Ganjar Sebut Banyak Pemuda Tidak Tertarik pada Partai Politik, Begini Respons Jaringan Aktivis 98
Ganjar anak-anak muda saat ini lebih tertarik untuk memilih menjadi presiden dibandingkan masuk dalam partai politik.
Ganjar anak-anak muda saat ini lebih tertarik untuk memilih menjadi presiden dibandingkan masuk dalam partai politik.
Ganjar Sebut Banyak Pemuda Tidak Tertarik pada Partai Politik, Begini Respons Jaringan Aktivis 98
Aktivis yang tergabung dalam Jaringan nasional Aktivis '98 atau Jarnas '98 merespons pernyataan bakal Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo, yang menyebut banyak pemuda tidak tertarik pada partai politik.
Ketua Umum Jarnas '98 Sangap Surbakti menyinggung jumlah generasi muda sangat besar di Pemilihan Umum 2024.
"Dari data CSIS itu sendiri, pemilih muda (generasi z dan milenial) itu populasinya mencapai 60 persen dari total pemilih pada 2024 mendatang. Jumlah ini besar lho," kata Sangap kepada wartawan, Jakarta Timur, Kamis (9/11).
Sangap menilai pemuda saat ini sangat melek politik dan antusias masuk ke dalam Partai politik untuk mengikuti proses politik. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya pemuda yang menjadi anggota sayap-sayap partai. Selain itu, ada pula Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mayoritas dihuni pemuda.
"Saya ingatkan Ganjar untuk tidak asal bunyi. Coba dia lihat di PDIP, banyak tuh anak muda di sayap partai seperti Banteng Muda Indonesia (BMI), Taruna Merah Putih (TMP), Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM). Di Golkar ada AMPG dan masih banyak lagi di beberapa partai," beber Sangap.
Sebelumnya diberitakan, Ganjar mengatakan anak-anak muda saat ini lebih tertarik untuk menjadi seorang pemimpin. Sehingga, mereka tidak tertarik untuk masuk dalam partai politik.
Apa yang disampaikannya itu berawal saat Ganjar lebih dulu bercerita saat dirinya pernah menjadi mahasiswa dan mengikuti aktivitas demo atau aksi.
"Saya beraktivitas di politik ada unsur hobinya di situ. Karena waktu mahasiswa itu suasana anak mudanya membahana," kata Ganjar dalam acara Centre of Strategic and International Studies, Selasa (7/11).
"Pada saat itu kami berpikir setiap kali, kami demo selalu saja responsnya belum seperti yang kita inginkan. Maka betul pilihan saya adalah masuk politik, masih PDI belum perjuangan pada saat itu," sambungnya.
Kemudian, selanjutnya ia mengungkapkan, jika anak-anak muda saat ini lebih tertarik untuk memilih menjadi presiden dibandingkan masuk dalam partai politik.
"Kemudian itu saya sampaikan pada anak-anak muda yang banyak sekali tidak tertarik pada partai politik, karena wajah partai politik sering kali menjadi ya banyak catatan lah begitu," ungkapnya.
"Tetapi itu buat saya tantangan dan sebuah pilihan. Sehingga pada saat saya menyampaikan pada anak-anak muda, apakah kamu tertarik pada partai politik untuk bergabung? Ternyata sebagian tidak. Tapi ketika saya tanya, apakah kamu tertarik jadi bupati atau wali kota, tertarik jadi gubernur, tertarik jadi presiden? Mereka tertarik," tambahnya.