Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

19,5 Juta Penduduk Indonesia Menderita Hipertensi

19,5 Juta Penduduk Indonesia Menderita Hipertensi Ilustrasi Hipertensi. ©CC0 Public Domain

Merdeka.com - Anggota Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) dan Ikatan Diabetes Anak dan Remaja (Ikadar) Anita Sabidi menyampaikan sebanyak 19,5 juta penduduk Indonesia merupakan penderita hipertensi. Dari jumlah penderita hipertensi, negara menanggung biaya Rp21,2 triliun untuk terapi.

Jumlah penderita hipertensi yang disampaikan berdasarkan hasil prevalensi Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) obesitas pada kelompok dewasa pada periode 2007-2018.

"Diabetes merupakan penyebab kematian tertinggi nomor 3 di Indonesia," kata Anita dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/5).

Anita mengatakan, tingginya jumlah penderita seiring 52,7 persen penduduk Indonesia mengonsumsi natrium di atas 2000 mg per hari atau melebihi batas yang dianjurkan.

Rata-rata asupan natrium penduduk Indonesia mencapai 2.764 mg per orang per hari. Sebanyak 73 persen natrium yang dikonsumsi berasal dari makanan yang dimasak di rumah dan 23 persen dari makanan yang dibeli di luar rumah.

"Karena itu, tidak mengherankan apabila Riskesdas 2018 menunjukkan, prevalensi hipertensi pada penduduk dewasa di Indonesia 34,11 persen atau naik dari sebelumnya 25,8 persen tahun 2013," ujarnya.

Anita menambahkan, kondisi tersebut dapat memicu komplikasi kesehatan yang lebih buruk. Hal itu diperburuk oleh prevalensi konsumsi rokok penduduk di atas 15 tahun yang mencapai 66 persen dan prevalensi perokok pada kelompok umur 10-14 tahun yang sebesar 3,5 persen (Tobacco Atlas).

Ketua Bidang Edukasi Publik dan Pemberdayaan Masyarakat Edukasi Publik dan Pemberdayaan Masyarakat Komnas PT, Dr. Rita Damayanti menyampaikan, untuk mencegah penyakit tidak menular, tidak ada upaya selain menghindari faktor risikonya.

"Upaya ini tidak cukup hanya dengan promosi dan edukasi kesehatan saja, harus ada kebijakan yang secara komprehensif yang mengatur," tegasnya.

Dia menyebutkan, salah satu instrumen pengendalian faktor risiko yang efektif adalah mengurangi konsumsi makanan dan minuman berpemanis serta rokok.

Menurutnya, instrumen fiskal ini diyakini efektif menurunkan konsumsi gula berlebih dan konsumsi rokok. Di saat yang sama, hasil cukai yang terkumpul bisa menjadi sumber tambahan pembiayaan kesehatan pemerintah.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Aduh, Inflasi Biaya Medis di Indonesia Lebih Tinggi dari Inflasi Bahan Pokok
Aduh, Inflasi Biaya Medis di Indonesia Lebih Tinggi dari Inflasi Bahan Pokok

Biaya kesehatan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya
Harga Rumah di Jakarta 19 Kali Lipat Pendapatan Tahunan
Harga Rumah di Jakarta 19 Kali Lipat Pendapatan Tahunan

Pengadaan lahan, biaya konstruksi, hingga pembiayaan yang dianggap belum optimal, jadi kontribusi tingginya harga rumah.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Indonesia Rentan Alami Guncangan Finansial jika Berhadapan dengan Gangguan Kesehatan
Masyarakat Indonesia Rentan Alami Guncangan Finansial jika Berhadapan dengan Gangguan Kesehatan

Hingga dalam jangka waktu panjang, semakin sulit bagi masyarakat terdampak untuk pulih dan kembali berdaya secara finansial.

Baca Selengkapnya
Jokowi Keluhkan Kerugian Negara Rp180 T karena WNI Berobat ke Luar Negeri
Jokowi Keluhkan Kerugian Negara Rp180 T karena WNI Berobat ke Luar Negeri

Ada faktor yang belum terselesaikan hingga WNI sering berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya
Alasan Jokowi Bangun RS Kemenkes Seperti Hotel: Kita Tak Ingin yang Sakit Perginya ke Singapura
Alasan Jokowi Bangun RS Kemenkes Seperti Hotel: Kita Tak Ingin yang Sakit Perginya ke Singapura

Jokowi mengatakan, pembangunan RS Kemenkes ini sangat penting agar masyarakat tak berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya
Jokowi: 95 Persen Masyarakat Indonesia Sudah Punya BPJS, Tak Perlu Pusing Ongkos Berobat
Jokowi: 95 Persen Masyarakat Indonesia Sudah Punya BPJS, Tak Perlu Pusing Ongkos Berobat

Jokowi berharap, meski ke rumah sakit sudah gratis karena BPJS, namum diharapkan warga tetap menjaga kesehatan.

Baca Selengkapnya
Lanjutkan JKN dan Bansos, Prabowo-Gibran Komitmen untuk Dukung Kesejahteraan Lansia
Lanjutkan JKN dan Bansos, Prabowo-Gibran Komitmen untuk Dukung Kesejahteraan Lansia

Pemerintahan Prabowo-Gibran melanjutkan program JKN dan bantuan sosial (bansos) milik Jokowi untuk kesejahteraan rakyat.

Baca Selengkapnya
Cara Turunkan Hipertensi Tanpa Obat, 4 Gaya Hidup Sehat ini Jadi Solusi Jitu
Cara Turunkan Hipertensi Tanpa Obat, 4 Gaya Hidup Sehat ini Jadi Solusi Jitu

Ada empat strategi atau langkah menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi tanpa obat.

Baca Selengkapnya
Asuransi BRI Life Catat Telah Bayar Klaim Nasabah Rp2,8 Triliun Hingga Juli 2024
Asuransi BRI Life Catat Telah Bayar Klaim Nasabah Rp2,8 Triliun Hingga Juli 2024

Jumlah total tertanggung BRI Life lebih dari 19 juta jiwa, dengan total pembayaran klaim dan manfaat terealisasi sebesar Rp2,88 trilun.

Baca Selengkapnya
Bukan Kanker, Jokowi Ungkap Tingkat Kematian Dua Penyakit di Indonesia Ini Tembus 300 Ribu Per Tahun
Bukan Kanker, Jokowi Ungkap Tingkat Kematian Dua Penyakit di Indonesia Ini Tembus 300 Ribu Per Tahun

Selain menyoroti angka kematian tinggi akibat penyakit tidak menular, Jokowi menekankan pentingnya pencegahan stunting atau gizi buruk.

Baca Selengkapnya
Dalam 200 Tahun Terakhir, Menkes Sebut TBC Telah Bunuh Satu Miliar Manusia di Dunia
Dalam 200 Tahun Terakhir, Menkes Sebut TBC Telah Bunuh Satu Miliar Manusia di Dunia

"Tiap tahun di dunia sekitar 1,3 juta orang meninggal atau dua setengah orang per menit meninggal di dunia," kata Budi

Baca Selengkapnya
Kerugian Akibat Banjir Rob Jakarta Mencapai Rp2,1 Triliun per Tahun
Kerugian Akibat Banjir Rob Jakarta Mencapai Rp2,1 Triliun per Tahun

Kenaikan permukaan air laut sebesar berkisar 1 sampai 15 cm per tahun di beberapa lokasi

Baca Selengkapnya