Bawaslu Telusuri Surat Prabowo Ajak Warga Pilih Ridwan Kamil-Suswono
Surat tersebut beredar di media sosial saat masa tenang.
Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja mengaku pihaknya tengah menelusuri surat dukungan Presiden Prabowo Subianto kepada paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Ridwan Kamil-Suswono.
Diketahui, surat tersebut beredar di media sosial saat masa tenang. Salah satu yang menggungah surat dukungan itu Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad.
"Nah itu yang masih dicari pada masa tenang atau pada saat kampanye. Tapi kemudian diulang disiarkan ulang oleh beberapa teman-teman, itu yang perlu kita perhatikan apakah pembuatannya di masa kampanye," kata Bagja, saat diwawancarai di Lapangan TPS 008, Bojong Koneng, Bogor, Rabu (27/11).
Sebab, kalau surat tersebut dibuat pada masa kampanye, maka Bawaslu akan menggunakan aturan tentang kampanye.
"Kalau di masa kampanye kan terikat dengan aturan-aturan tentang kampanye," ujar dia.
Sebelumnya, Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad menggungah surat dukungan Presiden Prabowo Subianto kepada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Ridwan Kamil-Suswono di media sosial.
Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Rani Mauliani membenarkan bahwa surat dukungan tersebut ditulis oleh Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra.
Dia menjelaskan, surat tersebut agar seluruh kader Gerindra DKU Jakarta satu komando mendukung Ridwan Kamil-Suswono.
"Iya betul itu surat dari Pak Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, agar seluruh jajaran kader Gerindra di DKI Jakarta tetap satu komando pada gubernur pilihan beliau yaitu Ridwan Kamil-Suswono, agar Jakarta Baru, Jakarta Maju dan Jakarta menjadi kota global untuk Indonesia," kata Rani, saat dihubungi merdeka.com, Selasa (26/11).
Saat ditanya perihal surat tersebut diunggah di masa tenang jelang pencoblosan Pilkada Serentak 2024, Rani menyebut surat dukungan itu dibuat sebelum Prabowo menjalankan perjalanan kenegaraan.
"Kalau menurut saya mungkin bisa jadi surat tersebut dibuat sebelum beliau melakukan perjalanan dinas tugas negara. Mungkin menjadi heboh karena sebagian orang baru tahu perihal surat tersebut ketika masuk di masa tenang dan dimanfaatkan oleh publik untuk menjadi acuan semangat menjelang pencoblosan," imbuh Rani.