Hasil Tes Lab Keluar, Pasien Suspek Mpox di Bali Ternyata Negatif
Sebelumnya dilaporkan, ada satu pasien Mpox di Pulau Dewata itu.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali, I Nyoman Gede Anom mengungkapkan hasil pemeriksaan terhadap pasien suspek Mpox atau cacar monyet di wilayahnya. Sebelumnya dilaporkan, ada satu pasien Mpox di Pulau Dewata itu.
"Terkait pemberitaan itu dilaporkan satu kasus suspek Mpox pada tanggal 1 September 2024 dan telah dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil negatif," kata Gede Anom dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/9).
Dia memastikan Pemprov Bali meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Mpox. Salah satu caranya, berkoordinasi dengan Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK).
"Kewaspadaan Mpox di tingkat provinsi telah dilakukan dengan membuat surat kewaspadaan Mpox ke kabupaten dan kota serta melakukan koordinasi dengan BBKK, untuk kewaspadaan di pintu masuk seperti bandara dan pelabuhan serta menyiapkan rumah sakit serta lab pemeriksaan Mpox bila ada kasus suspek Mpox," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI melaporkan ditemukan kasus suspek Mpox di Bali, Yogyakarta, Kalimantan, dan Jakarta.
Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi menyebut, ada tujuh sampel suspek Mpox yang sedang diperiksa.
"Sampai saat ini masih ada tujuh sampel yang dalam pemeriksaan, sementara yang lain sudah negatif (Mpox)," kata Nadia di Gedung Nusantara I DPR RI Jakarta, Selasa (3/9).
Kementerian Kesehatan mencatat, ada 88 kasus Mpox di Indonesia. Kepala Tim Kerja Penyakit Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan Endang Burni Prasetyowati menyebut, dari 88 persen kasus di Indonesia, kondisi penyerta yang paling banyak ditemukan adalah HIV serta sifilis.
"Nah ini, penemuan kasus ini jadi mix ya Bapak-Ibu sekalian, ditemukan di klinik HIV, dia memang sudah sebagai pasien HIV, rutin dengan minum obat, kemudian berobat dengan gejala Mpox. Jadi ada lesi dan kemudian kita curiga ke arah Mpox dan kemudian dilakukan pemeriksaan spesimen dan kemudian terbukti bahwa kasus tersebut terinfeksi oleh Mpox," katanya.
Endang mengatakan, dari keseluruhan penderita Mpox itu, 60 persen merupakan laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama laki-laki (LSL), dan 96,5 persen adalah laki-laki. Selain itu, yang paling banyak adalah usia-usia produktif, antara 30-39, namun ada juga yang berusia di atas 50 tahun.
"Nah ada tiga yang perempuan, tapi ini ada dua yang memang tertular dari suaminya, kemudian yang satu ini belum mengaku di dalam wawancaranya," kata Endang.
Dia menuturkan, meskipun 97 persen kasus Mpox bergejala, 3 persen asimptomatis, sehingga perlu dilakukan pencarian melalui kontak erat. Meskipun asimptomatik, katanya, tetap dilakukan pemeriksaan spesimen sesuai panduan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Namun demikian, katanya, melakukan pencarian kontak erat untuk cacar monyet memiliki kesulitan tersendiri, mengingat penderita paling banyak adalah LSL. Sehingga, untuk membangun kepercayaan, mereka bekerja sama dengan kelompok pendamping HIV.
"Dari 88 ini semuanya sembuh, dan memang tidak semua itu dilakukan perawatan di rumah sakit, jadi apabila memang lesinya itu tidak terlalu banyak, kemudian juga kondisi penyertanya tidak terlalu berat, maka bisa dilakukan isolasi secara mandiri di rumah," katanya.