Donald Trump Ingin Relokasi Warga Gaza ke RI, Jusuf Kalla: Sesuatu yang Tidak Mungkin
Jusuf Kalla yakin Presiden Prabowo Subianto pun tidak akan setuju dengan wacana tersebut.

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla alias JK menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump melalui utusannya untuk Timur Tengah, Steve Witkoff yang menyebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu lokasi yang dipertimbangkan untuk menampung pengungsi dari Gaza, Palestina.
“Saya kira itu sesuatu yang tidak mungkin,” tutur Jusuf Kalla di Gedung Pengurus Pusat DMI, Matraman, Jakarta Timur, Senin (27/1).
Jusuf Kalla yakin Presiden Prabowo Subianto pun tidak akan setuju dengan wacana tersebut. Terlebih, untuk merekonstruksi Gaza justru dibutuhkan tenaga dalam negeri.
“Kalau rekonstruksi justru dibutuhkan orang, dibutuhkan tenaga kerja, dan mereka orang-orang Palestina kuat-kuat bekerja. Coba bayangkan, Gaza sendiri bisa membangun 450 kilometer terowongan di tengah kota. Bayangkan itu kemampuan teknologi daripada pihak Palestina sendiri,” jelas dia.
Jika warga Palestina dipindahkan, maka tentu dibutuhkan pekerja dari asing yang bahkan kemampuannya mungkin tidak setara dengan masyarakat Gaza itu sendiri.
“Jadi kalau mereka dipindahin siapa lagi yang membangun negerinya. Dibutuhkan lagi orang-orang dari Afrika atau dari China untuk membangun negeri itu, tidak tentunya. Orang Palestina di mana-mana bekerja, bekerja di Timur Tengah dan lain sebagainya,” ungkap Jusuf Kalla.
Indonesia saja untuk membangun terowongan proyek Mass Rapid Transit atau MRT membutuhkan bantuan Jepang. Sementara Palestina berhasil membuat 450 kilometer terowongan sendiri.
“Jadi tidak benar Itu Amerika untuk pindahkan ke Indonesia dua juta orang, itu pasti kita menolak, Presiden menolak, dan semua orang menolak,” Jusuf Kalla menandaskan.
DMI akan Bangun 10 Masjid di Gaza
Dewan Masjid Indonesia (DMI) memulai pengumpulan dana untuk pembangunan 10 masjid semi permanen untuk warga Gaza, Palestina, hari ini, Senin (27/1). Targetnya, saat memasuki bulan Ramadan, seluruh masjid sudah dapat terbangun.
“Lebih dari satu tahun setengah di Gaza, ada seribu masjid yang dihancurkan oleh pihak Israel. Karena itu, ada perencanaan sementara untuk membangun masjid-masjid semi permanen dulu,” tutur Ketua Umum DMI Jusuf Kalla.
“Targetnya bulan Ramadan ini (selesai 10 masjid),” sambungnya.
Menurut Jusuf Kalla, pembangunan 10 masjid untuk Gaza itu akan menggunakan dana DMI yang sebelumnya telah terkumpul. Sementara, target pembangunan 100 masjid nanti akan melibatkan alokasi dana dari seluruh masjid di Indonesia.
“Sementara ini, telah diputuskan sendiri untuk segera membangun 10 masjid. Tapi untuk perencanaan lanjut, bulan Ramadan ini kita harapkan bahwa masjid, jamaah masjid, dalam rangka mengumpulkan sadaqah, infaq, dan zakat, itu menyumbangkan untuk kira-kira 5 sampai 10 persen sesuai kemampuan masjid masing-masing untuk program pembangunan masjid di Gaza,” jelas dia.
Dia berharap seluruh masjid di Indonesia dapat ikut mendukung upaya pembangunan masjid untuk warga Gaza, Palestina. DMI sendiri berencana membuka kerja sama dengan Baznas dan pihak terkait lainnya.
“Tadi kita sudah bicara dengan Muhammadiyah juga, Muhammadiyah barusan ini sudah siapkan juga. Nanti kita bersama-sama semua, kita atur. Memang yang kita harapkan kalau kita bisa kumpulkan minimum Rp30 miliar,” Jusuf Kalla menandaskan.