3 Polisi Way Kanan Lampung Gugur Ditembak saat Gerebek Sabung Ayam, Kapendam II Sriwijaya: Senjatanya Belum Ditemukan
Kapendam menyebut patut diduga kepemilikan senjata api ilegal beredar luas di sana.
Tim gabungan TNI dan polri masih melakukan investigasi terhadap penembakan yang mengakibatkan tiga polisi gugur saat penggerebekan sabung ayam. Meski demikian, dua prajurit TNI sebagai terduga pelaku telah menyerahkan diri.
Kapendam II Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar mengungkapkan, dalam kasus ini tim investigasi perlu ekstra keras untuk mengungkapnya hingga tuntas. Investigasi juga berkaitan dengan konstruksi hukum yang terjadi.
"Terkait sabung ayam dan penembakan, ini masih dalam proses investigasi. Banyak hal secara perlahan dilakukan tim yang sedang bekerja, perlu pengujian dari beberapa laboratorium dan keterangan dari para saksi, semua proses investigasi masih dijalankan," ungkap Kapendam II Sriwijaya Kolonel Eko Syah Putra Siregar, Selasa (18/3).
Kapendam menyebut banyak hal yang perlu diuji, terlebih senjata api yang digunakan belum ditemukan. Dengan demikian belum diketahui senjata jenis api dipakai pelaku dalam penembakan.
"Banyak hal yang diuji, contoh balistik, senjatanya sampai sekarang belum ditemukan, masih dalam proses," kata Kapendam.
"Ini beberapa hal yang harus dipilah (diselidiki) tadi. Mengenai senjata ilegal menjadi pemicu penembakan perlu ada sinkronisasi, terkait dengan keberadaan produksi senjata rakitan juga, nanti lebih lanjut, ada data-data yang harus digali," sambung dia.
Lebih-lebih lokasi sabung ayam dikenal dengan daerah Texas. Kapendam menyebut patut diduga kepemilikan senjata api ilegal beredar luas di sana.
"Nah yang perlu saya tambahkan sedikit, mungkin kita semua tahu bahwa daerah lokasi yang digunakan dalam sabung ayam ini, daerah yang istilahnya Texas, hitam. Artinya senjata-senjata (api) yang beredar di sana yang sudah turun temurun kita ketahui, jadi perbincangan umum, dapat dari mana," ujarnya.
"Dari keterkaitan, apakah pelaku, apakah orang lain yang menggunakan senjata, mohon bersabar kita masih melakukan investigasi di lapangan," tutup Kapendam.
