Berbagai pandangan yang keliru tentang HIV/AIDS
Merdeka.com - Yap, tanggal 1 Desember ditetapkan sebagai hari AIDS sedunia oleh UNAIDS sejak tahun 1988. Ngomong-ngomong kenapa sih AIDS ini harus ada "hari peringatannya" segala? Kok kita seolah-olah harus merayakan hari karena nama suatu "penyakit"? Hehehehe... sebetulnya hari-nya tersendiri bukan dibuat untuk "dirayakan" tapi justru jadi hari peringatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas pandemik AIDS sebagai salah satu ancaman yang berbahaya.
HIV/AIDS memang salah satu pandemik yang berbahaya (terutama kalo lo gak tau cara menghadapinya) dan sudah menyebar ke berbagai belahan dunia. Sayangnya, keganasan dari pandemik ini seringkali tidak disertai dengan pemahaman yang cukup oleh masyarakat umum. Ironisnya lagi, pemahaman masyarakat terhadap pandemik ini seringkali tercampur aduk oleh mitos-mitos, salah kaprah, sehingga masih banyak pandangan masyarakat umum yang keliru terhadap isu ini. Padahal, dengan memahami pandemik ini, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memerangi HIV/AIDS dari mulai menjaga diri, mengetahui sarana penularan, mencegah penularan, melakukan tindakan yang tepat jika tertular, serta memperlakukan pengidap positif HIV dengan cara yang tepat.
gue mau berbagi sedikit pengetahuan dan pengalaman gue sebagai mantan aktivis gerakan HIV/AIDS dari tahun 2010-2013. Gue khususnya akan mengupas berbagai macam kekeliruan umum yang sering gue temui seputar isu HIV/AIDS. Untuk melengkapi artikel ini, zenius juga sempat menyebarkan Survei Pengetahuan Pelajar tentang HIV/AIDS pada 28-29 November 2015 yang berhasil mengumpulkan jawaban dari 496 responden pelajar. Survei tersebut bertujuan untuk menyingkap kekeliruan yang masih eksis di kalangan pelajar. Berdasarkan hasil survei, overall, pengetahuan para responden pelajar udah oke kok seputar HIV/AIDS. Cuma ada 1-2 hal aja yang perlu diluruskan. Okay, kita mulai aja yuk pembahasannya, dimulai dari kekeliruan umum yang pertama:
-
Bagaimana cara mengenal fakta? Dalam sebuah fakta, antara satu orang dengan orang lainnya pastinya sama karena kejadiannya jelas, tidak dapat terbantahkan serta dapat dicek kebenarannya.
-
Apa itu fakta? Fakta adalah pernyataan yang berupa situasi riil dari sebuah kajadian yang terjadi. Fakta berisi sesuatu yang benar-benar ada dan pernyataan dari sebuah fakta biasanya sulit untuk disanggah oleh siapapun.
-
Bagaimana cara membuktikan kebenaran fakta? Dalam konteks ini, fakta dapat dicatat, diukur, diamati, atau dibuktikan melalui pengalaman atau eksperimen yang konkret.
-
Bagaimana cara membuktikan sebuah fakta? Dalam sebuah fakta, antara satu orang dengan orang lainnya pastinya sama karena kejadiannya jelas, tidak dapat terbantahkan serta dapat dicek kebenarannya.
-
Bagaimana cara cek fakta informasi itu? Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Kekeliruan #1: HIV itu sama dengan AIDS
Oke, di poin pertama ini gue mau membahas tentang definisi HIV dan AIDS itu sendiri. Hal ini perlu dibahas soalnya berdasarkan pengalaman gue, ada aja orang yang masih salah kaprah tentang pengertian HIV dan AIDS. Ada yang menganggap HIV itu sama dengan AIDS. Waduhhh, jadi itu keliru? Terus yang bener itu apa dong? Yuk kita kupas satu per satu
Apa itu HIV?
HIV (human immunodeficiency virus, Virus Imunodifisiensi Manusia) adalah sebuah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Jadi, orang yang mengidap HIV adalah orang yang terinfeksi Virus Imunodifiensi Manusia (HIV). Virus HIV yang masuk ke tubuh akan menyerang helper T cell pada manusia dan menjadikan sel tersebut sebagai sarana virus menggandakan diri. Kalian mungkin pernah dengar nama sel ini ketika kalian mempelajari Sistem Peredaran Darah dan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia di kelas 11.
