Peristiwa "Kudatuli" 27 Juli 1996 ditandai dengan penyerbuan kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta. Peristiwa ini buntut dari dualisme yang terjadi di tubuh partai. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
FOTO: PDIP Gelar Teatrikal Penyerbuan 27 Juli 1996, Peringatan Peristiwa "Kudatuli", Hasto hingga Ganjar Hadir
Peringatan peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 atau yang dikenal sebagai "Kudatuli," digelar di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu (27/7/2024). Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, didampingi oleh sejumlah petinggi partai. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Hasto didampingi Ketua DPP PDIPGanjar Pranowo, Ribka Tjiptaning, Eriko Sotarduga, Yasona Laoly, Wiryanti Sukamdani, serta Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Yoseph Aryo Adhie. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Acara peringatan ini juga diisi teatrikal yang memperlihatkan momen penyerbuan kantor PDIP pada 1996 lalu. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Penyerbuan ini merupakan buntut dari dualisme yang terjadi di tubuh partai, yang kala itu memunculkan konflik internal. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Peristiwa Kudatuli yang terjadi pada 27 Juli 1996 merupakan salah satu momen kelam dalam sejarah politik Indonesia, yang ditandai dengan penyerbuan kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Peristiwa tersebut terjadi karena ada perebutan kantor DPP PDI antara massa Megawati Soekarnoputri dengan massa dari kubu Soerjadi. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Hasto Kristiyanto menekankan pentingnya mengenang peristiwa tersebut sebagai pengingat akan perjuangan demokrasi dan persatuan di dalam partai. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Ganjar Pranowo, yang juga hadir dalam acara tersebut, menambahkan bahwa peringatan Kudatuli bukan hanya sekadar mengenang masa lalu, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkuat komitmen partai dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Pada kesempatan itu, ganjar terlihat memakai kaos hitam bertuliskan Kudatuli. Foto: merdeka.com / Arie Basuki