Fidya Kamalinda: Atlet Taekwondo Dikira Hilang Selama 10 Tahun, Ternyata Kabur dari Rumah
Fidya Kamalinda, atlet taekwondo asal Bandung, mengungkapkan alasan di balik hilangnya dirinya selama 10 tahun akibat kekerasan dalam keluarga.

Fidya Kamalinda, seorang atlet taekwondo berbakat asal Bandung, baru-baru ini mencuri perhatian publik setelah dilaporkan hilang selama sepuluh tahun oleh orang tuanya. Kabar yang beredar di media sosial menyebutkan bahwa ia menjadi korban penculikan, namun Fidya dengan tegas membantah isu tersebut. Dalam penjelasannya, ia mengungkapkan alasan yang mengejutkan di balik kepergiannya, yaitu kekerasan fisik dan psikis yang dialaminya sejak usia lima tahun.
Fidya menjelaskan bahwa kekerasan yang dialaminya, terutama dari sang ayah, berlangsung selama bertahun-tahun. Ia mengaku sering mengalami penjambakan, tendangan, dan bentuk kekerasan lainnya yang membuatnya merasa tidak aman di rumah.
“Saya pergi untuk menyelamatkan diri dari situasi yang tidak sehat dan berbahaya,” ungkap Fidya dalam sebuah video.
Dia juga menceritakan bagaimana orang tuanya sering membawanya ke dukun untuk meminta 'air doa' dan 'mandi bunga' sebelum pertandingan, yang semakin menambah beban psikologis yang ia rasakan.
Setelah meninggalkan rumah, Fidya menikah siri di Bekasi dan kini telah dikaruniai seorang anak. Ia menjelaskan bahwa keberanian untuk pergi dari rumah didorong oleh kemandirian yang ia peroleh dari berjualan online.
“Saya berhasil mengumpulkan tabungan yang cukup untuk memulai hidup baru,” tambahnya.
Meskipun telah menjalani kehidupan yang berbeda, Fidya tetap menyimpan rasa sayang kepada orang tua dan saudara kandungnya, serta berharap mereka dapat menerima dirinya dan keluarganya.
Proses Pencarian Fidya oleh Keluarga
Pihak keluarga, khususnya ayahnya, Hindarto, telah melaporkan kehilangan Fidya ke Polda Jabar pada tahun 2015. Selama bertahun-tahun, keluarga melakukan pencarian secara mandiri, namun baru menemukan Fidya setelah satu dekade. Dalam proses pencarian tersebut, Hindarto mengaku sangat merasa kehilangan dan tidak tahu harus berbuat apa.
“Kami hanya ingin tahu keberadaan Fidya dan berharap dia baik-baik saja,” katanya dengan nada haru.
Setelah penemuan Fidya, ayahnya juga menemukan surat nikah yang diduga milik Fidya. Namun, keaslian surat nikah tersebut diragukan karena tidak melibatkan dirinya sebagai wali nikah. Hal ini menambah kerumitan dalam hubungan antara Fidya dan keluarganya. Meskipun demikian, Fidya menegaskan bahwa ia tidak ingin hubungan ini menjadi semakin rumit.
“Saya berharap bisa menjelaskan semuanya dan memulai kembali hubungan yang lebih baik,” ujarnya.
Viral di Media Sosial
Kisah Fidya Kamalinda menjadi viral di media sosial, memicu berbagai reaksi dari publik. Banyak yang memberikan dukungan terhadap keberanian Fidya untuk berbicara tentang pengalaman traumatisnya.
“Saya sangat mengagumi keberanian Fidya untuk mengungkapkan kebenaran,” ungkap salah satu netizen. Di sisi lain, ada juga yang skeptis terhadap cerita yang disampaikan Fidya, terutama terkait dengan isu penculikan.
Masyarakat diharap dapat lebih memahami kompleksitas situasi yang dihadapi Fidya. Dukungan moral dan pemahaman terhadap kondisi psikologis yang dihadapi korban kekerasan dalam rumah tangga sangat penting.
“Kita harus lebih peka terhadap isu-isu seperti ini, agar tidak ada lagi korban yang merasa terasing,” tambah seorang aktivis hak asasi manusia.
Masa Depan Fidya
Fidya kini berusaha untuk membangun kehidupannya kembali. Ia berharap dapat memberikan yang terbaik untuk anaknya dan membangun hubungan yang lebih baik dengan keluarganya.
“Saya ingin anak saya tumbuh dalam lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang,” ujarnya dengan penuh harapan.
Fidya juga bertekad untuk terus berkarir di dunia taekwondo dan menjadi inspirasi bagi orang lain yang mengalami situasi serupa.
Dengan semangat yang tinggi, Fidya berusaha untuk membuktikan bahwa meskipun masa lalu kelam, masa depan masih bisa diubah.
“Saya percaya setiap orang memiliki kesempatan untuk memperbaiki hidupnya,” tutupnya dengan optimis.