Helper T cell sederhananya adalah salah satu jenis sel darah putih yang berfungsi untuk memicu produksi antibodi (memori penyakit) dan sel-sel darah putih "pembunuh" yang akan membunuh patogen-patogen di dalam tubuh. Saat helper T cell banyak yang rusak, manusia kehilangan kemampuan untuk melawan penyakit yang datang. Kenapa? Karena tubuh akan kehilangan kemampuan untuk mengidentifikasi apakah zat asing yang masuk ke dalam tubuh kita itu kawan atau lawan (ini kaitannya ke produksi antibodi). Tubuh juga akan kehilangan kemampuan untuk melawan zat asing yang sudah jelas bersifat merusak (ini kaitannya ke produksi sel darah putih "pembunuh").
Terus apa sih gejalanya seseorang yang terinfeksi virus HIV? Gini, dalam waktu 6 minggu - 3 bulan setelah seseorang terinfeksi HIV, tubuh orang tersebut akan memproduksi antibodi sebagai bentuk respon terhadap infeksi. Nah, tes yang paling sering digunakan saat ini adalah tes darah untuk mengecek keberadaan si antibodi HIV yang diproduksi manusia untuk melawan virus tersebut. Jadi kalau dalam darah seseorang terdapat antibodi HIV, ya berarti orang tersebut terinfeksi HIV.
Tapi, tes ini juga memiliki kelemahan, soalnya antibodi HIV baru terbentuk 6 minggu - 3 bulan pasca-terinfeksi. Jadi, ada saat ketika sebetulnya seseorang sudah terinfeksi HIV, tapi tubuhnya belum memproduksi antibodi HIV. Nah, periode ini disebut masa jendela / window period. Pada periode ini, seorang yang sudah terinfeksi HIV akan menghasilkan hasil negatif saat tes darah karena memang si antibodi HIV yang merupakan (salah satu) tolak ukur keberadaan HIV belum terbentuk.
Apa itu AIDS?
Berbeda dengan HIV, AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat terinfeksi virus HIV. Jadi, orang yang mengidap AIDS adalah orang yang sudah dalam KONDISI mengalami penurunan kekebalan tubuh akibat infeksi virus HIV. Sampai pada akhirnya penurunan kekebalan tubuh tersebut menunjukan beberapa gejala dan infeksi lain. Terus, gejala dan infeksi apa aja sih yang biasanya terjadi pada pengidap AIDS?
Gejala dan infeksi tersebut di antaranya:
Okeee, dari penjelasan panjang di atas bisa diambil kesimpulan bahwa HIV dan AIDS adalah dua hal yang berbeda namun sangat berkaitan satu sama lain. Urutannya gini:
terinfeksi HIV -> "Helper T cell" dirusak virus -> kekebalan tubuh melemah (AIDS) -> rentan terhadap infeksi bakteri, virus, fungi, parasit
Dari dua poin di atas juga bisa diambil kesimpulan bahwa orang yang terinfeksi HIV belum tentu mengidap AIDS, tetapi orang yang mengidap AIDS sudah pasti terinfeksi HIV. Rentang waktu antara orang yang positif HIV sampai terinfeksi AIDS itu sangat relatif dengan treatment & penanganan masing-masing pengidap. Daan.. satu hal penting lagi yang mesti lo tau adalah orang dengan HIV/AIDS yang akhirnya meninggal, bukan meninggal karena AIDS nya, melainkan karena berbagai infeksi yang sudah sangat merusak tubuhnya.
Anyway, berdasarkan hasil survei, para responden ternyata udah banyak yang ngeh (82%) kalo HIV dan AIDS adalah dua hal yang berbeda dan bahwa HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS. Selain itu, udah banyak juga yang tahu (93%) kalo HIV itu adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia.
Untuk berikutnya, gue akan menyebut pengidap positif HIV/AIDS dengan istilah ODHA, "Orang dengan HIV AIDS"
Kekeliruan #2: Penularan HIV bisa melalui udara, bersentuhan, air liur, & gigitan nyamuk.
