Bayi Orangutan 'Edelweiss' Lahir di Pusat Reintroduksi Jantho, Aceh
Merdeka.com - Satu bayi orangutan ditemukan telah lahir di Pusat Reintroduksi Orangutan Cagar Alam Hutan Pinus Jantho, Aceh Besar, Rabu (26/9).
Bayi itu jenis kelamin jantan ditemukan bersama induknya diperkirakan berusia 3-5 bulan dan yang ketiga lahir di Jantho sejak Program Reintroduksi Orangutan dimulai pada tahun 2011.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Arianto mengatakan, keadaan induk dan bayi dalam kondisi yang sehat, dengan perilaku layaknya orangutan liar. Kondisi bayi masih digendong oleh induknya dan menyusui, belum terpantau mengkonsumsi buah atau daun.
-
Dimana orangutan ditemukan? Kerja keras tim BKSDA, dibantu pegiat Center for Orangutan Protection (COP) dan tim pihak perusahaan tambang, menemukan dua Orangutan Induk dan anaknya hari Jumat (22/9), di kawasan area tambang batu bara di Kilometer 35 Kampung 26 Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur.
-
Apa yang terjadi pada anak orangutan? 'Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan,' kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
-
Kapan Orangutan Tapanuli ditemukan? Seiring perkembangan teknologi terutama di bidang genetika, banyak penemuan baru terkait DNA orang utan di Sumatra. Pada 2017, telah ditetapkan spesies baru, yaitu Orang utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis).
-
Apa ciri fisik yang membedakan Orangutan Tapanuli? Mengutip dari artikel yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat beberapa ciri perbedaan fisik antara Orangutan Tapanuli dengan dua jenis Orangutan lainnya. Pertama, tulang tengkorak dan tulang rahang lebih halus. Kedua, rambutnya lebih tebal dan keriting. Ketiga, Orang utan Tapanuli jantan memiliki jenggot yang menonjol dengan bantalan pipi berbentuk datar. Keempat, perbedaan ukuran gigi geraham dari fosil Orang utan zaman dahulu. Terakhir, panggilan jarak jauh yang berbeda pada jantan dewasa.
-
Bagaimana tim menemukan orangutan? Kerja keras tim BKSDA, dibantu pegiat Center for Orangutan Protection (COP) dan tim pihak perusahaan tambang, menemukan dua Orangutan Induk dan anaknya hari Jumat (22/9), di kawasan area tambang batu bara di Kilometer 35 Kampung 26 Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur.
-
Hewan apa yang ditemukan? Penelitian ini menyoroti pentingnya pelestarian fosil dan penelitian paleontologi dalam mengungkap misteri masa lalu dan memberikan wawasan baru tentang keragaman hayati di planet kita.
Agus menyatakan, kelahiran bayi ketiga ini merupakan pertanda bahwa populasi orangutan berjalan dengan baik. Namun semua pihak harus tetap waspada terhadap adanya ancaman perburuan orangutan dan satwa yang dilindungi lainnya.
Kata Agus, selama pandemi Covid-19 aktivitas pengambilan data orangutan di Jantho dengan metode dari sarang ke sarang sedang dihentikan sementara. Hal ini untuk meminimalisir resiko penyebaran Covid-19 ke orangutan dan satwa lainnya.
Sedangkan aktivitas pemantauan, sebutnya, tetap dijalankan dengan menerapkan protokol kesehatan. Seperti menggunakan masker, menjaga jarak.
"Dan salah satu hasilnya adalah terpantaunya bayi orangutan baru tersebut bersama dengan induknya," kata Agus, Selasa (29/9).
Kata Agus, orangutan adalah jenis satwa liar yang sangat terancam punah dan dilindungi. Sesuai pasal 21 ayat (2) huruf (a) dan pasal 40 Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, setiap orang dilarang menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup.
"Sanksi pidananya adalah penjara maksimal 5 (lima) tahun dan denda sebesar Rp. 100.000.000," katanya.
Manager Pusat Reintroduksi Orangutan Jantho, Mukhlisin menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan induk bayi tersebut adalah orangutan yang bernama 'Edelweiss'.
Kata dia, orangutan Edelweiss merupakan salah satu orangutan pertama yang dilepas di Pusat Reintroduksi Orangutan Jantho pada tahun 2011, dan setelah itu dia langsung menjauh dari kandang dan masuk ke dalam hutan.
Disebutkan Mukhlisin, pada 11 Februari 2020 satu individu orangutan betina yang diduga kuat orangutan Edelweiss sempat terpantau di sekitar Kandang Habituasi di Pusat Reintroduksi. Pemantauan terhadap kondisi orangutan Edelweiss pada saat itu menunjukkan ciri-ciri orang utan hamil dengan perut membesar dan alat kelamin bengkak.
"Orangutan Edelweiss juga masih terpantau untuk beberapa hari berikutnya, tepatnya di area release sebelum akhirnya kembali lagi ke hutan dan menghilang," tutur Mukhlisin.
Sementara Head Ex-Situ, drh. Citrakasih Nente, menambahkan, tujuan program pelepasliaran orangutan di Cagar Alam Jantho adalah untuk membangun populasi liar yang baru bagi orangutan Sumatera sebagai “jaring keamanan” atau “backup”, jika sesuatu yang buruk terjadi pada sisa populasi liar aslinya di dalam dan di sekitar Kawasan Ekosistem Leuser.
Sampai saat ini, kata Nente, lebih dari 120 individu orangutan telah berhasil dilepasliarkan di Cagar Alam Jantho.
"Namun agar kita bisa semakin yakin bahwa populasi baru yang sedang dibangun ini akan bertahan dalam jangka panjang, jumlah nya harus terus bertambah banyak," katanya. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses pemulangannya ke Kalimantan tidak berjalan mudah.
Baca SelengkapnyaSebuah berita gembira menyelimuti Taman Margasatwa Fota di Irlandia dengan kelahiran bayi monyet berwarna oranye terang.
Baca SelengkapnyaSRS TNWK mengatakan kelahiran badak bayi jantan ini merupakan hasil dari induk bernama Delilah.
Baca SelengkapnyaBayi gajah yang belum diberi nama ini merupakan anak ketiga dari induk gajah Suci.
Baca SelengkapnyaSatwa dengan nama latin helarctos malayanus itu kini sudah diserahkan ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
Baca SelengkapnyaKehadiran dua anak Harimau Benggala ini melengkapi koleksi satwa yang ada di Siantar Zoo.
Baca SelengkapnyaRocky jadi gajah keenam yang menghuni Kebun Binatang Surabaya. Ia lahir dari induk betina bernama Lembang.
Baca SelengkapnyaKehadiran ketiga ekor bayi harimau itu disambut dengan suka cita oleh pengelola Safari Solo dan juga masyarakat umum
Baca SelengkapnyaPenghuni Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas bertambah. Seekor badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) lahir di sana, Sabtu (25/11).
Baca SelengkapnyaBayi Gajah Sumatera itu lahir secara normal dengan bobot sekitar 80 kilogram itu pada Jumat (24/11) sekitar pukul 07.00 WITA.
Baca SelengkapnyaDilansir dari 9news.com, pada tanggal 17 Desember lalu, Kebun Binatang dan Kebun Raya Cincinnati merayakan kelahiran seorang bayi okapi jantan ini.
Baca Selengkapnya"Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi,"
Baca Selengkapnya