Loyalis Sukarno, Letjen Hartono Tewas Dibunuh atau Bunuh Diri?
Hartono dikenal sebagai sosok yang sangat setia kepada Presiden Sukarno, bahkan ketika kekuasaan Sukarno mulai melemah.
Letnan Jenderal KKO Hartono merupakan komando pasukan khusus di Korps Komando (KKO) Angkatan Laut yang memiliki kekuatan besar pada masanya. Ia menjabat sebagai komandan KKO sejak tahun 1961.
Hartono dikenal sebagai sosok yang sangat setia kepada Presiden Sukarno, bahkan ketika kekuasaan Sukarno mulai melemah. Hingga kini, kematian Hartono masih menjadi misteri.
-
Bagaimana Lettu Soejitno meninggal? Melihat Belanda tengah sibuk, Soejitno mengambil senapan mesin Lewis yang dibawa Harjono dan menembakkannya ke arah musuh di seberang. Nahas, tanpa sepengetahuannya ternyata di wilayah selatan, yakni di Glendeng, Belanda telah memperkuat pertahanan dan mengamankan proses pemasangan jembatan. Soejitno dilempari sebutir granat yang kemudian meledak di dekatnya. Tak hanya itu, mengutip Instagram @tuban_bercerita, peluru juga mengenai badan Soejitno. Ia pun gugur di lokasi perlawanan.
-
Siapa yang terbunuh dalam pembantaian di Hargorejo? Tercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.
-
Kapan Lettu Soejitno meninggal? Pada 14 Januari 1949, Belanda berhasil menyeberangi Bengawan dan menduduki Desa Glendeng. Hal ini membuat pertahanan pasukan Indonesia menjauhi penyeberangan. Pada sore hari tanggal 14 Januari 1949, Lettu Soejitno berangkat menuju pertahanan di Kaliketek untuk menemui komandan pertahanan kota, Lettu Bambang Soemantri.
-
Mengapa Raden Ario Soerjo dibunuh? Dihimpun dari berbagai sumber, tepat tanggal 18 September tahun 1948 PKI mulai melancarkan pemberontakan di Madiun.
-
Apa cita-cita Jenderal R Hartono? Menjadi perwira di korps baret merah adalah impian setiap Taruna Akademi Militer sejak dulu. Begitu juga dengan Taruna R Hartono dan kawan-kawan akrabnya. Mereka bercita-cita masuk Korps Infanteri dan masuk ke Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD, kini Kopassus) setelah dilantik menjadi perwira muda di Lembah Tidar.
-
Dimana Lettu Soejitno gugur? Perjuangan Kawasan Glendeng yang merupakan perbatasan Bojonegoro dan Tuban jadi salah satu lokasi pertempuran antara tentara penjajah dengan pribumi. Di sinilah, Lettu Soejitno gugur ketika usianya baru 23 tahun.
Apakah ia bunuh diri atau dibunuh?
Pernyataan Letjen KKO Hartono yang terkenal adalah ‘Putih kata Bung Karno, putih kata KKO. Hitam kata Bung Karno, hitam kata KKO’. Hal ini ia sampaikan sekitar November 1965.
Pernyatan ini mencerminkan loyalitas mutlak KKO kepada Sukarno, namun di kemudian hari menjadi bumerang bagi Hartono dan pasukan baret ungu.
Setelah Soeharto naik ke tampuk kekuasaan, pengaruh Hartono dan KKO perlahan-lahan dilemahkan.Tersingkirnya Sukarno membuat Hartono juga ikut tergusur dari militer.
Ia ‘didubeskan’ pada November 1968 di Korea Utara. Pemerintah Orde Baru memang gencar memburu Sukarnois atau orang-orang dekat Sukarno.
Nasib Tragis Menimpa
Namun, tragedi tragis menimpa Hartono pada 6 Januari 1971. Ia ditemukan tewas dengan luka tembak di bagian belakang kepala. Menurut laporan resmi pemerintah, Hartono meninggal karena bunuh diri.
Namun, pernyataan ini diragukan oleh istrinya, Grace Walandaow Hartono, serta sejumlah petinggi KKO. Malam sebelum kematiannya, ada dua orang dari militer yang datang ke rumah Hartono.
Sekitar pukul 01.00 dini hari, ia bahkan sempat memesan kopi untuk kedua tamunya. Namun, sekitar pukul 03.00 menjelang subuh, terdengar suara tembakan, dan Hartono ditemukan sudah tak bernyawa.
“Ketika itu ada dua orang sebelum malamnya Pak Hartono meninggal, ada dua orang dari Korps Militer yang datang ke Pak Hartono. Dua orang ini ngobrol-ngobrol dengan Pak Hartono dan sekitar jam 1 Pak Hartono pesan kopi untuk dua orang itu, dan sekitar jam 3 mau pas mau subuh, itu terdengar tembakan ke kaca.”
“Ketika didatangi oleh orang tuanya, Pak Hartono sudah terkulai dengan kepala tertembus peluru dan darah di mana-mana. Orang itu sudah tidak ada,” ucap Hendi Jo, seorang sejarawan, ketika diwawancarai oleh merdeka.com dalam Youtube dengan tajuk Marinir Mau Selamatkan Soekarno Dari Tahanan Soeharto, 22 Oktober 2015.
Sederet Kejanggalan
Menurut Hendi Jo, kejanggalan lainnya adalah barang bukti pistol yang tergeletak di depan Hartono ketika dia disinyalir bunuh diri, bukan pistol jenis yang dimiliki Hartono. Jenis pistol yang tergeletak didekatnya adalah pistol FN, sedangkan pistol miliki Hartono adalah pistol makarov.
“Itu menjadi masalah bagi keluarga Pak Hartono,” ungkap Hendi Jo.
Kejanggalan lainnya yang menguatkan kecurigaan mereka yakni, Hartono sebagai perwira Angkatan Laut tidak dibawa ke rumah sakit Angkatan Laut (AL), tapi ke rumah sakit Angkatan Darat (AD).
Bahkan, pihak keluarga tidak boleh memandikan jenazah dan mengautopsi. Sang istri, Grace Walandaow Hartono juga mengungkapkan bahwa ia tidak percaya dengan keterangan alasan kematian Hartono.
Menurutnya, selama ia mengenal Hartono, suaminya adalah orang yang rasional, mau seberat apapun masalah yang dihadapinya ia tidak akan bunuh diri.
Sementara itu, beberapa kolega Hartono di KKO juga berpendapat bahwa kematian Hartono sangat kental dengan warna politiknya. Ali Sadikin dan Maulwi Saelan salah satu yang mengungkapkannya.
Hartono Dibunuh
Letjen Ali Sadikin, yang juga berasal dari korps Marinir mengatakan tidak mempercayai hal ini.
“Hartono dibunuh secara misterius dan bukannya bunuh diri seperti yang resmi diumumkan,” kata Maulwi Saelan, pengawal Sukarno, dalam buku Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66: Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa.
Sementara menurut Laksamana Soedomo, mengutip dari buku The Children of War, menyatakan kepada pers bahwa Hartono bunuh diri karena kecewa Marinir diperkecil kekuatannya.
Pernyataan pemerintah sendiri disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik yang menyatakan bahwa sebab kematian Hartono adalah pendarahan di otak.
“Ini merupakan keterangan resmi pemerintah dan sudah tidak akan ada lagi penjelasan-penjelasan lain,” ujar Adam Malik seperti dikutip oleh Julius Pour dalam buku G30S: Fakta atau Rekayasa.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti