Cara Berdakwah yang Baik adalah dengan Memperhatikan Jemaah, Pahami Kaidahnya
Berdakwah adalah proses penyampaian pesan agama yang memerlukan keterampilan dan pendekatan yang tepat agar pesan tersebut dapat diterima dengan baik.
Berdakwah yang baik adalah proses mengajak orang lain ke jalan yang lebih baik dengan cara yang santun, bijaksana, dan efektif.
Cara Berdakwah yang Baik adalah dengan Memperhatikan Jemaah, Pahami Kaidahnya
Berdakwah adalah proses penyampaian pesan agama yang memerlukan keterampilan dan pendekatan yang tepat agar pesan tersebut dapat diterima dengan baik oleh jemaah. Oleh karena itu, kunci sukses dalam berdakwah adalah mengerti kondisi jemaah. Setiap kelompok memiliki karakteristik dan tantangan yang berbeda, sehingga metode dakwah yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi tersebut.
Selain itu, dakwah juga memiliki patokan yang membuatnya jadi lebih bermanfaat dan penuh berkah.
Artikel ini akan membahas bagaimana cara berdakwah yang baik sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan jelas oleh pendengar.
Dengan menggunakan metode yang tepat dan strategi komunikasi yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa pesan dakwah tidak hanya didengar tetapi juga dapat diterima dengan hati yang terbuka.
-
Bagaimana metode dakwah singkat? Metode dakwah bisa bervariasi mulai dari percakapan langsung, ceramah, penerbitan literatur Islam, media massa, dan penggunaan teknologi informasi seperti internet.
-
Bagaimana Syekh Jumadil Kubro berdakwah? Mengutip Liputan6.com, cara Syekh Jumadil Kubro menyebarkan Islam dengan cara berdagang. Dalam berdakwah di kalangan Kerajaan Majapahit, ia berdagang dari lingkungan satu ke lingkungan lain secara sembunyi-sembunyi. Cara itu dilakukan Syekh Jumadil Kubro secara pelan-pelan tapi pasti.
-
Bagaimana Sunan Kalijaga berdakwah? Sunan Kalijaga terkenal dengan cara berdakwahnya yang memanfaatkan media lokal dari suatu daerah.Salah satu yang ia jadikan alat untuk mengenalkan ajaran Islam adalah wayang, dengan tetap mempertahankan sisi ketradisionalannya.
-
Siapa yang biasa memberikan dakwah? Kegiatan dalam agama Islam tersebut dilakukan oleh mereka yang kemudian disebut dengan pendakwah.
-
Bagaimana cara berkomunikasi yang baik? Cara komunikasi yang baik harus dipahami oleh setiap orang agar informasi bisa tersampaikan dengan baik. Beberapa tips cara komunikasi yang baik berikut bisa menjadi referensi: 1. Menjadi Pembuka Pembicaraan Menjadi pembuka pembicaraan (opener) yang baik adalah melakukan leveling atau menyamakan frekuensi dengan masuk kedalam latar belakang atau hal yang disukai lawan bicara. Menjadi opener juga harus berwawasan luas, alangkah baiknya melakukan research untuk membuka topik pembicaraan
-
Bagaimana cara dakwah melalui pernikahan? Perkawinan antara pendakwah Muslim dengan penduduk setempat juga menjadi salah satu metode dakwah. Melalui pernikahan, keluarga dan masyarakat sekitar mengenal dan mempelajari ajaran Islam. Ini mempercepat penyebaran agama Islam di berbagai daerah.
Cara Berdakwah yang Baik
Menyampaikan Dakwah dengan Cara Santun:
Menyampaikan dakwah dengan cara santun sangat penting karena ini dapat membantu menerima sambutan positif dari orang yang akan dijadikan objek dakwah.
Cara santun ini meliputi berbicara dengan lembut, tidak terlalu keras, dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Dengan demikian, orang lain akan lebih terbuka terhadap ajaran yang disampaikan.
Memperhatikan Tingkat Pendidikan dan Kondisi Orang Lain:
Memperhatikan tingkat pendidikan dan kondisi orang lain adalah hal yang sangat penting dalam berdakwah. Ini berarti bahwa dakwah harus disesuaikan dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh orang yang akan dijadikan objek dakwah.
Dengan demikian, materi dakwah dapat dipahami dengan lebih baik dan lebih mudah diterima.
Menggunakan Kitab dan Madzhab Sesuai dengan Yang Umum Digunakan:
Menggunakan kitab dan madzhab sesuai dengan yang umum digunakan oleh para jemaah adalah cara yang baik dalam berdakwah.
Hal ini dapat membantu memahami dan memperhatikan jemaah dengan lebih baik, sehingga dakwah dapat disampaikan dengan lebih efektif.