Beberapa waktu yang lalu, sempat ada berita menghebohkan dari poster & spanduk HIV yang diterbitkan oleh Kemenkes karena keliru memberikan informasi terkait penularan HIV. Kekeliruan ini sempat jadi sorotan media dan LSM setelah spanduk terkait penularan HIV terpasang di kereta commuter line jabodetabek.
Pada spanduk tersebut, disebutkan HIV bisa menular melalui gigitan nyamuk, berenang, makan bersama, berjabat tangan, dan berpelukan. Sontak hal ini langsung mengejutkan banyak pihak, terutama kalangan aktivis HIV. Memang sih pada akhirnya Kemenkes mengakui bahwa ada kekeliruan salah cetak. Seharusnya tertulis "HIV TIDAK menular melalui..." malah tercetak "HIV menular melalui". Memang sih salah cetaknya cuma satu kata tapi maknanya jadi jauh banget. Okay terus yang bener gimana sih cara penularan virus HIV? Yuk kita bahas satu per satu.
Pada prinsipnya, HIV itu menyerang sel sistem kekebalan tubuh yang disebut CD4 / helper T cell. Helper T cell merupakan sel yang terdapat di kulit lapisan dalam. Artinya, untuk mencapai helper T cell, si HIV butuh "jalur masuk" kulit dengan cukup dalam, misalnya melalui luka. Setelah berhasil masuk, HIV menempel pada sel helper T cell lalu bisa menggandakan diri. Saat proses penggandaan diri ini berlangsung, sel helper T cell dirusak oleh HIV dan (sel helper T cell-nya) dibuat tidak efektif untuk memerangi infeksi. Ketika proses ini berlanjut, kekebalan tubuh ybs akan semakin menurun dan menjadi rentan terhadap infeksi-infeksi lain.
Soo, karena si HIV ini menempel di helper T cell, otomatis HIV ini akan bersarang di tempat helper T cell itu berada. Contohnya, darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu. Artinya, HIV tidak ditemukan dalam air liur, air kencing, feses, keringat, dan air mata. Kenapa tidak ditemukan? Ya karena di cairan-cairan tersebut tidak terdapat sel helper T cell.
A. Penularan melalui gigitan nyamuk
26% responden survei zenius masih percaya kalo gigitan nyamuk bisa menularkan HIV/AIDS. Mungkin mereka kepikiran jika di dalam darah terdapat HIV, maka nyamuk yang menghisap darah dari penderita HIV bisa menularkan HIV ke orang lain. Untungnya, HIV tidak bisa menular melalui gigitan nyamuk. Kenapa?
Gini, seperti yang gue bilang sebelumnya, HIV itu menempel pada helper T cell lalu menggandakan diri. Nah, saat nyamuk menghisap darah dari ODHA, darah yang mengandung HIV itu akan masuk ke usus nyamuk. Untungnya, di dalam perut nyamuk itu tidak terdapat helper T cell. Akibatnya, virus HIV yang masuk ke dalam perut nyamuk tidak dapat menggandakan diri dan akan rusak saat proses pencernaan dalam usus nyamuk.
Selain itu, perlu diketahui juga bahwa saat nyamuk ‘menggigit’, nyamuk hanya menyuntikan air liur; sementara untuk menghisap darah, nyamuk menggunakan saluran yang berbeda.
B. Penularan karena berenang bersama ODHA
Wah, kalau kita berenang di satu kolam renang yang sama dengan orang terinfeksi HIV, apa kita bakal ketularan juga?
Jawabannya: hampir tidak mungkin, alias kemungkinannya sangat kecil sekali. Kenapa?
Karena pada dasarnya penularan melalui kolam renang ini hanya bisa terjadi jika tubuh ODHA mengeluarkan cairan dengan kandungan helper T cell yang sudah terinfeksi HIV (bisa jadi karena luka terbuka atau cairan menstruasi) dan orang yang tertular juga terdapat luka terbuka. Dalam kondisi seperti itupun, sebetulnya kemungkinan terjadinya penularan sangat kecil, karena pada dasarnya HIV ini hanya mampu bertahan hidup di beberapa bagian tubuh manusia dan saat si virus keluar dari tubuh manusia, virus HIV akan cepat melemah dan ga survive atau rusak. Jadi, kemungkinan besar virus HIV yang mencemari kolam renang sekalipun akan segera rusak duluan sebelum dapat kesempatan untuk menginfeksi orang lain.
