Detik-Detik Ibu Tien Soeharto Mengembuskan Napas Terakhir, Ditemani Pak Harto, Sigit dan Tommy
"Ini kok tidak seperti biasanya?" ujar Presiden Soeharto yang cuma dapat dua ikan saat memancing di perairan sebelah barat Anyer.
Presiden Soeharto punya firasat saat memancing di Anyer.
Detik-Detik Ibu Tien Soeharto Mengembuskan Napas Terakhir, Ditemani Pak Harto, Sigit dan Tommy
Raden Ayu Hj Siti Hartinah atau biasa disapa Ibu Tien Soeharto wafat pada tanggal 28 April 1996. Namun banyak rumor menyeruak terkait meninggalnya istri Presiden Indonesia kedua, Jenderal Besar Purnawirawan Soeharto ini, bahkan ada isu beliau wafat karena tertembak.
Jenderal Polisi (Purn) Sutanto meluruskan isu tersebut dan memberikan penjelasan detail detik-detik sebelum Ibu Tien wafat. Dia membantah ada penembakan. Seperti dikutip dari Buku 'Pak Harto The Untold Stories'.
"Ini kok tidak seperti biasanya?" ujar Presiden Soeharto yang cuma dapat dua ikan saat memancing di perairan sebelah barat Anyer, Jumat 26 April 1996.
Sore menjelang Magrib, cuaca di lokasi makin tak menentu. Presiden Soeharto dan rombongan akhirnya merapat ke kapal TNI-AL yang lebih besar.
"Itu merupakan pengamanan standar untuk pemimpin negara dengan status VVIP (very very important person). Karena gelombang makin besar dan angin berembus kencang, dengan alasan keselamatan, semua tamu penting pindah ke kapal AL,"
ujar Sutanto.
Soeharto tak ditemani Ibu Tien saat mancing tersebut, beliau memiliki acara sendiri mengunjungi sentra pembibitan buah Mekarsari.
Saking bahagianya melihat tanaman yang tengah berbuah di Mekarsari, Ibu Tien sampai lupa bahwa dirinya tak boleh jalan terlalu lama karena riwayat sakit jantung.
Saat Soeharto pulang esok harinya dari Anyer, beliau melihat Ibu Tien tengah istirahat. Dini harinya atau tepatnya pukul 04.00 WIB, Ibu Tien kena serangan jantung.
"Ibu Negara sulit bernapas. Dalam kondisi genting segera diputuskan untuk membawa Ibu Tien ke RPSAD Gatot Subroto, tempat beliau sebelumnya beberapa kali menjalani pemeriksaan. Saya melihat dokter kepresidenan Hari Sabardi memberi bantuan awal pernafasan dengan tabung oksigen. Saya sendiri turut membawa Ibu Negara dari rumah ke mobil dan selanjutnya ke RSPAD. Saat itu, selain Pak Harto, Mas Tomy dan Mas Sigit ikut mendampingi,"
ujar Sutanto.
Dokter Kepresidenan Hari Sabardi melakukan segala upaya penyelamatan medis terhadap Ibu Tien, namun Allah SWT berkehendak lain.
"Sekitar pukul 05.10 Ibu Tien mengembuskan napas terakhir dan meninggalkan berbagai kenangan kepada seluruh rakyat Indonesia," jelas Sutanto.
Menurut Sutanto, Pak Harto terus mendampingi Ibu Tien di rumah sakit. Meski kesedihan terlihat dari raut wajah Soeharto.
"Saya menyaksikan langsung bagaimana Pak Harto mengalami kesedihan yang amat mendalam. Bagaimanapun, seorang pasti sedih kehilangan pendamping hidupnya selama puluhan tahun. Ibu Tien telah banyak berkorban dan menemani Pak Harto dalam suka dan duka. Namun dalam keadaan itu Pak Harto tetap nampak tegar, tenang dan tabah," jelas Sutanto.
Beberapa hari setelah Ibu Tien meninggal, lanjut dia, beredar isu Ibu Negara meninggal karena dua anak lelakinya, Mas Bambang dan Mas Tomy, berebut proyek mobil nasional dan sempat terjadi baku tembak antara keduanya. Salah satu tembakan diisukan mengenai Ibu Tien.
"Itu adalah rumor dan cerita yang sangat kejam dan tidak benar sama sekali. Saya saksi hidup yang menyaksikan Ibu Tien terkena serangan jantung mendadak, membawanya ke mobil, dan terus menunggu di luar ruangan saat tim dokter RPSAD melakukan upaya medis," ungkap dia."Saya harap jangan sampai rumor tidak benar itu tetap dipercaya oleh sebagian orang yang hingga kini terus menganggapnya benar," tutur Sutanto.