Menghindari Pembahasan yang Membuat Perbedaan Pendapat:
Menghindari pembahasan yang akan mengacu pada permusuhan dan perbedaan pendapat adalah cara yang baik dalam berdakwah.
Hal ini dapat membantu menjaga keharmonisan dan menghindari konflik dalam proses dakwah.
Menggunakan Metode Dakwah yang Baik Menurut Surat An Nahl Ayat 125:
Surat An Nahl ayat 125 memberikan instruksi yang jelas tentang cara berdakwah yang baik. Ayat ini berbunyi: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih tahu siapa yang mendapat petunjuk." Dengan demikian, dakwah harus dilakukan dengan hikmah (kebijaksanaan) dan pelajaran yang baik, serta bantahan yang dilakukan harus dengan cara yang baik pula.
Mengajak dengan Niat dan Tekad yang Kuat:
Mengajak umat ke jalan yang benar membutuhkan niat dan tekad yang kuat. Hal ini sangat penting karena objek dakwah memiliki beragam pola pikir dan kondisi yang berbeda-beda.
Dengan niat dan tekad yang kuat, dakwah dapat disampaikan dengan lebih efektif dan dapat memudahkan menyampaikan dakwah.
Kaidah dalam Berdakwah
1. Dakwah dengan Ikhlas Mencari Rida Allah
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33)
2. Dakwah dengan Ilmu
‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz rahimahullah mengatakan,
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلُحُ
“Barangsiapa yang beribadah pada Allah tanpa ilmu, maka ia akan membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan banyak kebaikan.” (Majmu’ah Al-Fatawa)
Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu juga pernah mengatakan,
العِلْمُ إِمَامُ العَمَلِ وَالعَمَلُ تَابِعُهُ
“Ilmu adalah pemimpin amalan. Sedangkan amalan itu berada di belakang ilmu.” (Majmu’ah Al-Fatawa)
3. Dakwah dengan Hikmah
Apa maksud dari sebuah hikmah? Hikmah adalah tepat dalam perkataan, perbuatan dan keyakinan, serta meletakkan sesuatu pada tempat yang sesuai.
Allah Ta’ala berfirman,
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)
Terdapat hadis yang menunjukkan hikmah dalam berdakwah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Dari Mu’awiyah bin Hakam As-Sulamiy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku ketika itu shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu ada seseorang yang bersin dan ketika itu aku menjawab ‘yarhamukallah’ (semoga Allah merahmatimu). Lantas orang-orang memalingkan pandangan kepadaku. Aku berkata ketika itu, “Aduh, celakalah ibuku! Mengapa Anda semua memandangku seperti itu?” Mereka bahkan menepukkan tangan mereka pada paha mereka. Setelah itu barulah aku tahu bahwa mereka menyuruhku diam. ...
... Lalu aku diam. Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat, ayah dan ibuku sebagai tebusanmu (ungkapan sumpah Arab), aku belum pernah bertemu seorang pendidik sebelum dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya daripada beliau. Demi Allah! Beliau tidak menghardikku, tidak memukul, dan tidak memakiku. Beliau bersabda saat itu, ‘Sesungguhnya shalat ini, tidak pantas di dalamnya ada percakapan manusia, karena shalat itu hanyalah tasbih, takbir dan membaca Al-Qur’an.’” (HR. Muslim)
4. Dakwah dengan Sabar
Syaikhul Islam mengatakan, “Setiap orang yang ingin melakukan amar ma’ruf nahi mungkar pastilah mendapat rintangan. Oleh karena itu, jika seseorang tidak bersabar, maka hanya akan membawa dampak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.” (Majmu’ah Al-Fatawa.)
Dalam salah satu ayat Al Quran, Luqman pernah mengatakan kepada anaknya,
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ
“Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”
(QS. Luqman: 17)
5. Dakwah harus Mengetahui Keadaan yang Didakwahi
‘Ali bin Abi Thalib radliyallaahu ‘anhu berkata,
حَدِّثُوا النَّاسَ بِمَا يَعْرِفُوْنَ ، أَتُرِيْدُوْنَ أَنْ يُكَذََّبَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ
“Sampaikanlah kepada manusia menurut apa yang mereka ketahui. Apakah engkau menginginkan Allah dan Rasul-Nya didustakan?” (HR. Bukhari.)
“Wahai Abu Abdurrahman (Ibnu Mas’ud), aku ingin engkau memberi pelajaran kepada kami setiap hari.” Dia menjawab, “Sungguh, aku tidak mau melakukan nya karena takut membuat kalian bosan. Aku ingin memperhatikan kalian saat memberi pelajaran sebagaimana Nabi shallallahu’alaihi wa sallam memperhatikan kami karena khawatir kami jenuh dan bosan.”
(HR. Bukhari)