemahan Rupiah tersebut tidak terduga oleh para produsen mobil.
Memohon bantuan pemerintah
Dia mengharapkan agar pemerintah memberikan dukungan guna meningkatkan permintaan mobil baru di pasar dalam negeri, seperti memberikan insentif fiskal (PPnBM) DTP yang sebelumnya telah terbukti sukses pada tahun 2011 dengan penjualan domestik yang tertinggi.
"Mengutip data GAIKINDO, penjualan mobil domestik di bawah target 1,05 juta unit sepanjang 2023. Pada tahun 2022, penjualan mobil mencapai 1,04 juta unit, turun 4 persen dibanding tahun sebelumnya."
Dalam tahun 2023, penjualan retail menurun sebesar 1,5 persen dibandingkan tahun 2022, mencapai 998.059 unit, sedangkan tahun sebelumnya mencapai 1,01 juta (1.013.582) unit.