Dahnil Anzar: Banyak yang Ragu Ketika Prabowo Jadi Menteri Pertahanan
Dahnil Anzar menjawab keraguan publik lewat buku terbarunya.
Dahnil menjawab keraguan publik lewat buku
Dahnil Anzar: Banyak yang Ragu Ketika Prabowo Jadi Menteri Pertahanan
Juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak meluncurkan buku terbarunya berjudul 'Politik Pertahanan', di gedung Tendean, Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (20/9).
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah politikus serta tokoh penting lainnya seperti anggota komisi I DPR Dave Laksono, Pengamat Militer ISESS Khairul Fahmi, wartawan senior Kompas Erna Carilone dan Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian.
Dahnil Simanjuntak mengatakan, dari buku Politik Pertahanan inilah ia menjawab keraguan masyarakat dan rekan politisi lainnya saat Probowo menjadi Menhan.
"Banyak yang ragu ketika Pak Prabowo jadi menteri pertahanan, kemudian saya dipilih terkait literasi pertahanan, keraguan itu wajar mengingat latar belakang saya bukan dari militer, sehingga keraguan itu wajar," kata Dahnil kepada wartawan.
Dahnil menjelaskan alasannya memilih kata Politik Pertahanan untuk judul bukunya. "Kenapa saya pilih Politik Pertahanan bukan Diplomasi Pertahanan, di banyak literatur penggunaan kata 'politik' itu menjadi satu hal dengan kebijakan," beber Dahnil.
Tidak hanya bercerita mengenai bukunya, dia juga menceritakan kinerja Prabowo Subianto sebagai Menhan yang banyak dikaitkan ke ranah politik.
"Kemudian banyak sekali kalangan pengamat biasa itu menarik-narik pekerjaan Pak Prabowo itu ke ranah politik praktis, padahal anda perhatikan selama 3-4 tahun Prabowo jadi Menhan beliau nyaris tidak bicara politik, tapi beliau fokus bicara pertahanan," ujarnya.
Dia menegaskan Prabowo sejak awal hanya ingin bekerja memperkuat pertahanan Indonesia. "Kami sadari betul tantangan-tantangan yang dihadapi Prabowo sebagai Menhan yang sejak awal beliau ingin kerja sebagai Menhan dan memperkuat pertahanan," lanjut Dahnil.
Selain itu, Dahnil juga menceritakan tantangan yang dilalui saat menulis buku 'Politik Pertahanan'.
"Politik bicara bagaimana dia berkompromi, bernegosiasi supaya kita sepakat, kita atur hidup kita bersama. Jadi melalui buku ini saya ingin mempersempit gap itu," pungkasnya.
Reporter magang: Ardhya Fausta