Aktivitas Vulkanis Kawah Gunung Bromo Meningkat, Masyarakat Diimbau Waspada Letusan Freatik
Waspada terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik signifikan
Mengingatkan agar masyarakat tidak beraktivitas di radius 1 Kilometer dari bibir kawah.
Aktivitas Vulkanis Kawah Gunung Bromo Meningkat, Masyarakat Diimbau Waspada Letusan Freatik
Masyarakat dan wisatawan kawasan Gunung Bromo diminta waspada setelah terjadinya peningkatan aktivitas vulkanis kawah gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mengingatkan agar masyarakat tidak beraktivitas di radius 1 Kilometer dari bibir kawah.
"Masyarakat sekitar Gunung Bromo, serta pengunjung, wisatawan, pendaki, pedagang, pelaku jasa wisata agar tidak memasuki areal dalam radius 1 Km dari kawah aktif Gunung Bromo" kata C Hendro Widjanarko, Kepala BB TNBTS di Malang, Rabu (13/12) malam.
Masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan pengunjung, wisatawan, pendaki, pedagang dan pelaku jasa wisata agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang signifikan.
Imbauan tersebut berlaku sejak diumumkan dan akan dievaluasi kembali jika terdapat perubahan aktivitas secara visual dan instrumental yang signifikan.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebelumnya mengeluarkan peringatan tentang Peningkatan Aktivitas Kawah Gunung Bromo. Hembusan asap kawah berwarna kelabu terjadi dengan intensitas sedang hingga tebal, dengan tekanan sedang kuat dari dalam kawah.
Pengamatan kegempaan menunjukkan masih terekamnya tremor menerus dengan amplitudo 0,5-1 mm (dominan 0,5 mm) yang disertai pula terekamnya gempa vulkanik dalam 3 kali kejadian selama Desember.
"Hal tersebut menunjukkan adanya proses fluktuasi tekanan di dalam tubuh Gunung Bromo yang disertai oleh aliran fluida ke permukaan,"
terang Hendra Gunawan, Kepala PVMBG, Rabu (13/12).
Pengamatan deformasi dengan menggunakan peralatan Borehole Tiltmeter dan Tiltmeter, menunjukkan pola kecenderungan inflasi atau peningkatan tekanan di sekitar tubuh Gunung Bromo selama Desember.
"Potensi bahaya yang bisa ditimbulkan akibat meningkatnya aktivitas kawah Gunung Bromo adalah terjadinya erupsi freatik ataupun magmatik dengan sebaran material erupsi berupa abu dan lontaran batu (pijar) yang dapat mencapai radius 1 km dari pusat kawah, serta keluarnya gas-gas berbahaya bagi kehidupan,"
kata Hendra Gunawan, Kepala PVMBG.