Data PB IDI: 2172 Tenaga Kesehatan Meninggal Akibat Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) membeberkan bahwa sebanyak 2.172 tenaga kesehatan dinyatakan telah meninggal dunia akibat menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Berdasarkan data PB IDI per tanggal 8 Maret 2023, dari 2.172 tenaga kesehatan tersebut 756 di antaranya merupakan para dokter. Kematian terbanyak terjadi pada dokter umum, kemudian disusul oleh dokter kandungan di peringkat kedua.
Rincian lainnya, 718 jiwa lainnya berasal dari profesi perawat, 421 jiwa adalah bidan, 33 jiwa ahli gizi atau nutrisionis, 25 jiwa tenaga sanitasi lingkungan, dua jiwa teknik kardiovaskuler, 25 terapis gigi dan mulut.
-
Siapa yang paling banyak memiliki korban? Korban Wahyu Kenzo mencapai 272 Orang dengan kerugian Rp 241 Miliar.
-
Siapa yang lebih berisiko meninggal? Setelah lebih dari satu dekade, 1.871 individu yang retina mereka terlihat lebih tua lebih mungkin meninggal.
-
Kenapa penyakit jantung menjadi penyebab kematian terbanyak? Penyakit jantung merupakan salah satu hal yang paling umum menyebabkan kematian di dunia, termasuk Indonesia.
-
Apa penyebab alami kematian manusia? Kematian karena penyebab alami sangat umum terjadi. Penyebab alami yang dimaksud dalam hal ini adalah segala sesuatu yang bukan merupakan kecelakaan atau hal lain yang dipengaruhi oleh suatu kekuatan eksternal, seperti kecelakaan atau pembunuhan.
-
Siapa yang mengatakan sebagian besar korban tewas adalah warga sipil? 'Tentara Israel mengatakan 9.000 teroris telah terbunuh sejak perang Gaza dimulai,' kata laporan itu.Namun, para perwira dan tentara Israel mengatakan kepada Harretz, 'mereka sering kali adalah warga sipil yang satu-satunya kejahatannya adalah menyeberangi garis tak terlihat yang dibuat oleh tentara Israel.'
-
Siapa yang paling banyak menewaskan jurnalis? Serangan Zionis Israel ke Gaza telah menewaskan lebih banyak jurnalis dibandingkan konflik manapun sepanjang tiga dasawarsa terakhir, kata CPJ.
Kemudian 22 jiwa ahli teknologi laboratorium medik, 13 jiwa perekam medis, 14 jiwa tenaga kesehatan masyarakat, 40 jiwa tenaga teknis kefarmasian, 11 optometris, tujuh jiwa promosi kesehatan, 24 jiwa radiografer, dua jiwa okupasi terapis, satu jiwa terapis wicara, 12 jiwa elektromedis dan 46 jiwa dokter gigi.
“Jumlah yang dipaparkan ini masih terus di-update karena masih banyak yang membutuhkan verifikasi. Angka yang sebenarnya tentu jauh lebih besar,” kata Sekretaris Jenderal PB IDI Ulul Albab seperti dilansir dari Antara, Kamis (9/3).
Menurutnya, meskipun Indonesia telah berjuang untuk bangkit sampai pada titik bisa merasakan masa new normal dan semua pihak telah bekerja sama supaya pandemi terkendali, kisah soal pandemi Covid-19 tidak boleh pernah dilupakan atau bahkan hilang dalam kurun waktu 5-15 tahun lagi.
Sebab selama masa itu, banyak pasien di luar penyakit Covid-19 seperti ibu hamil tidak mendapatkan layanan kesehatan yang semestinya. Banyak pasien bahkan harus mengalami sulitnya mendapatkan oksigen yang ketika itu tersedia dalam jumlah terbatas.
Para tenaga kesehatan juga banyak yang tumbang, akibat kelelahan bekerja tanpa henti memberikan pelayanan. Ia mengatakan setiap hal yang terjadi selama pandemi harus diambil hikmahnya untuk direnungkan, dan dijadikan pembelajaran untuk menghadapi berbagai jenis pandemi yang berpotensi terjadi di masa depan.
Oleh karenanya, Dokter Spesialis Kandungan itu meminta setiap pihak terutama media, untuk mengabadikan tiap momen pilu tersebut agar perjuangan setiap tenaga kesehatan yang gugur tidak sia-sia.
Dalam kesempatan itu, PB IDI menyarankan supaya tanggal 15 Maret dijadikan sebuah hari peringatan khusus untuk merefleksikan kembali keterpurukan akibat Covid-19. Ia menyarankan hari itu dijadikan sebagai Hari Pandemi Nasional atau Hari Kesadaran Kesehatan.
“Bagaimanapun juga mereka pahlawan buat kita semuanya, tanpa pengorbanan mereka kita tidak bisa sampai di titik ini. Kita harus peringati dengan begitu, kita bisa memberikan hikmah, pembelajaran dan lebih siap lagi kalau ada pandemi di masa yang akan datang,” tutup Ulul.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rinciannya, 136 orang di tingkat kecamatan atau PPK. Di tingkat PPS desa kelurahan ada 696 orang.
Baca SelengkapnyaDari data terbarunya, ada 84 petugas pemilu yang meninggal dunia dengan rincian 71 dari unsur KPU dan 13 dari Bawaslu
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa ada 13.675 petugas pemilu yang tengah dirawat.
Baca Selengkapnya6.333 Puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan yang sesuai standar.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.
Baca SelengkapnyaKepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi merinci data petugas pemilu yang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaJumlah ini berasal dari data yang terhitung sejak 14 Februari hingga 22 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes mencatat 27 kasus kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKPU Catat per 16 Februari: 23 Petugas KPPS dan 3 PPS Pemilu Meninggal Dunia
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, penyebab kematian terbesar karena stroke dan serangan jantung.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca Selengkapnya