C. Penularan melalui air liur (terkena bersin, pertukaran alat makan, berciuman)
Masih ada 29% responden yang berpikir bahwa bersin/batuk itu bisa menularkan HIV/AIDS. Trus, 39% responden survei masih percaya kalo HIV/AIDS bisa ditularkan melalui berbagi alat makan dengan ODHA. Dengan angka yang lebih tinggi, lebih dari setengah responden (56%) masih berpikir kalo berciuman dengan ODHA bisa menularkan HIV/AIDS.
Nah, pemikiran tersebut keliru ya. Cairan liur ga mengandung sel apa pun. Jadi dalam artian sempit, jelas ga akan ada HIV di dalam cairan liur. Tapi, lo juga harus ingat bahwa air liur ini berada di rongga mulut dan sel-sel di rongga mulut itu mengalami siklus sel dan bisa saja sel yang mengandung HIV "rontok" lalu masuk ke air liur. Jadi, dalam artian luas, air liur bisa saja mengandung HIV yang berasal dari sel-sel rongga mulut. Tapi di sisi lain, virus HIV yang terdapat dalam air liur (yang berasal dari rongga mulut) jumlahnya terlalu sedikit untuk bisa menginfeksi orang lain.
Jadi praktisnya, pertukaran alat makan, seperti piring, gelas, sendok, garpu, bahkan berciuman tidak akan menyebabkan penularan HIV. Dengan catatan, ODHA tidak sedang dalam kondisi sariawan atau luka terbuka yang para di rongga mulutnya.
Kekeliruan #3: HIV adalah virus yang hanya menyerang homoseksual
Sampai saat sekarang, ada pemikiran masyarakat yang beranggapan bahwa HIV adalah virus yang HANYA menyerang para homoseksual, sampai-sampai ada anggapan bahwa HIV ini adalahnya penyakit homoseksual dan para pelaku homoseksual bertanggung jawab terhadap persebaran virus HIV.
Gue sendiri kurang tahu pasti kenapa sampai ada anggapan seperti itu. Hemat gue, opini itu berkembang kerena saat HIV/AIDS mulai booming di awal dekade 1980an, ada sejumlah pemuda homoseksual yang teridentifikasi sebagai ODHA. Ya mungkin momen yang "kebetulan" berbarengan itulah yang memicu kekeliruan terkait HIV.
Seperti yang udah gue bilang sebelumnya bahwa HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia (helper T cell). Nah, hal ini akan berlaku universal pada setiap manusia, baik pelaku heteroseksual, homoseksual, biseksual, atau orientasi seksual apapun.
Gue seneng banget karena berdasarkan hasil survei kemarin, kebanyakan responden udah bener tuh mengurutkan kasus penularan HIV/AIDS dari yang jumlahnya terbanyak: 1. hubungan seksual dengan lawan jenis, 2. penggunaan jarum suntk yang tidak steril, 3. hubungan seksual sesama jenis.
Mungkin ada beberapa istilah di atas yang kurang dimengerti oleh pembaca awam, ok kita bahas satu-persatu yuk:
A. Penasun
Penasun adalah singkatan dari "pengguna narkotika suntik". Wah, gimana ceritanya jarum suntik bisa menularkan HIV? HIV berpotensi menular melalui jarum suntik jika jarum suntik yang digunakan tidak lagi steril alias beberapa orang menggunakan jarum suntik yang sama secara bergantian. Kasus ini memang seringkali terjadi pada penggunaan jarum narkotika suntik, tapi bukan berarti penularan hanya terjadi karena penyalahgunaan narkoba saja ya.
Sebetulnya dalam perspektif yang lebih luas, lebih tepat jika kategori ini disebut dengan pengguna jarum suntik yang tidak steril. Karena menurut gue penularan melalui jarum ini bisa terjadi pada beberapa bentuk kasus penyalahgunaan jarum (tidak selalu jarum narkotika suntik), seperti pada proses pembuatan tatto, akupuntur, perawatan kecantikan, dsb.
