Siswi SMPN 101 Jakarta Diculik dan Dirampok, Sekolah Sebar Foto Pelaku
Pelaku menggunakan modus pura-pura memberi informasi palsu bahwa ibu korban mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang setelah mengantarnya ke sekolah.
Seorang siswi SMPN 101 Palmerah, Jakarta Barat menjadi korban penculikan dan perampokan. Pelaku masih diburu polisi dan pihak sekolah menyebarkan fotonya.
Siswi berinisial S itu diculik dan dirampok pria tidak dikenal pada Kamis (25/7) sekira pukul 05.21 WIB. Kepala SMPN 101 Jakarta Yuni Supangkat memaparkan, S berinisiatif datang pukul 05.21 WIB atas inisiatifnya sendiri karena dia adalah pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
"Mau meluruskan, kami tidak pernah menugaskan anak-anak untuk piket (jam 05.21 WIB), memang kebiasaan siswa itu datang pagi sampai jam segitu sudah pada datang," jelas Yuni di SMPN 101 Jakarta, Kamis (1/8).
Saat kejadian, petugas satuan pengamanan (satpam) sekolah sedang izin lantaran kakaknya sedang sakit.
"Karena satpam enggak bisa, jadi tukang sapu jaga. Pada saat itu, satpam kakaknya sedang sakit keras, meninggal Jumat, yang ada saat itu ada petugas kebersihan sekolah," jelas Yuni.
Saat itulah pria tak dikenal masuk ke lingkungan sekolah dan memanggil siswi S. Dia memberi informasi palsu bahwa ibu S yang mengantar siswi itu ke sekolah mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang.
S pun menanyakan ciri-ciri ibunya dan pria tak dikenal itu menjabarkannya dengan benar. Siswi S pun mengikuti pria itu. Dia diajak pergi hingga ke jembatan penyeberangan orang (JPO) wilayah Gatot Soebroto. S kemudian dijatuhkan ke aspal. Harta bend siswi itu, berupa anting dan cincin, raib diduga diambil pelaku.
Pihak sekolah telah menyebar selebaran wajah pria yang melakukan penculikan dan perampokan itu. Selebaran-selebaran itu ditempel di sejumlah titik Jalan Inspeksi Kali Grogol, Palmerah, Jakarta Barat.
"Jadi kami itu dari Babinsa diinstruksikan untuk memasang wajah pelaku. Karena memang pelaku itu kemarin kan belum sampai ditangkap, masih diintai terus," kata Yani.
Pihak sekolah juga mengimbau siswanya untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah percaya dengan orang yang tidak dikenal.
"Pertama, ketika di hari Senin (pasca kejadian) kan langsung hari Senin ada kegiatan, langsung kami memberikan pengarahan kepada guru maupun siswa agar satu ketika ada orang yang tidak dikenal maka tidak begitu percaya saja," kata Yuni.
Kemudian, kata Yuni, murid harus memberi tahu kepada guru serta petugas dalam sekolah jika ada orang tidak dikenal datang menjemput.
"Yang kedua, juga kepada para guru ataupun petugas itu, harus mengecek orang yang bersangkutan siapa, kemudian mengonfirmasi betulkah ini ada kakak atau saudara mereka (murid)," katanya.
Jangan sampai informasi menjadi tidak akurat. "Dikonfirmasi dahulu apabila ada sebuah informasi," imbau Yuni seperti dilansir Antara.