Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Belajar Agama Jangan Hanya di Internet, Berpotensi Melenceng

Belajar Agama Jangan Hanya di Internet, Berpotensi Melenceng

Belajar Agama Jangan Hanya di Internet, Berpotensi Melenceng

Hijrah itu harus substansial, bisa membawa pelakunya dari keburukan pada kebaikan.

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Abdul Rauf Muhammad Amin mengemukakan bahwa hijrah yang dilakukan seseorang harus memiliki pemaknaan yang kontekstual. Oleh karena itu, menurut dia, hijrah tidak bisa dipandang secara hitam putih. Misalnya, dengan mengartikannya sebagai perpindahan tempat semata. Hijrah itu harus substansial, bisa membawa pelakunya dari keburukan pada kebaikan.

"Tapi, itu sekali lagi tergantung pada cara berpikir. Terkadang anak-anak milenial itu memaknai hijrah perspektif yang konservatif," kata Rauf, dilansir Antara, Selasa (25/7).

merdeka.com

Belajar Agama Jangan Hanya di Internet, Berpotensi Melenceng

Menurut dia, penggunaan istilah hijrah saat ini menjadi cukup tenar, khususnya di kalangan generasi muda atau dikenal dengan istilah hijrah milenial.

"Hijrah itu adalah perubahan pola pikir dari Islam yang radikal dan ekstrim, menjadi Islam yang moderat. Islam yang moderat itu yang sebenarnya dikehendaki dalam Islam, ini yang membutuhkan narasi-narasi yang sustainable agar bisa mengurangi terjadinya tren radikalisme," ujarnya.

merdeka.com

Rauf menekankan urgensi agar generasi muda tidak melakukan klaim kebenaran atau truth claim karena hal itu sebenarnya menunjukkan kurangnya ilmu di dalam memahami Islam. Dia menyarankan agar memperbanyak belajar sehingga bisa mengontekstualisasikan Islam dalam kehidupan nyata. Dia juga menyoroti pentingnya mendapatkan panduan beragama yang valid dan aman, yaitu dengan mempelajari rekam jejak dari dai yang diikuti, apakah moderat atau tidak," katanya.

"Sangat disayangkan apabila dai yang kita jadikan panutan justru mengajarkan intoleransi yang sebenarnya jauh dari nilai-nilai keislaman itu sendiri. Beredarnya banyak kajian di internet yang di isi oleh beragam dai seharusnya membuat kita menjadi lebih selektif dalam mencari pelajaran agama," katanya.

Menurut dia, kesalahan dalam memilih guru bisa membentuk dan mengonstruksi pemahaman beragama menjadi pemahaman yang radikal. Rauf menilai kalau hanya belajar di internet maka sangat potensial untuk melenceng dari pemahaman beragama yang sebenarnya. Rauf mengingatkan bahwa para dai juga memiliki peranan penting dalam memahamkan hijrah secara benar pada masyarakat dan juga harus bisa menjadi sosok yang solutif dalam menjawab berbagai permasalahan umat.

"Dai yang berhasil melakukan kontekstualisasi Islam adalah yang dapat menjadi penolong di tengah sempitnya pemahaman beragama," katanya.

Menurut dia, seorang dai memiliki dua poin yang harus dikerjakan, yaitu pertama, memperbaiki diri dan pemahamannya, kedua harus menarasikan pemikiran dan pemahaman yang baik kepada masyarakat. Dia mengingatkan bahwa seorang dai jangan sampai menjadi bagian dari masalah, tapi justru harus bisa jadi solusi dari persoalan. "Termasuk para dai ini sebenarnya punya dua problem. Di samping dia harus memperbaiki diri dan pemahamannya, dia juga harus menarasikan pemikiran dan pemahaman yang baik kepada masyarakat," ujarnya.

Jaga Etika di Dunia Maya, Sahabat Ganjar Beri Literasi Bijak Berinternet ke Warga Kediri
Jaga Etika di Dunia Maya, Sahabat Ganjar Beri Literasi Bijak Berinternet ke Warga Kediri

Pelatihan literasi itu menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan internet yang lebih positif dan bertanggung jawab di Kabupaten Kediri.

Baca Selengkapnya
Gen Z dan Milenial Kecanduan Pinjol Sampai Rp27 Triliun, Ternyata Ini Penyebabnya
Gen Z dan Milenial Kecanduan Pinjol Sampai Rp27 Triliun, Ternyata Ini Penyebabnya

Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Juni 2023 nilai pinjaman masyarakat Indonesia ke pinjaman online mencapai Rp50,12 triliun.

Baca Selengkapnya
Ganjar Ajak Milenial Jatim Asah Kemampuan dan Keterampilan: Jangan Nikah Dulu
Ganjar Ajak Milenial Jatim Asah Kemampuan dan Keterampilan: Jangan Nikah Dulu

Bakal Capres Ganjar Pranowo menilai generasi milenial memiliki kemampuan adaptasi di tengah pertumbuhan teknologi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Berapa Lama Idealnya Anak-anak Belajar Online? Ini Jawaban Ahli
Berapa Lama Idealnya Anak-anak Belajar Online? Ini Jawaban Ahli

Tak bagus jika anak-anak terus menerus terpapar layar. Ada ideal durasi untuk belajar online.

Baca Selengkapnya
Kemenkominfo Gandeng Keluarga Besar TNI, Dorong Jadi Pegiat Literasi Digital
Kemenkominfo Gandeng Keluarga Besar TNI, Dorong Jadi Pegiat Literasi Digital

Melalui program ini dapat memberikan pengetahuan kepada KBT untuk dapat menjadikan internet sebagai hal yang penuh kebermanfaatan.

Baca Selengkapnya
Manfaatkan Lahan Bekas Tambang, Petani Didorong Pasarkan Hasil Panen Secara Online
Manfaatkan Lahan Bekas Tambang, Petani Didorong Pasarkan Hasil Panen Secara Online

Lahan bekas tambang kini bisa diubah jadi hutan dan menjadi mata pencaharian bagi UMKM di sekitar tambang.

Baca Selengkapnya
Tak Menyahut saat Diajak Ngobrol, Penumpang Perempuan Digebuki Pengemudi Ojol di Bali
Tak Menyahut saat Diajak Ngobrol, Penumpang Perempuan Digebuki Pengemudi Ojol di Bali

Seorang perempuan menjadi korban kekerasan seorang pengemudi ojek online (Ojol) di Bali. Peristiwa itu viral di media sosial.

Baca Selengkapnya
Orangtua Harus Tahu, Ini Batas Usia Minimal Anak-Anak Menggunakan Media Sosial
Orangtua Harus Tahu, Ini Batas Usia Minimal Anak-Anak Menggunakan Media Sosial

Penggunaan media sosial secara teratur dapat mengubah perkembangan otak anak-anak secara berbahaya, bahkan anak-anak di usia 13 tahun.

Baca Selengkapnya
Melalui Literasi Digital, Pelajar Diingatkan Bahaya Narkoba dan Judi Online
Melalui Literasi Digital, Pelajar Diingatkan Bahaya Narkoba dan Judi Online

Data dari BNN, BRIN, NPS di 2021, membuktikan penggunaan narkoba relatif meningkat di Indonesia.

Baca Selengkapnya