Asian Games 2018, langkah pertama e-sports perkenalkan cabang olahraga elektronik
Merdeka.com - Sosok itu terlihat serius menunduk, memainkan gawainya. Mengenakan kemeja flannel kotak-kotak dan bandana khasnya, Glen Richard terlihat serius memilih hero yang hendak ia gunakan untuk beradu tanding bersama rekan-rekan setim dalam satu sesi latihan persiapan timnas AOV menuju Asian Games 2018. Sesekali cowok yang akrab dengan nama panggilan “Kurus” itu pun melakukan koordinasi dengan anggota lain berikut staf kepelatihan guna membangun taktik serangan maupun bertahan.
Begitulah sekilas gambaran suasana latihan timnas AOV di kantor Garena Indonesia beberapa waktu lalu sebagai persiapan menjelang laga perdana melawan China – Taipei pada 26 Agustus mendatang. Berkat pengalaman segudang memenangkan beragam kompetisi AOV tingkat nasional, Kurus diberi kepercayaan untuk memegang ban kapten timnas AOV di gelaran Asian Games 2018. Tak disangka, permainan yang telah ia mainkan di usia belasan kini berhasil membawanya menapaki jalan hidup untuk membanggakan bangsa dan negara di cabang e-Sports.
-
Bagaimana cara negara memberikan penghargaan kepada atlet? Berbagai negara memberikan hadiah berupa uang kepada atlet Olimpiade mereka. Bahkan ada negara menyediakan hadiah yang sangat tinggi bagi peraih medali.
-
Mengapa negara memberikan hadiah kepada atlet? Setiap negara pun akan mengganjar penghargaan bagi para atletnya yang meraih medali, khususnya mereka yang mendapatkan medali emas.
-
Dimana Opening Ceremony Asian Games 2022 berlangsung? Opening Ceremony Asian Games 2022 digelar di National Stadium Hangzhou, China pada Sabtu (23/9) malam.
-
Kapan Opening Ceremony Asian Games 2022 diadakan? Opening Ceremony Asian Games 2022 digelar di National Stadium Hangzhou, China pada Sabtu (23/9) malam.
-
Apa yang diberikan negara kepada atlet pemenang medali emas? Singapura dikenal karena penghargaannya yang besar. Misalnya, peraih medali emas dapat menerima hingga SGD 1 juta atau setara Rp12 miliar.
-
Siapa yang menunjukkan semangat berolahraga tinggi? Rambut Nirina sudah mengalami ubanan, sebuah tanda penuaan, namun semangatnya dalam berolahraga patut diacungi jempol.
Kurus bukan satu-satunya orang yang memutuskan untuk menjadikan e-Sports dari hobi menjadi profesi. Di Indonesia sendiri, sudah tak terhitung banyaknya para gamer yang memutuskan untuk menekuni ranah ini secara lebih serius. Dan tahukah kamu, bagaimana awal mula kiprah e-Sports dalam memikat hati gamer di seluruh dunia?
Sejarah e-Sports
e-Sports pertama kali digubah menjadi kompetisi terjadi pada tahun 1972, di mana saat itu computer masih amat jarang, tak ada internet, serta belum terlalu banyak jenis video game bermunculan. Universitas Stanford tercatat sebagai venue pertama penyelenggaraan gaming tournament yang diberi titel Intergalactic Spacewar Olympic tersebut. Uniknya, saat itu hadiah utamanya adalah langganan majalah Rolling Stones selama setahun!
Berawal dari situ, periode berikutnya mulai bermunculan kompetisi lain, seperti Space Invader di tahun 1980 yang sukses menyedot total 10.000 peserta! Raihan tersebut sampai disebut-sebut sebagai fenomena luar biasa oleh majalah kenamaan Amerika Serikat, Life dan Time. Era 90-an, teknologi internet mulai merebak di Negeri Paman Sam. Hasilnya, bermunculan pula organisasi yang memiliki punya visi untuk menjadikan kompetisi game online sebagai sebuah industri e-Sports. Pada periode tersebut, tentunya kamu tak asing dengan beberapa kompetisi besar seperti Nintendo World Championship dan Nintendo PowerFest.
Memasuki era millennium, e-Sports mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal ini jelas tak bisa dilepaskan dari pergerakan Korea Selatan dalam ‘mendewakan’ e-Sports secara besar-besaran. Efek dominonya berlanjut dengan kelahiran kompetisi raksasa, seperti World Cyber Games, Intel Extreme Masters, dan Major League Gaming.
Fenomena e-Sports terus berlanjut hingga era modern seperti sekarang. Hadiah kompetisinya bisa mencapai jutaan dollar Amerika Serikat karena dikelola secara amat profesional layaknya sebuah cabang olahraga resmi.
e-Sports dan Pemainnya
Berkaca pada menggiurkannya hadiah yang ditawarkan, tak mengherankan bila pamor e-Sports semakin melejit. Yup, e-Sports sekarang ini dapat digantungkan sebagai pundi-pundi untuk meraup gelimang dollar dari rentetan kemenangan apabila berhasil diraih. Pendapatan yang memungkinkan untuk diperoleh pun terbilang begitu fantastis serta menggiurkan.
Tak perlu jauh-jauh menengok Amerika Serikat atau Korea Selatan, di Indonesia ada banyak sekali atlet e-Sports yang pendapatannya mencapai ratusan juta rupiah. Misalnya saja Hansel Ferdinand yang melejit berkat Counter Strike: Global Offensive (CS:GO) . Karier gamer yang akrab dengan nickname BnTeT tersebut penghasilannya bisa mencapai 325,8 juta rupiah! Namanya makin bersinar ketika direkrut oleh tim raksasa dari Tiongkok, Tyloo.