Coba deh lo bayangin, jika jarum suntik yang bekas dipakai oleh seorang ODHA dipakai lagi oleh orang lain, akan ada sebagian kecil darah yang tertarik ke dalam jarum suntik (darah mengandung HIV). Nah, saat jarum itu digunakan kembali oleh orang lain, maka darah ODHA yang mengandung HIV itu akan ikut masuk ke dalam tubuh pengguna jarum berikutnya lantas menginfeksi orang tersebut.
B. Hubungan Heteroseksual
Heteroseksual adalah hubungan dengan lawan jenis. Nah, penularan HIV di kalangan pasangan heteroseksual kebanyakan terjadi melalui penetrasi alat genital. Gimana tuh proses penularannya? Jadi gini, saat pria dan wanita melakukan hubungan seks penetrasi, maka akan ada gesekan antara alat kelamin mereka.
Gesekan tersebut biasanya mengakibatkan mikrolesi (luka mikroskopik yang kecil banget) yang mana luka tersebut dapat menjadi "jalur masuk" bagi HIV. Nah, air mani dan cairan genital wanita adalah cairan yang mengandung helper T cell yang artinya juga mengandung virus HIV. Virus HIV yang bersarang di air mani dan cairan genital wanita tersebut bisa berpotensi saling menular melalui mikrolesi kemudian melipatgandakan diri.
C. LSL
LSL adalah singkatan dari "lelaki seks dengan lelaki". Dalam kasus ini, penularan kebanyakan terjadi saat penetrasi anal (penis masuk ke dalam lubang anus). Proses penularannya sama dengan penularan saat penetrasi ke alat kelamin wanita. Tapi perlu diketahui juga bahwa penetrasi anal berpotensi lebih besar untuk menularkan HIV ketimbang penetrasi ke alat genital. Kenapa? karena lapisan dubur sangat tipis sehingga lebih rentan terhadap luka kecil/mikrolesi.
Keterangan tambahan: pada diagram batang, memang hanya disebutkan pelaku homoseksual LSL (antar sesama lelaki). Namun pada kenyataannya, hubungan seksual antar wanita (lesbian) juga berpotensi menularkan HIV, selama aktivitas tersebut cenderung melibatkan kontak fisik yang intens hingga menimbulkan mikrolesi.
D. Lain-lain
Lain-lain di sini itu ya selain ketiga poin di atas. Misalnya, penularan dari ibu ke ke anak selama masa kandungan, transfusi darah, proses menyusui ibu ke anak, dll.
Kekeliruan 4: Orang yang terinfeksi HIV akan segera meninggal
Banyak orang beranggapan bahwa orang yang mengidap HIV positif berarti telah menerima "hukuman mati" yang artinya umurnya gak akan lama lagi. Hal ini diperkuat pula dengan hasi survei zenius kemarin. Jawaban mayoritas responden (38%) menyatakan bahwa sisa umur ODHA adalah tinggal 6-10 tahun lagi semenjak teridentifikasi terinfeksi HIV.
Apakah benar orang yang terinfeksi HIV umurnya pasti pendek? Saat HIV mulai merebak pada awal dekade 1980an, terinfeksi HIV mungkin memang bisa diartikan sebagai lonceng kematian. Maklum karena pada tahun segitu memang belum diketahui treatment yang pas untuk wabah HIV.
Namun, sejak ARV mulai dikembangkan di pertengahan dekade 1990an, kesempatan hidup bagi penderita HIV menjadi semakin tinggi, bahkan mereka dapat menjalani hidup seperti biasa. ARV itu apa sih? ARV (antiretroviral) adalah obat untuk infeksi retrovirus (HIV adalah retrovirus). Saat ini, ARV memang belum mampu membunuh HIV secara total, namun ARV dapat menekan pertumbuhan HIV. Artinya, jika ARV menekan pertumbuhan HIV, maka itu akan memperlambat penurunan kekebalan tubuh akibat infeksi HIV.
Nah, jika penurunan kekebalan tubuh bisa diperlambat, maka resiko penderita HIV untuk mencapai fase aids akan semakin berkurang. Terus, berapa angka harapan hidup positif HIV (belum sampai pada kondisi AIDS) yang mengkonsumsi ARV?
