Perubahan Pola Makan Lebaran Bisa Picu Masalah Kesehatan, Ketahui Cara Mengatasinya
Perubahan drastis pola makan saat Lebaran dapat memicu gangguan metabolisme; pentingnya menjaga konsumsi makanan sehat dan seimbang untuk mencegah masalah.

Lebaran, momen berkumpul keluarga dan menikmati hidangan lezat, seringkali diiringi tantangan menjaga pola makan. Makan berlebihan dapat meningkatkan risiko kesehatan seperti kenaikan berat badan dan gangguan pencernaan. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan strategi tepat agar tetap sehat selama Lebaran. Artikel ini membahas perubahan pola makan saat Lebaran dan dampaknya terhadap kesehatan, serta memberikan tips untuk tetap mengonsumsi makanan sehat.
Perubahan pola makan signifikan pasca-puasa Ramadhan dapat menyebabkan gangguan metabolisme. Dilansir dari ANTARA, Prof. Dr. dr. Em Yunir, SpPD-KEMD, dari FK-UI, menjelaskan, "Jadi ada kenaikan tekanan darah yang tidak terkendali, gula darah, terus berat badannya juga berlebihan sehingga semua ini berisiko untuk menambah resiko penyempitan atau sumbatan pada dinding pembuluh darah yang tentu ini kita tidak inginkan." Selama Ramadhan, tubuh mengalami penurunan berat badan, lemak, kolesterol, dan trigliserida, serta tekanan darah dan gula darah terkontrol. Namun, kebiasaan makan berlebihan saat Lebaran dapat membatalkan manfaat tersebut.
Satu ketupat saja mengandung 152 kalori, dan belum termasuk kue-kue dan minuman manis. Kelebihan 500 kalori per hari dapat meningkatkan berat badan 0,5 kg per minggu. "Kalau kita tidak menjaga, kita tidak memperhatikan pola makan seperti itu, jangan sampai lonjakan-lonjakan pola makan yang berubah ini akan membawa dampak yang kurang baik," tegas Prof. Yunir. Akibatnya, risiko hipertensi, peningkatan gula darah, obesitas, dan penumpukan kolesterol meningkat, yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan mengganggu organ vital.
"Faktor makanan masuk lebih banyak yang biasa kita butuhkan, itu akan berubahlah di dalam tubuh kita, pecah menjadi sejumlah lemak, yang namanya kita bilang asam lemak, yang kemudian akan meledak ke dalam seluruh sistem kita, kemudian akan mengganggu fungsi sel beta pankreas, mengganggu penyerapan pada sel-sel otot, mengganggu hati, mengganggu ke ginjal, dan sebagainya," jelas beliau.
Dampak Buruk Pola Makan Tidak Sehat Saat Lebaran
Perubahan drastis pola makan selama Lebaran dapat berdampak buruk bagi kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit kronis. Kelebihan kalori dan lemak akan diproses tubuh menjadi asam lemak, yang dapat mengganggu berbagai organ vital, seperti pankreas, otot, hati, dan ginjal. Hal ini dapat memperparah kondisi kesehatan, misalnya bagi penderita diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, obesitas, dan hipertensi. Oleh karena itu, penting untuk tetap mengontrol asupan makanan dan menjaga pola makan sehat, meskipun sedang merayakan Lebaran.
Secara terpisah, Lilik Fauziyah, Edukator Gizi Nasional RSUP Cipto Mangunkusumo, menekankan pentingnya mengonsumsi makanan sehat dan seimbang, termasuk bagi penderita diabetes. "Anjuran makan untuk penyandang diabetes sebetulnya hampir sama dengan masyarakat pada umumnya," ujarnya. Perencanaan pola makan yang baik bertujuan untuk mencapai kadar glukosa darah normal, kadar lipid darah optimal, dan berat badan ideal. Makanan harus seimbang, mencakup energi, protein, lemak, serat, dan karbohidrat, serta memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, dan cairan.
Makanan Lebaran tradisional seperti ketupat, opor ayam, dan kue-kue manis, meskipun lezat, tinggi kalori dan lemak. Konsumsi berlebihan dapat mengganggu keseimbangan nutrisi dan berdampak buruk bagi kesehatan. Lilik menyarankan alternatif makanan sehat seperti pecel, urap, lotek, atau gado-gado sebagai pilihan yang lebih seimbang. Selain itu, aktivitas fisik seperti berkebun atau membersihkan rumah dapat membantu membakar kalori dan menjaga kesehatan.
Tips Menjaga Pola Makan Sehat Saat Lebaran
- Batasi makanan berlemak dan tinggi kolesterol: Pilih makanan yang diolah dengan cara yang lebih sehat, seperti direbus, dikukus, atau dipanggang.
- Perhatikan porsi makan: Makan secukupnya dan jangan sampai berlebihan. Bagi makanan menjadi beberapa porsi kecil agar lebih mudah dikendalikan.
- Konsumsi makanan tinggi serat: Serat membantu memperlancar pencernaan dan membuat Anda merasa kenyang lebih lama.
- Pilih camilan sehat: Pilih buah-buahan segar atau kacang-kacangan sebagai alternatif camilan yang lebih sehat daripada kue-kue manis.
- Minum cukup air putih: Air putih membantu melancarkan metabolisme tubuh dan mencegah dehidrasi.
- Tetap aktif bergerak: Lakukan aktivitas fisik secara teratur, minimal 150 menit per minggu, untuk membakar kalori dan menjaga kesehatan.
- Jangan langsung balas dendam makan: Setelah berpuasa, hindari langsung mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak dan tinggi kalori. Biasakan makan secara bertahap dan pilih makanan yang sehat.
Menjaga pola makan sehat selama Lebaran bukan berarti menghindari semua makanan favorit. Kuncinya adalah keseimbangan dan pengaturan porsi. Dengan menerapkan tips di atas, Anda dapat menikmati momen Lebaran dengan lebih sehat dan bahagia, tanpa harus khawatir dengan risiko kesehatan.
Dengan memperhatikan pola makan dan melakukan aktivitas fisik secara teratur, kita dapat mencegah dampak buruk perubahan pola makan saat Lebaran dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Ingatlah bahwa kesehatan adalah aset berharga yang perlu dijaga, tidak hanya saat Lebaran, tetapi juga sepanjang tahun.