Hansel “BnTeT” Ferdinand hanya satu di antara banyak contoh gamer sukses yang dimiliki oleh Indonesia. Yang jelas pamor e-Sports benar-benar menukik drastis sekarang ini. Bukti lainnya adalah catatan situs eSport internasional, newzoo.com, yang menyatakan jika Indonesia ternyata memiliki 43,7 juta gamer dengan total dana untuk bermain game mencapai 880 juta dolar Amerika Serikat. Angka ini membuat Indonesia menduduki peringkat ke-16 negara dengan pendapatan dari game terbesar di dunia.
e-Sports Masuk ke Asian Games
Menengok catatan fantastis di atas, tak mengherankan apabila e-Sports untuk pertama kalinya dalam sejarah dimasukkan sebagai salah satu cabang di Asian Games 2018. Total ada enam gim yang dipertandingkan, di antaranya adalah Clash Royale, League of Legends, Star Craft II, Hearthstone, PES 2018, dan Arena of Valor (AOV).
Dari deretan gim di atas, tentu saja highlight tertuju pada AOV yang baru saja di awal tahun lalu berhasil dinobatkan sebagai Best Multiplayer Game di ajang International Mobile Gaming Award (IMGA) 2018. Pencapaian tersebut tak terlalu mengherankan mengingat permainan bergenre Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) telah dimainkan oleh lebih dari 160 juta pengguna aktif setiap bulan di seluruh penjuru dunia.
Meskipun bertajuk ekshibisi, di mana medali yang diperebutkan takkan dihitung, e-Sports tetaplah menjadi cabang bergengsi. Di nomor AOV misalnya, delapan tim dari delapan negara akan bertanding memperebutkan titel sebagai yang terbaik. Timnas AOV Indonesia sendiri dijadwalkan bertanding pada tanggal 26 Agustus 2018 melawan tim China – Taipei.
Dukungan Pemerintah Pada e-Sports
Berita gembira, e-Sports sejak 2014 kemarin telah berhasil mencuri perhatian pemerintah. Dibuktikan dengan diresmikannya Asosiasi Olahraga Elektronik Indonesia atau Indonesia e-Sport Association (IeSPA) sebagai wadah pemeliharaan ekosistem e-Sports di Indonesia. Visi yang diusung oleh wadah naungan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) serta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) ini adalah untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara berprestasi dan disegani di bidang e-Sports.
Keputusan untuk melegalkan badan e-Sports ini jelas sangat penting bagi perkembangannya di masa mendatang. Ini dapat diteladani dari beberapa negara yang telah menerapkan hal serupa, seperti Swedia, Taiwan, Tiongkok, Korea, dan Singapura. Industri e-Sports di negara-negara tersebut berkembang amat pesat, salah satunya dikarenakan dukungan penuh dari pemerintah setempat.
Harapan Timnas e-Sports di Asian Games 2018
Harapan disematkan oleh punggawa e-Sports tanah air yang diberi kepercayaan membawa harum nama bangsa di Asian Games 2018. Dari nomor AOV misalnya, kapten timnas Glen “Kurus” Richard berharap e-Sports dapat terus mengalami perkembangan di masa mendatang. Kemudian, semua jenis kalangan masyarakat dapat mengubah sudut pandang terhadap cabang yang satu ini. Mengingat bila diseriusi secara mendalam, gaming bisa jadi jalan hidup seseorang.
Apa yang terucap dari kapten timnas AOV, Kurus sedikit-banyak mewakili harapan dari para punggawa lain yang terdiri dari Ilham, Muhammad, Farhan, Yay, dan pemain cadangan Franky.Jadi, sudah siapkah kamu memberikan dukungan sepenuhnya pada timnas AOV Indonesia untuk memperebutkan medali pertama dalam cabang e-Sports sepanjang sejarah Asian Games? (mdk/ayu)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024 menjadi momentum penting bagi pengembangan olahraga para e-sport di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, e-sports merupakan industri yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaPresiden sangat antusias mengikuti perkembangan Esports di tanah air, banyak bakat anak-anak muda yang lahir dan berkembangan dengan cepat.
Baca SelengkapnyaKawanJuangGP telah mempersiapkan hadiah jutaan rupiah kepada para pemenang dalam kompetisi gaming ini.
Baca SelengkapnyaIndosat Ooredoo Hutchison telah berkolaborasi dengan Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) dan platform esports mobile game, Garudaku.
Baca SelengkapnyaKota Bontang semakin memperkuat kehadirannya dalam dunia digital dengan menggelar acara Bontang Digital Expo dan E-Sports 2023 yang spektakuler.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia, olahraga menjadi alat persatuan. Selain itu, olahraga membuat sebuah negara bisa dihargai sebagai bangsa yang tangguh dan berprestasi.
Baca SelengkapnyaPemain e-Sport lokal diharapkan dapat bersaing di tingkat nasional.
Baca SelengkapnyaDana yang terkumpul akan disalurkan untuk mendukung pendidikan, kesehatan, dan program bantuan bencana.
Baca SelengkapnyaTak hanya jadi yang terbaik di kejuaraan lokal saja, Rizky juga beberapa kali dipercaya menjadi perwakilan Indonesia dalam berbagai kejuaraan Internasional
Baca SelengkapnyaMuhammad Lutfi, Ketua Komunitas E-Sport UMB, menjelaskan bahwa komunitas ini dibentuk karena tingginya minat mahasiswa terhadap e-sport
Baca SelengkapnyaLiga 1 Esports Nasional 2024 untuk permainan Mobile Legends kini telah memasuki fase play-off, di mana enam tim akan bersaing sengit demi meraih gelar juara.
Baca Selengkapnya