Well, angka harapan hidup ODHA yang melakukan pengobatan ARV memang beda-beda. Hal tersebut tergantung dari seberapa parah infeksi yang terjadi saat si pengidap HIV pertama kali melakukan pengobatan ARV dan pola hidup yang dilakukan selama pengobatan ARV. Tapi nih, dari tahun ke tahun, angka harapan hidup yang ditawarkan ARV menjadi semakin tinggi. Diagram di atas menunjukkan angka harapan hidup bagi masyarakat berusia 20 tahun pengidap HIV yang melakukan pengobatan ARV yang tinggal di negara berpenghasilan tinggi.
Pada tahun 1995 – 1996, angka harapan hidup ODHA yang menjalani pengobatan ARV hanya sampai 8 tahun saja. Tapi, angka harapan hidup tersebut meningkat sampai +55 tahun di tahun 2010. Nah, di lain sisi, orang yang tidak terinfeksi HIV memiliki tambahan angka harapan hidup selama +60 tahun. Jadi, angka harapan hidup pengidap HIV yang melakukan pengobatan ARV di negara berpenghasilan tinggi hanya selisih lima tahun saja dengan angka harapan hidup orang yang negatif HIV di negara yang sama. Jadi untuk perkembangan pengobatan zaman sekarang, bisa dibilang ODHA memiliki kesempatan angka harapan hidup yang relatif panjang (bahkan hampir sama) dengan yang bukan ODHA. Kabar baiknya lagi, di Indonesia obat ARV ini diproduksi secara generik di apotek-apotek dan bisa didapat dengan harga yang cukup terjangkau.
Gak cuma itu aja, ARV juga membantu mencegah proses transfer HIV terhadap orang lain. Hal ini bisa dilihat dari angka ODHA baru yang lebih rendah 20% dari angka estimasi antara tahun 2001 sampai 2011. ARV juga diperkirakan sudah mampu mencegah 800.000 infeksi HIV terhadap anak (melalui proses hamil, melahirkan, dan menyusui).
****
Nah, demikianlah sedikit ulasan gue tentang beberapa kekeliruan persepsi terkait HIV, AIDS, ODHA, dan berbagai cara penularannya. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi para pembaca awam untuk lebih memahami HIV/AIDS serta semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap virus ini. Secara umum gue juga berharap artikel ini bisa menambah wawasan masyarakat luas, agar kekeliruan persepsi terhadap HIV/AIDS yang kerap menimbulkan stigma negatif terhadap ODHA dapat dihilangkan atau minimal dikurangi. Sampai juga di artikel berikutnya ya!
Sumber: Zenius.net (mdk/dzm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaEdukasi yang tepat tentang HIV perlu terus digalakkan agar masyarakat tidak lagi terjebak dalam stigma dan ketakutan yang tidak berdasar.
Baca SelengkapnyaAmbigu menjadi salah satu istilah yang kerap digunakan menggambarkan sesuatu yang penuh dengan keraguan, kekaburan, ketidakjelasan.
Baca SelengkapnyaSejumlah pengetahuan kesehatan di masa lalu yang banyak diketahui dan dipercaya ternyata merupakan pseudoscience.
Baca SelengkapnyaKasus HIV/AIDS di Kota Banda Aceh Meningkat dari tahun 2008 hingga Mei 2024
Baca Selengkapnya10 contoh kalimat fakta dan opini akan memperjelas perbedaan keduanya.
Baca SelengkapnyaContoh kalimat fakta dan opini agar tidak salah dalam membedakannya.
Baca SelengkapnyaCiri-ciri fakta dan opini ini bisa disimak sebagai pengetahuan. Ketahui perbedaan dan contoh kalimatnya.
Baca SelengkapnyaHepatitis adalah salah satu penyakit yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat, tapi sayangnya, masih banyak kesalahpahaman & mitos yang berkembang tentang ini.
Baca SelengkapnyaMemahami pseudoscience penting agar Anda lebih waspada dan mampu membuat keputusan ilmiah yang sahih.
Baca SelengkapnyaBanyak orang belum memahami penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!
Baca Selengkapnya