Ganjar Sebut Anak Muda Lebih Tertarik Jadi Presiden daripada Masuk Parpol
Ganjar lebih dulu bercerita saat dirinya pernah menjadi mahasiswa dan mengikuti aktivitas demo atau aksi.
Situasi saat ini lah yang mendorong mereka menjadi anak-anak yang instan.
Ganjar Sebut Anak Muda Lebih Tertarik Jadi Presiden daripada Masuk Parpol
Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo mengatakan, jika anak-anak muda saat ini lebih tertarik untuk menjadi seorang pemimpin. Sehingga, mereka tidak tertarik untuk masuk dalam partai politik.
Apa yang disampaikannya itu berawal saat Ganjar lebih dulu bercerita saat dirinya pernah menjadi mahasiswa dan mengikuti aktivitas demo atau aksi.
"Saya beraktivitas di politik ada unsur hobinya di situ. Karena waktu mahasiswa itu suasana anak mudanya membahana," kata Ganjar dalam acara Centre of Strategic and International Studies, Selasa (7/11).
"Pada saat itu kami berpikir setiap kali, kami demo selalu saja responsnya belum seperti yang kita inginkan. Maka betul pilihan saya adalah masuk politik, masih PDI belum perjuangan pada saat itu," sambungnya.
Kemudian, selanjutnya ia mengungkapkan, jika anak-anak muda saat ini lebih tertarik untuk memilih menjadi presiden dibandingkan masuk dalam partai politik.
"Kemudian itu saya sampaikan pada anak-anak muda yang banyak sekali tidak tertarik pada partai politik, karena wajah partai politik sering kali menjadi ya banyak catatan lah begitu," ungkapnya.
"Tetapi itu buat saya tantangan dan sebuah pilihan. Sehingga pada saat saya menyampaikan pada anak-anak muda, apakah kamu tertarik pada partai politik untuk bergabung? Ternyata sebagian tidak. Tapi ketika saya tanya, apakah kamu tertarik jadi bupati/wali kota, tertarik jadi gubernur, tertarik jadi presiden? Mereka tertarik," tambahnya.
merdeka.com
Menurut eks Gubernur Jawa Tengah ini mengaku, situasi saat ini lah yang mendorong mereka menjadi anak-anak yang instan atau tidak melalui proses.
"Jadi situasi yang mendorong mereka menjadi anak-anak instan hari ini memang, ya terimalah dengan lapang dada. Tugas kita yang lebih senior untuk memberikan edukasi kepada mereka bahwa proses itu penting," ujarnya.
"Termasuk bagaimana memahami proses dalam politik luar negeri kita. Sehingga kita boleh punya kepentingan nasional, tapi kita tidak bisa mengabaikan, karena kita hidup jadi bagian dari dunia," pungkasnya.