Cerita Lengkap Siswi SMA 3 Hari Hilang di Gunung Slamet, Berawal dari Ikut Opentrip
Siswi SMK itu sebelumnya dikabarkan hilang saat melakukan 'open trip' pendakian di Gunung Slamet bersama rombongan berjumlah 40 orang pada 5-6 Oktober 2024.
Seorang siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Kota Semarang bernama Naomi Daviola Steyanie, akhirnya ditemukan tim Basarnas Cilacap dan Unit Siaga SAR (USS) Banyumas setelah dilaporkan hilang saat mendaki di Gunung Slamet. Naomi sebelumnya dikabarkan hilang saat melakukan 'open trip' pendakian di Gunung Slamet bersama rombongan berjumlah 40 orang pada 5-6 Oktober 2024.
Basarnas Cilacap mengimbau para pendaki gunung khususnya Gunung Slamet, Jawa Tengah, agar selalu memerhatikan faktor keselamatan dan keamanan.
Kepala Basarnas Cilacap M Abdullah mengharapkan para pendaki untuk memerhatikan imbauan tersebut agar kejadian pendaki yang tersesat di Gunung Slamet tidak terulang lagi.
"Persiapkan dengan matang segala keperluan untuk mendaki," kata Abdullah di Cilacap, Selasa (8/10) malam, demikian dikutip Antara.
Proses Evakuasi
Abdullah mengatakan Pihak Basarnas pada Senin (7/10) menerima informasi dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga bahwa ada seorang pendaki yang dikabarkan hilang di Gunung Slamet.
Menurut dia, pendaki yang diketahui bernama Naomi Daviola Setyanie (17), warga Jalan Kauman Baru Blok B-1, Semarang, berangkat mendaki Gunung Slamet bersama rombongan yang berjumlah 40 orang melalui Pos Pendakian Bambangan, Kabupaten Purbalingga, pada Sabtu (5/10) pukul 23.00 WIB.
Setelah selesai melakukan pendakian, kata dia, rombongan pendaki itu kembali ke Pos Bambangan pada Minggu (6/10) pukul 21.24 WIB.
"Akan tetapi pada Senin (7/10), ketua rombongan melaporkan jika salah seorang pendaki, yakni Naomi Daviola Setyanie ternyata belum kembali," kata Abdullah.
Terkait dengan informasi dari Pusdalops BPBD Kabupaten Purbalingga mengenai pendaki yang hilang di Gunung Slamet, dia mengatakan Pihak Basarnas memberangkatkan tim penolong dari Basarnas Cilacap dan Unit Siaga SAR (USS) Banyumas ke lokasi kejadian untuk mencari keberadaan pendaki yang dilaporkan hilang di Gunung Slamet.
Setelah dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan, kata dia, Naomi akhirnya dapat ditemukan dalam kondisi selamat pada Selasa (8/10) pukul 10.15 WIB.
"Naomi ditemukan sekitar 350 meter heading 120 derajat dari Pos 7 pada koordinat 7,14 derajat lintang selatan dan -109,13 bujur timur," ujar Abdullah
Abdullah mengatakan Naomi selanjutnya dievakuasi oleh tim SAR gabungan menuju Pos Pendakian Bambangan di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga.
Setelah tiba di Pos Pendakian Bambangan pada pukul 15.00 WIB, kata dia, Naomi langsung dibawa ke Puskesmas Karangreja untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
"Dengan telah ditemukannya survivor, maka operasi SAR dinyatakan selesai. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh unsur SAR yang sudah terlibat dalam proses evakuasi," kata Abdullah.
Naomi Siswi Aktif di Sekolah
Sementara itu, pihak sekolah menerima kronologi Naomi hilang berawal saat rombongan berangkat dari Base Camp Bambangan, Sabtu (5/10) pukul 23.00 WIB. Rombongan kemudian kembali lagi ke 'base camp' pada Minggu (6/10) pukul 21.24 WIB.
Namun, Senin (7/10) pukul 11.00, ketua rombongan melapor ke pihak 'base camp' Bambangan bahwa ada satu pendaki bernama Naomi Daviola Steyanie (17), pelajar SMK di Kota Semarang belum kembali.
Setelah mendapatkan kabar salah satu siswanya yang hilang ketika melakukan pendakian, Harti mengatakan, pihak sekolah langsung mengirimkan tim untuk membantu pencarian ke Gunung Slamet.
"Alhamdulillah baru saja dapat berita dari tim bahwa (Naomi, red.) sudah ditemukan dalam keadaan selamat," kata Kepala SMKN 3 Semarang Harti, di Semarang, Selasa (8/10).
Harti menjelaskan bahwa siswinya itu memang dikenal aktif berorganisasi, termasuk di pramuka dan kegiatan di lapangan, seperti mendaki gunung.
"Naomi di pramuka aktif, kegiatan di lapangan juga aktif, naik gunung aktif. Kemarin ikut lomba di Bantir Sumowono. Naomi rencananya akan ikut Pramuka Garuda Nasional, tingkatan paling tinggi untuk mewakili sekolah," kata Harti.
Tak Izin ke Tempat PKL
Harti mengaku mengetahui anak didiknya hilang justru berawal dari adanya laporan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) karena masuk tanpa keterangan di instansi tempatnya mengikuti praktik kerja lapangan (PKL) itu.
Begitu mengetahui anak didiknya itu tidak berangkat PKL, Harti langsung konfirmasi kepada orang tua dan pihak keluarga menyatakan Naomi izin untuk mengikuti kegiatan di luar. Padahal, dari pihak sekolah tidak mengadakan kegiatan di luar pembelajaran.
"Dari konfimasi ini, sekolah memang tidak ada kegiatan di luar. Koordinasi dengan teman sesama PKL, didapati informasi bahwa Naomi mau 'open trip' mendaki ke Gunung Slamet. Kita pun langsung koordinasi dengan pihak Gunung Slamet dan melakukan 'tracking' dari berita-berita yang muncul," kata Harti.
Berkaitan dengan itu, Harti pun mengimbau orang tua agar lebih mengawasi dan memperhatikan anak-anaknya karena harus ada komunikasi yang baik antara anak dan orang tua untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
"Komunikasi yang jujur antara anak dengan orang tua dan sekolah. Karena orang tua menyayangkan kenapa dilaksanakan sendiri, (Harus, red.) ada izin orang tua dan ada tim sehingga menghindari yang seperti ini," kata Harti.